Aku membuka mataku perlahan karena Sinar matahari yang sangat menggangu tidurku." Selamat pagi, nona."
Aku menatap Allen, sang pemilik suara yang berdiri disisi ranjangku dengan tatapan datar.
Aku mengangkat kedua lenganku yang langsung ditangkap Allen. Lalu ia menarikku, membuat posisiku berubah dari terbaring menjadi duduk.
Hal ini sudah menjadi kebiasaan. Setiap hari, Allen selalu membangunkanku dengan cara seperti ini. Tak terkecuali hari libur seperti ini, Allen tetap akan datang kekamarku pagi-pagi dan membangunkanku dengan cara seperti ini.
Bukan! Bukannya aku malas hingga harus ditarik seperti itu oleh Allen. Itu kemauannya sendiri. Katanya cara itu adalah cara yang paling efektif untuk membuatku beranjak dari tempat tidur.
Huh, aku masih ingin tidur. Tetapi Allen sudah menarikku dari ranjang empukku dan sekarang aku sudah berada di kamar mandi.
" Air hangat dan baju sudah saya siapkan." Kata Allen dengan bahasa formal.
Aku mengangguk acuh. Biasanya kalau pagi begini memang Allen akan bersikap sebagaimana mestinya. Mungkin karena otaknya masih fresh jadi dia bersikap normal.
Allen mendekat ke arahku, lalu mengikat rambutku menjadi sebuah cepolan tinggi.
" Saya akan menunggu nona di meja makan."
******
Aku melangkah menuruni tangga dengan gerakan pelan. Hari libur bisa membuatku lebih bersantai.
Aku tersenyum puas melihat dress yang dipilihkan allen. Ia memilihkan sebuah dress tanpa lengan berwarna merah gelap dominan dengan bentuk kotak-kotak yang ku pakai saat ini.
Terkadang jika sedang malas, aku akan menyuruh Allen untuk menyiapkan bajuku. Walau kata 'terkadang' itu bisa diartikan 'terlalu sering' dalam kamus keseharianku. Entah mengapa seleraku dan Allen memang cocok, jadi aku membiarkannya menjadi penata busanaku.
Aku mengernyit saat sampai di meja makan. Disana hanya ada Allen dan makanan yang sudah siap terhidang.
" Apa Papa sudah berangkat?"
Allen mengangguk sambil menarik kursi untuk ku duduki.
Huh, lagi-lagi papa selalu sibuk. Sudah 2 hari aku tidak sarapan dengan papa. Bertemu pun hanya sebentar. Apa papa tidak merindukanku.
" Tuan bilang, ia akan makan malam bersama nona."
Aku menatap Allen dengan pandangan menilai. " Benarkah?!"
Allen mengangguk mengiyakan tak lupa dengan senyumannya.
Allen memberikan sebuah mangkuk yang berisi bubur. Semalam perutku sakit, jadi Allen menyiapkan sarapan bubur di pagi hari.
Aku menyendok pelan bubur itu, lalu memasukannya ke dalam mulutku.
Enak.
Masakan Allen memang juara!
Aku melirik Allen yang sedang tersenyum tipis ke arahku. Apa Allen memperhatikan ekspresiku tadi hingga dia tersenyum seperti itu?
Aku menyendokan lagi dan lagi. Tanpa memedulikan Allen yang memasang wajah nampak puas.
Tunggu!!
Kenapa ada sedikit warna oranye di buburku yang tinggal sedikit ini.
Aku langsung menatap Allen.
" Kau memasukan wortel ke buburnya?!" Kataku dengan suara menggelegar.Tidak, aku bukannya menuduh. Tetapi bukti sudah berada di depan mata. Aku benci wortel. Sangat-sangat tidak menyukainya. Dan Allen dengan wajah santainya mengangguk mengiyakan.
Aku langsung mendorong mangkuk berisi bubur itu dengan gerakan sedikit kasar hingga suara dentingan mencapai indera pendengaran ku.
Masa bodoh, aku kesal sekali. Allen menyebalkan...
" Wortel bagus untuk kesehatan, nona."
" Tetapi aku tidak suka!" Kataku setengah membentak.
Dan aku paling tidak suka senyum meremehkan yang saat ini berada di wajah Allen. Ia melirik mangkuk didepanku.
Pipiku memerah.
Aku tahu, saking tidak sadarnya, ternyata aku hampir menghabiskan bubur wortel yang tidak kusadari itu. Dan itu memang enak!
Allen menyingkirkan mangkuknya dari hadapanku.
" Baiklah, nona mau makan apa?"
Aku menatap Allen tajam. " Kau pikir aku rakus? Aku sudah kenyang!"
Tanpa menatap Allen, aku langsung pergi meninggalkan meja makan menuju kamarku.
Huh, dasar Allen menyebalkan!!
******
Allen tersenyum melihat mangkuk bubur yang hampir dihabiskan nonanya.
Walaupun gadis itu marah pada akhirnya, tetapi Allen telah berhasil membuat Ryuna memakan wortel.
Allen ingin Ryuna mendapatkan vitamin yang bagus untuk tubuhnya dari sayuran oranye yang tidak disukai nonanya itu.
Dan ia hampir berhasil. Semoga saja kedepannya Ryuna akan menyukainya.
" Allennnnnnnnnnn"
Tuh kan, walaupun marah-marah. Tetapi nonanya tidak akan mendiamkannya untuk waktu yang lama. Paling hanya bisa bertahan 5 menit.
Allen berjalan menghampiri nonanya.
Kira-kira apa yang akan diminta nonanya itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Butler, Allen
Romantiksekumpulan kisah manis antara nona muda Ryuna dan pelayannya. " Allen, ayo berpacaran! " Ucap Ryuna datar. Mata Allen terbelalak. " Nona.." bahkan suaranya sampai tercekat saking terkejutnya. " Aku tak punya pilihan. Aku harus membuat gadis-gadis an...