HAPPY READING.
Hari-hari berlalu seperti biasa. Zia tetap berada di rumah sendirian. Gadis itu sudah jarang sekali berkomunikasi dengan mamanya. Btw, Arleno dan Zia sudah pulang ke Indonesia kok, di hari Sabtu.
Ini adalah hari Minggu, tentu Zia libur sekolah. Saat ini, gadis itu sedang beberes rumah dengan mengenakan kaos dan juga celana pendek.
Saat sedang menyapu ruang tamunya, ada suara ketukan pintu dari luar. Sepertinya ada yang datang ke rumah Zia. Gadis itu berjalan untuk membuka kan pintu tanpa meletakkan sapunya.
Gadis itu terkejut mendapati Fishka ada di depan pintu rumah nya. Sedang apa gadis itu berada disini?
Fishka mengamati penampilan Zia dari bawah sampai atas dengan tatapan seperti meremehkan.
"Nih, makanan dari nyokap lo." Fishka menyodorkan sebuah makanan yang dibungkus ke hadapan Zia.
Oh, jadi cewek ini datang untuk mengantarkan makanan. Tapi tumben sekali dia mau melakukannya.
"Thanks." Zia menerima bungkusan tersebut.
Fishka menyelonong masuk begitu saja ke dalam rumah Zia. Lalu sang pemilik rumah pun mengikuti Fishka dari belakang sambil menggerutu tidak jelas.
Fishka mengamati sekeliling, melihat apa saja yang ada di dalam rumah itu.
"Kasihan juga hidup lo. Udah ditinggal sama ayah sekarang ditinggal mamanya lagi. Sendirian deh hidupnya, ngenes banget."
"Upss! Sorry gue kelepasan." Gadis itu menutup mulutnya seolah benar-benar tidak sengaja.
"Kenapa emangnya? Mau nemenin?" Zia menatap Fishka tak suka, gadis ini benar-benar tidak punya etika sama sekali.
"Ogah. Oh atau jangan-jangan lo bawa cowok ya kesini. Udah pernah tidur bareng lagi?"
"Wah-wah manfaatin kesempatan lo ya." Gadis itu menggeleng kan kepalanya seolah telah melihat Zia melakukan hal yang begitu keji.
"Lo pernah diajarin sopan santun? Oh atau emang lo gak punya sopan santun?"
"Orang tua sih punya ya, uang juga punya tapi otak sama attitude, lo gak punya. Ckckckc...." Zia bersedekap dada sambil menggelengkan kepalanya.
Fishka menatap nyalang Zia, berani sekali gadis miskin ini.
"Mending lo pergi deh. Gue gak mood untuk ngeliat lo apalagi berinteraksi sama lo."
"Gue juga ogah liat wajah burik lo itu." Fishka berbicara sinis lalu melangkah keluar.
Tapi sebelum itu dia berbalik dan mengatakan sesuatu yang membuat Zia diam di tempat.
"Gue tebak, lo punya pacar ya? Gimana rasanya dapet perhatian dari laki-laki? Oh atau lo yang ngemis perhatian ke dia?"
Setelah Fishka keluar dari rumahnya Zia menutup pintu dengan kasar. Hatinya sangat sakit mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Zia. Dan darimana gadis itu tahu tentang semua hal itu?
Skotalazia adalah tipekal orang yang selalu memasukkan ke dalam hati dan memikirkan omongan semua orang meskipun itu hanya sebuah sapaan atau lelucon. Zia tak pernah menganggap nya angin lalu.
Lalu dia melangkahkan kakinya ke dalam kamar, sebelum nya Zia sudah meletakkan sapu itu di sembarang tempat.
Gadis itu duduk di tepi kasur, dan tanpa sadar dia meneteskan air matanya. Ah, kenapa dia sangat cengeng sekali.
"Hidup gue emang kasihan banget."
"Mama Zia rindu...," ujar gadis itu parau, dia masih terus terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOTALAZIA ( END )
Teen FictionIni adalah kisahnya, Skotalazia. Seorang gadis yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Seorang gadis dengan impiannya. Dan kehidupan nya yang berubah saat bersekolah di Gold Ford dan bertemu dengan seorang cowok bernama Arleno. DILARANG...