•••• SEBELUM MEMBACA INI, PASTIKAN KALIAN TELAH MEMBACA CERITA EVILIONE DI SEASON PERTAMA ••••
SEMUA YANG TERTULIS DISINI ADALAH FIKSI ❗️
Dan selamat datang kembali, para readers ku yang setia^^
Happy Reading❤️❤️❤️
＼(^_^)／
" aku harus meminta maaf pada Gavi, setelah hari itu.. dia terlihat seperti menghindari ku. " gumam Evil yang mondar-mandir di depan ruang kerja Gavi.
" apa aku tidak akan menganggunya kalau aku masuk? " pikirnya lagi, yang sangat ragu untuk mengetuk pintu.
" tidak apa-apa, tidak apa-apa. Jika dia marah, aku akan mengatakan kalau aku kesini untuk membawakannya makan siang " tambahnya lagi untuk menyemangati dirinya, dengan melihat kotak makan siang yang ia genggam.
Evil nampak mengatur nafas terlebih dahulu, sebelum ia memantapkan dirinya untuk menghadapi Gavi, suaminya itu.
" apa yang sedang kau lakukan? " tanya Gavi tiba-tiba.
" eh, kenapa dia berada di luar??? " gumam Evil dalam hatinya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" aa.. itu, aku.. " ucap Evil kehabisan kata-kata.
" kenapa tidak masuk? Kau malah terlihat seperti seorang tamu " ucap Gavi lagi lalu melangkah dan membuka pintu.
" kau bisa masuk kapan saja, tidak perlu menunggu ku seperti itu. " ucapan yang sungguh menenangkan Evil.
" apa kau habis keluar makan siang? " tanya Evil pelan mengikuti langkah Gavi, masuk ke ruangannya.
" ah... iya.. aku ~• " ucapan Gavi terhenti saat dia melihat kotak makan siang yang di pegang oleh Evil.
" begitukah? Sepertinya aku terlambat. Sebaiknya aku kem~
" aku masih lapar! " seru Gavi tiba-tiba
" aku masih lapar.. apa kau membawakan makanan untuk ku? " ucapnya lagi
" masih lapar bagaimana? Apa kau makan hanya sedikit tadi? " tanya Evil
" yah, begitulah.. aku tadi sedang tidak selera makan, tapi sekarang tiba-tiba aku merasa lapar " ujarnya lalu menuntun Evil untuk duduk di sofa.
Sepertinya Evil tahu, Gavi melakukan itu hanya untuk tidak mengecewakannya yang telah membawakannya makan siang.
Evil juga tahu, sebenarnya Gavi masih kecewa terhadapanya. Namun Gavi sungguh-sungguh tidak mau memperlihatkan itu padanya.
