Part 39

51 5 0
                                    

Joano mendengus sebal berkali-kali saat Mike dan Alfian menyeretnya untuk ikut masuk ke dalam mobil Bella, membawanya ke sebuah mall untuk bermain di sana. Padahal kemarin mereka baru saja mengajaknya kemari, tapi seolah tak mempunyai rasa bosan, kegiatan yang sama mereka lakukan juga hari ini.

Di tengah  bermain nanti, tidak mungkin kan Mike dan Alfian akan meninggalkan Joano  dan Bella seperti kemarin?

Dan, Kalau dipikir-pikir akhir-akhir ini Mike dan Alfian senang sekali menyeret Joano ke manapun mereka mau meski tanpa persetujuan dari yang punya raga.
Mau bagaimana lagi? sudah sampai di tempat tujuan, tidak ada pilihan lain selain mengikuti teman-temannya ke manapun mereka pergi.

"Al mirip lo Al." Tukas Mike semangat saat melihat boneka monyet di sebuah etalase toko.

Joano dan Bella tertawa, sementara itu Alfian menghela napas panjang kemudian meninju pelan bahu Mike.

"Lah, Mike lu ngapain berdiri di situ. Ayok sini. Maen sama kita." Tukas Alfian begitu melihat karakter babi di sebuah toko mainan.

"Nih, kalo ini mirip Joano." Mike ikut nimbrung, menggoda Joano saat ada patung kuda yang terpajang cantik di tengah loby Mall.

Joano berpose seperti kuda itu kemudian teman-temannya tertawa. Mereka asik membicarakan ini dan itu, mengelilingi satu toko ke toko lainnya, membeli es krim kemudian membeli tiket menonton film.

Sambil menunggu mereka berdiskusi tentang film apa yang akan mereka tonton, diam-diam Joano melihat ponselnya berkali-kali, membuka pesan untuk mengecek apakah Luna sudah membalas pesannya atau belum.

Dalam perjalanan ke Mall tadi, Joano sempat mengirim pesan pada Luna bahwa teman-temannya mengajaknya pergi dan Joano tidak bisa pulang bersama gadis itu. Joano juga mengatakan bahwa skuternya saat ini masih di sekolah, itu artinya mereka semua mendesaknya untuk ikut.

Sampai saat Joano mengeceknya, Luna belum membaca apalagi membalas pesannya. Sudah dipastikan jika gadis itu bertambah marah padanya.

Setelah memutuskan film apa yang akan ditonton, akhirnya mereka masuk ke dalam studio film. Film diputar, mereka menikmati alur ceritanya.

"Gue ke toilet dulu ya, kebelet." Alfian lantas bangkit dari tempat duduknya, sedikit merunduk kemudian keluar dari barisan bangku penonton.

"Gue juga kebelet. Bentar ya." Kata Mike kemudian mengekor di belakang Alfian.

Belum sempat bicara apa-apa lagi, keduanya sudah berjalan menjauh dari sisi Joano dan Bella.

Sudah Joano duga, mereka pasti pergi di tengah acara. Semuanya seperti sudah direncanakan sejak awal jika kedua temannya itu ingin memberi ruang pada dirinya dan Bella supaya lebih dekat.

Joano mendesis sebal. Bukan karena ia benci kalau hanya pergi berdua dengan Bella, hanya saja ia tidak suka apabila pertemanan mereka dikaitkan dengan tujuan lain. Joano ingin murni berteman dengan Bella seperti ia berteman dengan Mike dan Alfian.

"Mereka nggak tiba-tiba ngilang lagi, kan?" Tanya Bella pada akhirnya. Gadis itu sepertinya langsung paham tanpa harus mendapat penjelasan dari Joano.

"Mungkin kayak kemarin lagi." Jawab Joano sembari menyungging sudut bibirnya. Ia kemudian kembali menatap layar bioskop.

Selepas menonton film, Joano dan Bella bergegas menuju lantai basement, di mana supir Bella memarkirkan mobilnya. Namun, sebelum keluar Mall Joano mengatakan pada gadis itu bahwa ia ingin membeli sesuatu sebentar. Bella menyetujui, keduanya lantas mampir ke sebuah toko roti.

"Suka banget sama messy chocolate, Jo?" Tanya Bella saat Joano mengambil beberapa roti dengan variasi yang sama.

"Oh, ini buat Luna." Jawab Joano singkat.

Sunda Manda [COMPLETED]Where stories live. Discover now