Episode 5🍃

65 15 4
                                    

" ini seperti dejavu .. ribuan tahun lalu, adik ku, Abilene.. berakhir dengan bunuh diri karena putus asa akan cinta nya terhadap raja sialan itu. Dan sekarang, kakak angkat ku, Elena. " ucap Fiago sembari memainkan pulpen di jari nya.

" EVIL.. EVIL... TIDAK CUKUPKAH KAU MENGHANCURKAN PERJUANGAN KU?! KENAPA KAU MASIH ADA DI BUMI DAN BAHKAN DI SAMPING REINKARNASI RAJA SIALAN ITU, HA?! "

Mari kita membahas sedikit tentang pangeran Yuhion, Cynfael Essam Costa.

kita kembali ke ribuan tahun yang lalu, saat Iphigenia menggunakan kekuatannya untuk menghapus seluruh ingatan manusia di muka bumi tentang Evilione dan memundurkan waktu.

Essam tidak terkena sihir dari Iphigenia karena ia bersembunyi di alam arwah bersama dengan Dewa Solon yang saat itu telah memasuki tubuh Corvus.

" aku akan menghabisi Evilione, yang menjadi satu-satunya halangan ku untuk membentuk bumi yang baru. Namun, aku tidak yakin apakah tubuh ini cukup kuat untuk menahan serangannya " ucap Dewa Solon kepada Essam saat itu

" Yang Mulia, Maha Dewa.. izinkan hamba untuk bertarung bersama Yang Mulia " sahut Essam

" tidak, aku punya tugas lain yang lebih bagus untuk mu. Aku ingin kau tinggal di bumi selamanya. Dan teruskanlah pekerjaan ku, jika aku gagal kali ini. Tidak peduli seberapa panjang penantian mu, jadikanlah Evil sebagai makhluk yang paling menderita yang pernah ada " kata Dewa Solon lagi

" Evil sudah banyak membuat hamba menderita. Karena kehadirannya, Yuhion, menjadi berantakkan. Bahkan adik hamba juga harus mati. Dengan senang hati, Hamba akan menerima tugas Yang Mulia " jawab Essam.

Ketika Essam dan Dewa Solon keluar dari alam arwah, betapa terkejutnya Essam kalau ternyata mereka sudah di bawa ke beberapa waktu ke belakang.

" apa Evil memundurkan waktu?! " seru Essam.

" tidak, lebih tepatnya.. Iphigenia " jawab Dewa Solon.

Essam melihat ke sekelilingnya, sudah seperti bumi yang baru. Bumi yang damai dan sangat tenang, tanpa penyihir.

" itu artinya.. Abilene.. " gumam Essam pelan

" Iphigenia tidak bisa membangkitkan orang mati, kecuali dia mau di anggap sebagai pilar langit yang membelot " ucap Dewa Solon

" kembalilah ke kota mu, aku akan menemui mu begitu waktunya tiba " kata Dewa Solon lagi yang lalu menghilang begitu saja.

Tanpa berpikir panjang, Essam langsung berlari menuju Yuhion, tempat tinggalnya.

Meski lelah dan memakan waktu yang cukup panjang. Akhirnya, Essam memijakkan kakinya, tepat di depan gerbang Yuhion.

Pemandangan yang ia lihat adalah Yuhion yang begitu indah dan sangat cantik. Dan ia juga melihat para rakyatnya yang sangat bahagia dan makmur.

" Yang Mulia Pangeran " sambut salah seorang rakyat yang melihatnya berdiri di depan gerbang masuk Yuhion.

Essam hanya tersenyum untuk membalas sapaannya.

" Essam, apa yang sedang kau lakukan disana?! " ujar Raja Naveen yang sangat gagah dengan kudanya. Rupanya Raja Naveen sedang berkeliling kota.

" ayah.. " lirih Essam pelan.

Tak terasa, air matanya mengalir. Hatinya bergetar. Dan saat itu juga, Essam tersadar kalau selama ini, di dunia yang sangat mencekam itu, Essam hanya sangat merindukan sebuah kehidupan tanpa adanya penyihir seperti ini.

Jalan kegelapan yang ia pilih, hanyalah semata-mata untuk menyelamatkan kehidupannya dan juga satu-satunya orang yang tersisa yang paling berharga dalam hidupnya, yaitu Raja Naveen.

GAVI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang