Pertemuan

44 10 1
                                    

" sial! Aku tidak bisa fokus, aku benar-benar terguncang " gumam Gavi dalam hati yang mulai kewalahan menghadapi Fiago.

" haha, apa kekuatan Dewi Calleionus sebegitu lemahnya jika di sandingkan dengan kekuatan Dewa Solon?? Kalau seperti ini, seharusnya ribuan tahun lalu Dewa Solon bisa membunuh mu langsung, kan " ucap Fiago yang terus merendahkan Gavi

" aku sudah muak melihat kau dan Evil yang terus saja berada di depan mata ku. Tidak bisakah kalian berdua mati saja? " tambah Fiago lagi

" jangan mengharapkan sesuatu yang mustahil. Kau, tidak akan semudah itu membunuh kami " balas Gavi dan mulai bangkit kembali

" tidak.. selama ada aku. " tambah Gavi lagi

" hah!! Ini baru membuat ku semangat" sahut Fiago yang kembali mengeluarkan sihirnya dengan cepat.

Gavi pun dengan cepat juga menghindar.

" aku tidak bisa menemukan celahnya! Sial, apa yang harus aku lakukan " kata Gavi dalam hatinya sembari memperhatikan sekelilingnya.

Karena zaman yang berbeda, Gavi tidak bisa sepenuhnya menggunakan kekuatannya. Bisa-bisa, manusia di zaman ini sangat terkejut di buatnya.

Dengan keputusan yang matang, Gavi pun menyerang pijakkan kaki Fiago agar ia terjatuh ke bawah.

Dan ya,..

Braaaggg!!!

Suara hantaman batubata yang menyentuh tanah, dan juga teriakkan orang-orang yang ketakutan membuat suasana semakin gaduh tak terkendali.

Terlebih lagi, terlihat Fiago yang masih berdiri tegap namun langsung menghilang dengan cepat begitu saja.

" aku harus lebih waspada dengannya lain kali. Kini, aku tahu siapa ancaman besar untuk ku dan Evil di masa kini " gumam Gavi dari atas rooftop yang sembari melihat kebawah.

Kemudian Gavi menggunakan sihir teleportasi nya, begitu sadar kalau ia telah meninggalkan Evil begitu lama.

Tak di sangka-sangka dan tak di duga-duga. Di depan kamar Evil, terlihat disana Griffin yang sudah menunggu kedatangannya.

" Kau muncul juga, Hali " ujar Griffin dengan tatapan tajam kepada Gavi.

GAVI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang