09. Anak sulung

80 7 1
                                    

Tak ada yang pernah menyangka bahwa seorang Jamet kelas kakap seperti Tara akan menghabiskan masa sebelum pensiunnya dengan duduk menatap layar komputer dengan mengenakan setelan kemeja lengkap dengan dasi diantara kerahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tak ada yang pernah menyangka bahwa seorang Jamet kelas kakap seperti Tara akan menghabiskan masa sebelum pensiunnya dengan duduk menatap layar komputer dengan mengenakan setelan kemeja lengkap dengan dasi diantara kerahnya.

Ketika Tara menghampiri babeh dan bunda untuk memberi tau bahwa dirinya akan mengambil jurusan marketing. Kedua orang tuanya itu praktis melongo. Terheran-heran dengan keputusan anak sulung nya yang diluar prediksi.

Mengambil jurusan marketing tentunya akan bekerja di sebuah perusahaan bagian pemasaran, bekerja di perusahaan berarti hanya duduk berdiam diri di ruang kerja, memaku di depar layar yang kalau tak sengaja menekan tombol riset akan membuat pemiliknya mengidap depresi.

Tara itu tipe orang yang paling anti berlama lama diruang tertutup, Babeh sampai berkali-kali menyuruh Tara untuk memikirkan pilihannya, namun apa daya, Tara tetap mempertahankannya.

Setelah menamatkan studi nya, Tara mulai aktif melamar kerja di berbagai perusahaan, hingga akhirnya, salah satu perusahaan yang berpusat di Singapura menerima nya sebagai karyawan di bidang pemasaran.

Setelah beberapa bulan bekerja, Tara langsung naik jabatan menjadi manajer, menggantikan manejer sebelumnya yang memutuskan untuk fokus mengurus rumah tangga.

Bersamaan dengan itu, Tara di pindahkan di kantor pusat yang ada di Singapura. Rela jauh-jauh merantau ke negeri orang untuk sesuap nasi padang dan sepotong rendang.

Sebelum lulus pun, Tara sudah bekerja, sebagai Barista di salah satu kafe kecil, gajinya memang tak seberapa, namun masih cukup untuk memenuhi kebutuhannya.

Semua anak Babeh, pasti sudah memiliki penghasilan sampingan semenjak mereka SMA, bukan babeh dan bunda yang menyuruh, tapi mereka mau sendiri, entah karena gabut atau ingin meringankan beban kedua orang tuanya, atau bisa jadi, mereka terpacu bekerja karena Tara dan Juan sudah mempunyai pundi-pundi dolar dari keringat nya sendiri.

Juan bandel-bandel gini juga memiliki penghasilan sendiri dari hasil usaha konter yang ia rintis bersama Sena temannya.

Haris mengabdikan dirinya sebagai pengajar les matematika, walau sekarang ia bekerja menjadi apoteker. Ravi, ia banyak menghasilkan cuan dari kemampuan informatika nya.

Daffa dan Satya fokus pada dunia foto & videografi, Daffa sebenarnya juga menjadi atlet langganan turnamen basket di kampungnya, tapi itu mah musiman. Satya juga punya bisnis commision art, walau kerjaan nya cuma menggambar request orang-orang, tapi saldo OVO milik satya tak pernah sepi.

Derel yang paling banyak menghasilkan uang dari trading saham yang ia ikuti, simple tapi cuan melimpah ruah. Reza tentunya menjadi seorang youtuber di bidang cover lagu, suara nya yang bak semilir angin tentunya berhasil memikat pada viewers.

Vino tadinya tak tahu harus apa, namun pada akhirnya, menjual cilok dan thai tea buatan Bunda di kantin sekolahnya berhasil meraup banyak keuntungan.

Angga, Yoga, Kenan, ketiganya masih menjadi bocil pemalak duit kakak-kakak nya waktu Babeh masih hidup.

Tentang | TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang