Part 28

59 5 0
                                    

Hari yang dinanti-nantikan anak kelas tiga di kelas Joano dan Luna akhirnya tiba. Hari ini adalah hari ulang tahun Bella, yang mana setiap tamu undangan dibebaskan untuk memakai kostum dengan pilihan yang mereka inginkan, dan siapa yang memakai kostum terbaik akan menjadi pemenangnya.

Tepat pukul tujuh malam satu per satu tamu undangan berdatangan ke rumah Bella, mereka disambut dengan iringan live music dan dekorasi pesta yang megah nan mewah.

Senada dengan dekorasi acara, kostum para tamu undangan tak kalah menarik perhatian, mereka memakai kostum dengan berbagai jenis tema dan karakter dalam film Disney hingga Marvel.

Pesta ulang tahun Bella yang ke-17 tiba-tiba berubah seperti pagelaran kostum atau pesta Halloween di Negara-negara Barat sana, sangat meriah dan penuh suka cita bagi mereka yang menikmatinya.

Tak kalah dari teman-teman yang lainnya, Luna hadir dengan kostum black swan selutut beserta aksesoris topeng menutupi sebagian wajahnya. Begitu pula Joano yang memakai kostum pangeran dalam film Cinderella.

Selagi menunggu yang punya acara muncul ke permukaan, semua tamu undangan sibuk mengobrol dengan kelompok mereka masing-masing sambil menikmati berbagai hidangan yang tersedia.

Sementara itu, di sudut lain nampak Luna sedang berdiri sendirian menunggu Bianca yang tak kunjung datang, sebelumnya gadis itu sudah menampakkan batang hidungnya dengan memakai kostum Princess Jasmine dalam film Aladdin, tapi setelah lima belas menit mereka bercengkrama Bianca pergi entah kemana, katanya hanya sebentar tapi ia tak kunjung datang ke hadapan Luna.

Luna sungguh merasa bosan dalam penantian itu, apalagi Joano juga meninggalkannya karena diseret paksa oleh dua kawannya, Mike dan Alfian, jadi kesendirian Luna di tengah pesta itu sungguh terasa menyiksa. Biasanya Luna tidak mempermasalahkan tentang kesendiriannya dan ia senang dengan itu, tapi entah kenapa hari ini ia butuh teman untuk diajak cerita, butuh teman untuk sekedar ditanya mau mengambil makanan lagi atau tidak.

Meski begitu, tidak mungkin juga kan Luna tiba-tiba gabung ke kelompok yang tak akrab dengannya? Luna tidak pandai basa-basi seperti kebanyakan orang, apalagi yang tidak sejalan dengannya. Sungguh menguras energinya. Terdengar arogan memang, tapi begitulah Luna yang malas belajar tentang bagaimana bersosialisasi dengan sesamanya.

"Hi, Daniel. Lo baru datang." Untungnya beberapa detik kemudian Daniel lewat di hadapan Luna, jadi kebosanannya sedikit teratasi.

Daniel berhenti sejenak dan mengamati orang yang memanggilnya, setelah mengenali sosok tersebut ia memasang wajah sumringan lalu menghampiri Luna. "Astaga Luna, gue kira siapa. Keren banget pakai konstum itu."

Luna tersenyum malu mendengar pujian Daniel. "Makasih Daniel."

"Gue lupa kalau acaranya hari ini, jadi pakai kostum seadanya deh."

Luna kembali tersenyum mendengar keluh-kesah Daniel, padahal setelan formal yang dianggap seadanya itu terlihat mewah dan pas di tubuhnya, tapi tetap saja orang yang mengenakan pakaian itu tetap tidak puas. Sekarang Luna baru tahu jika untuk urusan tampil di hadapan banyak orang Daniel sangat perfectionist. Oh ya, Luna lupa kalau Daniel adalah orang yang suka tampil, jadi ia harus mempersiapkan banyak hal untuk menunjang penampilannya itu.

Baru saja Luna ingin menyanjung penampilan Daniel, tiba-tiba Bianca hadir di tengah-tengah mereka. Luna menduga sahabatnya itu memang sengaja meninggalkannya hingga Daniel datang makanya ia tak kunjung kembali, ah, Luna terlalu berpikir macam-macam. Ia tidak se-spesial itu sampai harus dibuatkan skenario seperti di film-film.

"Hi Daniel. Waduh, lo udah cocok banget buat hadir di Red carpet. Keren banget! Iya nggak, Lun?"

Seperti biasa Bianca selalu menggodanya semua yang berurusan dengan Daniel. Untunglah ia tidak cerita kalau Daniel pernah mengungkapkan perasaannya, kalau iya, habis Luna digodain sama Bianca.

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now