Suara Hali

45 9 3
                                    

Sebenarnya, ini semua memang berawal dari dimensi Xuto yang aku buka ribuan tahun lalu.

" BUNUH AKU CEPAT! KALAU TIDAKKK... AAARRGHH!! DEWA SIALAN INI AKAN MENGUASAI TUBUH KU! " teriak Corvus kepada ku saat itu.

Corvus, berjuang mati-matian untuk tidak memberikan seluruh tubuhnya pada Dewa Solon, sampai di detik-detik terakhirnya sebelum aku mengunuskan pedang ku tepat di jantungnya.

Dan aku, bukanlah diri ku lagi ketika aku membunuhnya. Aku di pertemukan dengan sang Dewi legendaris,Dewi Calleionus dalam bentuk suara.

Aku ingat dengan jelas, kalau Ia mengatakan..

" kenapa kau mencampuri takdir dari keturunan Dewa Tyran? "

" kenapa kau sampai melakukan sihir yang sangat terlarang ini hanya untuk menyelamatkannya? "

" takdirnya, adalah mati dengan batu kehidupan itu demi menyelamatkan dunia. Bukanlah keturunan ku "

Dan dengan lantang aku menjawab..

" hamba tidak mau, mengulang sejarah yang sama dimana hamba sebagai keturunan Dewi Calleionus, tidak bisa melakukan apapun untuk orang yang ia cintai. "

" setidaknya, biarpun hamba mati disini. Tapi hamba telah menyelamatkan nyawanya yang lebih berharga "

Aku mengatakannya dengan jantung yang berdegub kencang seperti akan meledak, dan juga dengan wajah Evilione yang terus berbayang dalam pikiran ku.

Kenapa? Di saat-saat terakhir ini aku baru sadar kalau perasaan ku pada Evil lebih dalam dari yang ku duga.

Bahkan di saat seperti ini, aku masih bertekad untuk melakukan apapun untuknya.

" kau tahu apa konsekuensi dari perbuatan mu? Kau akan menjadi bagian dari neraka, karena telah melalukan sihir yang sangat terlarang "

" apa dengan keadaan mu yang seperti itu, kau masih bisa melindunginya? Bukankah lebih baik kau berdiam diri sama dengan apa yang aku lakukan ribuan tahun lalu? Kau dan keturuan Dewa Tyran adalah 2 hal yang tidak akan pernah bersatu. Itu adalah hukum mutlak dan tidak bisa di hapus sampai kapan pun "

" jika hamba melakukan apa yang Yang Mulia lakukan, maka hamba juga akan menanggung penyesalan yang abadi "

Aku juga tidak pernah berpikir bahwa prinsip hidup ku berubah begitu aku bertemu dengan Evil.

Hidup ku yang berada dalam jalan yang gelap meski aku keturunan Dewi Calleionus. Aku, di penuhi dengan dendam ku kepada kaum penyihir dan dengan ambisi ku untuk menghabisi seluruh kaum penyihir di muka bumi ini.

Para Rakyat ku melihat ku begitu kuat, namun mereka tidak dapat melihat lubang dalam diri ku yang kian membesar dan mulai menghancurkan ku.

Jika.. jika saat itu Damaresh tidak menyuruh Derix untuk mengambil keputusan yang cepat untuk membuat ku meminum darah Evil, aku rasa.. aku tidak akan memiliki ikatan apapun dengannya.

Namun, ketika aku di bawa dalam dimensi waktu ketika berada di rumah masa kecil Evil. Aku tersadar bahwa, Evil mengalami hal yang jauh lebih mengerikan dari apa yang aku alami.

Aku tidak bisa membayangkan dirinya yang masih begitu kecil, dan harus kehilangan kedua orang tuanya karena di bunuh oleh manusia yang kemudian di paksa untuk bertumbuh, dengan beban yang sangat berat untuk menyelamatkan kaum penyihirnya yang makin terdesak oleh manusia.

Dan Evil.. adalah gambaran kehidupan ku.

Aku bisa merasakan luka yang ia rasakan, aku bisa merasakan lelah yang ia pendam.

GAVI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang