chapter twenty eight

45 3 0
                                    

HAPPY READING


Saat ini Arleno dan Zia sedang duduk berdua di sofa. Gadis itu terus merengek minta pulang, jadilah Arleno mengizinkan nya pulang. Awalnya Arleno tidak setuju tapi mau gimana lagi.

Mereka berdua berada di apartemen milik Arleno. Arleno bersikeras untuk menghabiskan waktu bersama Zia.

"Sayang, kangenn," Arleno berbaring dengan paha Zia sebagai bantalan.

Zia tertawa kecil sambil mengusap lembut kepala Arleno, "iya, kamu udah bilang dari tadi sampe 60 kali."

"Waktu kamu ninggalin aku, aku beneran jadi gila," Arleno menyembunyikan wajahnya di perut milik Zia yang dilapisi baju.

"Kangen, kangen, kangenn," gumamnya menduselkan kepalanya di perut Zia yang dilapisi baju.

"Iyaa Ar, iyaaa."

"Astagfirullah, mata gue ternodai."

"Modus bener lo Ar, mentang mentang sepi."

Aza masuk ke dalam apartemen bersama dengan sahabatnya dan langsung disuguhi pemandangan yang uwu itu.

"Arleno bangun," Zia malu sekali keciduk berduaan oleh teman-temannya.

Dengan malas Arleno mengubah posisi nya menjadi duduk.

"AAAA.. Zi astagah, Lo gapapa?" teriak Hazel heboh, lalu dia duduk disamping Zia.

"Gue gapapa Zel."

"Ngapain kalian dateng?" ketus Arleno, mereka sangat menggangu.

"Serah gue dong, bagus juga gue dateng. Kalo gak pasti kalian udah ngapa-ngapain," Aza menjawab.

"Otak lo perlu dicuci Za, isinya pemikiran kotor," kata Zia.

"Ngeri anjir kalo otak dicuci," Aza bergedik ngeri.

"Ar, kapan nemuin Vilton?" tanya Barta.

"Nanti, gue sama Zia bakal kesana."

Vilton cowok yang menyuntikan cairan di infus Zia. Hingga membuat kondisi nya sempat kritis. Sekarang cowok itu dikurung di ruang bawah tanah markas Lion's.


........


Seperti yang dikatakan Arleno bahwa dia akan menemui Vilton diruang bawah tanah bersama Zia, disana lah mereka sekarang.

Seluruh tubuhnya di rantai, dia tidak dikasih makan atau pun minum. Banyak sekali luka yang berada ditubuh Vilton. Keadaan nya sangat buruk.

Arleno, Alta, Barta dan juga Zia. Mereka berada di ruangan yang minim cahaya itu dan dihadapan mereka terdapat Vilton yang tersungkur dengan bercak darah ditubuhnya.

"Gue udah cari tahu, ternyata dia orang suruhan Berly," ujar Barta bersedekap dada.

"Gue juga dapet informasi bahwa, dia punya putri yang berusia lima tahun. Isterinya sudah meninggal, dia gak punya keluarga sama sekali. Cuman hidup berdua dengan putrinya," Alta juga ikut menjelaskan.

"Bawa dia masuk," titah Barta pada anak buahnya yang berada di sana.

Pria berbadan besar dan tinggi itu membawa masuk seorang gadis berusia lima tahun. Gadis itu langsung berlari dan memeluk papanya.

"Hiks... hikss... papaa.." ujarnya terisak.

"Papa gak apa-apa, jangan nangis," Vilton menghapus air mata anaknya dan memeluknya lagi.

"Itu putrinya, permintaan terakhir Vilton. Pengen lihat putrinya jadi gue turutin," jelas Barta melirik gadis kecil itu.

Arleno mengangguk mendengar semua penjelasan itu, "bawa anaknya keluar, gue mau habisin Vilton," titahnya.

SKOTALAZIA ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang