Part 29

51 5 0
                                    

Joano sebenarnya sedikit sebal saat Mike dan Alfian menyeret dirinya dari hadapan Luna karena ia masih ingin berlama-lama dengan gadis itu, tapi apa boleh buat jika mereka sudah memaksanya untuk ikut gabung, tidak ada pilihan lain selain menurut. Lagi pula Luna tidak sendiri, masih ada Bianca yang menemani gadis itu di sana.

Di tengah para tamu undangan yang berada tak jauh dari panggung utama, Joano berusaha untuk menikmati acara tanpa keberadaan Luna di sampingnya. Ia mendengar, memberi respon segala cerita yang Mike dan alfian ceritakan, sesekali Joano tertawa, sesekali ia nampak serius dan sesekali ia mencuri-curi pandang ke arah Luna, memastikan bahwa gadis itu tidak hilang dari pandangannya.

Tak lama Bianca pergi meninggalkan Luna, membiarkan gadis itu sendirian di tengah keramaian pesta. Joano beberapa kali ingin menghampiri dan menemani Luna, tapi duo kampret temannya itu selalu menghalangi dengan berbagai macam pertanyaan yang kurang penting seperti gel rambut apa yang Joano kenakan hingga menebak gaun apa yang akan Bella kenakan.

Selama mengobrol dengan Mike dan Alfian beberapa kali Joano mendengus sebal, apalagi saat melihat Luna dan Daniel bertegur sapa di sana, sungguh membuat lelaki itu meradang. Entahlah, apa yang membuatnya merasa seperti itu, yang jelas Joano kesal akan keberadaan Daniel di samping Luna.

Beberapa menit berlalu, Joano masih ingin kabur dari hadapan Mike dan Alfian tapi lagi-lagi mereka berdua mencegah kepergiannya sampai pada akhirnya sang punya acara menampakkan diri.

"Buset si Bella cakep banget!" Ucap Alfian.

"Gue sampe sekarang masih nggak percaya kalau bisa temenan sama dia." Tambah Mike.

"Bener asli. Gue juga nggak percaya."

"Beruntung banget cowok yang bisa dapetin dia."

"Gue bisa nggak, ya?"

"Nggak deh kayaknya."

Begitulah komentar Mike dan Alfian saat memuji kecantikan Bella. Meski begitu Joano nampak acuh, pandangannya masih tertuju ke arah Luna.

"Joano Putra, mana Joano Putra. Kesini kamu, Joano Putra."

Panggilan MC tidak juga dihiraukan oleh Joano, lelaki itu masih menjadikan Luna sebagai pusat perhatiannya.

"Jo dipanggil noh Jo." Bisik Mike sambil menyenggol lengan Joano.

Joano tersentak seketika lalu menyadari semua tatapan mengarah padanya.

"Joano Putra, mana Joano Putra. Kesini kamu, Joano Putra." Ulang MC memanggil Joano.

Tanpa tahu apa maksud dan tujuan MC memanggilnya, Joano bergerak begitu saja naik ke atas panggung.

"Jadi ini orang yang sudah membantu kamu beradaptasi di sekolah?" Tanya MC pada Bella.

Bella mengangguk semangat sambil memamerkan senyum manis di bibirnya.

"Makasih ya udah bantu aku beradaptasi di sekolah. Berkat kamu, aku ngerasa punya temen yang bener-bener mau temenan sama aku. Bertemu sama kamu, Mike juga Alfian adalah waktu paling berharga yang pernah aku punya. Makasih banyak Joano." Tukas Bella sambil menyodorkan sepotong kue ke arah Joano.

Joano tersenyum canggung, jika boleh berkata jujur sebenarnya ia tidak benar-benar merasa baik atau berjasa di hidup Bella, ia bergaul seperti teman-temannya yang lain, tapi Joano tidak menyangka jika perlakuan baiknya begitu berarti untuk gadis itu, sungguh Joano merasa tersentuh akan respon baik Bella yang sangat menghargai niat baiknya.

Joano meraih kue yang Bella sodorkan padanya lalu berkata, "Sama-sama Bella. Seneng banget bisa temenan sama lo. Semoga ulang tahun lo yang ke tujuh belas ini semua yang lo inginkan dan impikan bisa terwujud. Lo temen yang baik, semoga lo selalu dikelilingi sama orang-orang yang sayang sama lo and wish you all the best."

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now