HAPPY READING
Satu tahun kemudian.
Tak terasa waktu cepat berlalu. Besok Zia akan wisuda kelulusan nya. Besok masa SMA nya akan berakhir. Dan dirinya akan menghadapi kehidupan yang sesungguhnya.
Seorang gadis tengah duduk santai di sofa. Dia berada disebuah vila, ruangan itu sangat luas dan juga mewah. Dia tidak sendirian disini, ada sahabatnya juga.
Mereka memang berencana untuk menginap di vila ini lagi, menghabiskan waktu bersama sebelum besok mereka akan menghadiri acara kelulusan.
Pagi ini, Zia mulai aktivitas nya dengan membaca sebuah novel. Sedangkan yang lain entah mereka pergi kemana.
"Zi, pacar lo sakit," ujar Barta yang datang dengan muka bantalnya.
"Sakit?" Zia mengalihkan atensinya dari novel ke arah Barta.
"Iya, demam. Sono temuin," Barta berbaring di sofa, sepertinya dia masih sangat mengantuk.
Zia beranjak dari posisi nya, gadis itu berjalan dimana kamar Arleno berada. Dia masuk dan melihat cowok itu meringkuk diatas kasur.
Melihat gadisnya yang berjalan mendekat. Arleno mengubah posisi nya menjadi duduk, ia merentangkan kedua tangannya. Pertanda bahwa ingin dipeluk oleh Zia.
Tangan Zia bersedekap dada dan menampilkan wajah garangnya, "kemarin aku bilang apa? Inget gak?"
"Aku kan udah bilang Ar, jangan begadang. Tapi apa kamu malah dari siang sampe jam 3 pagi main game sama Barta."
"Terus kamu seharian gak minum air putih, padahal udah aku ingetin. Malah minum minuman soda seharian. Kamu juga pagi nya berenang selama lima jam setelah itu gak langsung pake baju malah langsung main sama temen kamu."
"Sekarang apa? Sakit kan? Kamu tu dibilangin ngeyel banget," Zia berjalan menjauh dan memilih duduk disofa yang ada disana.
Gadis itu menyilang kan kedua kakinya, menatap tajam Arleno yang duduk diatas kasur dengan kepala yang tertunduk.
"Besok diulangin lagi. Gak usah tidur sekalian, minum aja terus minuman kayak gitu. Gak usah dengerin aku," ketusnya.
"Lain kali gak usah dengerin omongan aku, lakuin aja semuanya sesuka kamu," Zia masih terus memarahi Arleno.
Arleno menatap Zia yang duduk disofa dengan wajah galaknya itu, dia menggelengkan kepalanya.
"Aku janji akan dengerin kamu. Aku minta maaf."
"Aku lagi sakit, kamu malah marahin aku."
"Pelukk," Arleno merentangkan tangannya.
Zia berjalan mendekat, sambil mengambil segelas air putih yang ada di atas nakas.
"Gak mau, kamu nya nakal."
"Minum," Zia menyodorkan air putih itu. Dia melihat Arleno yang masih merentangkan kedua tangannya.
"Gumush banget, AAAA..." teriak Zia dalam hati. Tapi dia tetap mejaga ekspresi wajahnya agar terlihat marah.
Arleno menerima gelas itu, lalu meminumnya. Setelah itu dia berbaring dengan posisi membelakangi Zia.
Gadis itu meletakkan gelasnya diatas nakas, saat dia menarik selimut Arleno agar menutupi tubuhnya. Dia mendengar suara isakan.
Apakah Arleno menangis?
"Ar, kamu kenapa?" Tanyanya panik, dia menyentuh lengan cowok itu.
Suara isakan itu terdengar semakin jelas. Zia duduk di atas kasur disamping Arleno, gadis itu membalik tubuh cowok itu agar menghadap ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKOTALAZIA ( END )
Teen FictionIni adalah kisahnya, Skotalazia. Seorang gadis yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah. Seorang gadis dengan impiannya. Dan kehidupan nya yang berubah saat bersekolah di Gold Ford dan bertemu dengan seorang cowok bernama Arleno. DILARANG...