33

4K 277 12
                                    

Langit senja mewarnai perjalanan pulangku menuju rumah. Aku baru saja mengajak Arya berkeliling mall. Lagipula itu usulan Rasen. Sebenarnya Arya tidak sepenuhnya disayangi keluarga Pratama. Mereka memperhatikan Arya namun menurut Arya hanya senyum palsu saja.

"Arya umur berapa?" tanya Rasen.

Yah Rasen ikut kemanapun aku pergi bahkan saat aku pacaran bersama kekasihku. Rasen anak yang mudah beradaptasi seperti ayahku Oliver. Berbeda denganku yang mirip ibuku. Banyak orang mengatakan Bahia Rasen itu versi muda Oliver. Aku memang mirip fisik saja tapi berbeda sifat.

"Hm 12 tahun," ujar Arya.

"Yeah punya dede!" pekik Rasen kegirangan.

Rasen langsung memeluk tubuh Arya sangat erat. Aku tersenyum tipis melihat itu. Rasen sejak dulu memang ingin sekali punya adik. Karena diantara keturunan Zyan hanya dia yang termuda. Rahim ibuku Rianti terpaksa diangkat saat kelahiran Rasen.

"Panggil aku kakak ok," ujar Rasen kepada Arya.

"Ok kakak," ujar Arya.

"Bang bawa pulang yuk!" ajakan sesat Rasen.

"Memang tidak masalah kamu tergantikan menjadi anak tengah?" tanyaku.

"Hehehe tidak masalah," tawa Rasen.

"Selesai abang menyelesaikan segala urusan kita bawa Arya," ujarku.

"Siap!" pekik Rasen.

"Kakak laki-laki?" tanya Arya polos.

"Pf," tawaku tertahan.

Aku harus menjaga image cowok dingin di depan Arya. Nanti saat dia resmi bagian keluargaku baru aku bisa tertawa lepas.

"Heh aku cewek!" protes Rasen.

"Kamu kan tepos wajar dikira cowok," ujarku.

(ootd Rasen)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ootd Rasen)

"ABANG!" kesal Rasen.

"Hahaha peace dek," tawaku.

"Kukira wajah kak El datar mulu seperti dinding ternyata bisa tertawa juga ya," ujar Arya polos.

"Rasakan!" pekik Rasen.

Aku hanya berdehem saja sebagai jawaban. Rasen mendengus dan membicarakan banyak hal dengan Arya. Aku diam saja lagipula pembicaraan mereka tidak kupahami sama sekali. Arya telah keluar dari keluarga Pratama sejak dia kecewa terhadap Satria. Mengenai biaya dia hidup ditanggung sepenuhnya Catra yah Catra tidak sejahat itu untuk membuat anak tidak bersalah menderita. Catra berkata yang salah Satria bukan anaknya. Mengenai Adrian juga telah mulai menjauh dari keluarganya. Rencanaku perlahan-lahan berhasil progressnya memang lama sekali. Karena aku sengaja saja. Kedua om kembarku yang muda membantuku juga.

Tersisa Aprian yang berada di sisi Satria. Dia sulit dipengaruhi olehku tenang saja mengenai menjatuhkan Aprian telah kupersiapkan rencana sangat matang. Catra semakin ketat mengawasi Aditya dia tidak mau kehilangan putranya kembali.

Transmigrasi Ello (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang