Jam sudah menunjukkan pukul 14.45, menjadi pertanda bahwa sekolah telah usai. Kenan masih membereskan buku di tempat duduk nya, entah kenapa hari ini energi Kenan terkuras habis padahal tidak ada pelajaran olahraga.
Karena hari ini Kenan tak ada eskul, jadi ia bisa pulang lebih awal. Biasanya kalau ada eskul, ia pulang jam setegah lima.
Setelah selesai, ia pun berjalan ke parkiran, Angga dan Yoga rupanya sudah menunggu di atas motor.
"Sue temen! (Lama amat!) Cepetan naik!" Protes Yoga pada Kenan, Yoga ingin cepat-cepat bertemu dengan kasurnya.
"Gak ah, masa 1 motor bertiga." Tolak Kenan.
"Yeu, terus tadi pagi apaan?" Angga menepis, tadi pagi saja Kenan mau boti alias bonceng tiga, meski mereka tahu orang-orang melihat nya macam jablay, mereka tak peduli.
"Arep bali bereng Nadin iku mah!" (Mau pulang bareng Nadin itu mah!). Tebak Yoga yang sebenarnya memang benar. Kalau Nadin ngajak pulang bareng ya sudah, kalau gak ngajak ya ndak papa.
"Apa toh, wong aku arep meng makam Babeh." (Paan si, orang aku mau ke makam Babeh). Bantah Kenan.
Tak lama, terdengar Nadin memanggil nya dari jauh, lalu berlari menghampiri nya. "Nan, aku gawe (bikin) donat iki, rencana nya mau tak jual. Tapi aku mau tester ke kamu sama keluarga mu dulu."
"Wah, makasih lho Din."
Melihat pemandangan itu, Angga dan Yoga seketika berdeham dengan cukup kencang.
"Ga, balik njoh, ra kepenak ganggu wong pacaran." (Ga, balik yok, ga enak ganggu orang pacaran). Ujar Angga yang kemudian di angguki oleh Yoga. "He'eh."
"Dadah my baby Kenan." Setalah mengatakan itu Angga pun langsung tancap gas, tanpa mempedulikan Kenan yang sedang menatap nya dengan tajam. Bombastic side eye.
"Maafin mas-mas ku yo Din."
"Haha ndak papa. Kamu kenapa gak ikut bonceng Nan?" Tanya Nadin, membuat Kenan tersenyum tipis lalu menjawab "Aku mau ke makan Babeh Din."
"Berati se arah yo sama rumah ku, ayo jalan bareng!" Ajak Nadin.
Ah, andai Babeh masih ada, Kenan sudah mengenalkan Nadin dari jauh-jauh hari kepada nya. Nadin itu pada dasarnya galake minta ampun, mungkin menurun dari ibunya yang merupakan guru BK di sekolah. Tapi kalo sama Kenan, Nadin berubah 180 derajat.
Kenan suka Nadin, Nadin juga suka Kenan, kedua nya sama-sama tahu walau diantara mereka tak ada yang pernah menyatakan.
Jika saja Bu Tari—ibu Nadin sekaligus guru BK—tahu kalau Kenan suka Nadin, mungkin ia sudah memindahkan Nadin ke sekolah yang baru. Karena ya, kakak kembar Kenan, Angga-Yoga langganan sekali bolak balik ruang BK, bukan karena mereka nakal tapi karena kedua kakak nya itu sering adu argumen dengan guru-guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang | TREASURE
Umorismo( SLOW UPDATE ) (TOO MANY TYPO) (Bahasa campur baku-non baku) !! FOLLOW ME FIRST !! !! HARSH WORD WARNING !! > Keluarga babeh Yanto punya dua belas anak laki-laki yang hobinya bikin rusuh, dengan sifat dan kelakuan yang beragam membuat rumah hunian...