3RD YEAR

1.1K 57 3
                                    

Pranggg

"Dasar anak ga berguna! Menyusahkan! Lebih baik dulu kau aku gugurkan sialannn!" Teriak wanita setengah abad didalam rumah tua itu. Lantai lembab, tembok terkelupas, barang kaca pecah dimana mana.

Dia, gadis itu meringkuk dibalik pintu kamarnya sambil menahan suara tangisan. Sarah, padahal baru 13 tahun dia hidup didunia, "Rasanya aku ingin mengakhiri hidupku saja" berkata dalam suara yang lirih.

Ibu nya yang bekerja di perusahaan produksi milik kakeknya, mengalami gangguan mental karena gagal dalam menjaga keutuhan keluarga. Sarah, yang masih berusia 11 tahun harus hidup dicambuk bagaikan samsak untuk amarah sang ibu saat sikap gila nya kambuh.

"Dia pasti tak meminum obatnya" Sarah berjalan ke arah tempat tidurnya, disana ia sedang merapikan koper nya untuk menuju Stasiun 9¾, dirinya kira pergi ke Hogwarts adalah rumah, padahal disana tak ada bedanya dengan rumahnya saat ini.

"Hhhh.." hembusan nafas putus asa.
"Mari kita mulai luka tahun ini dan tahun berikutnya, im a coming.."

Dia mengambil bubuk flo dan langsung menuju dimana stasiun itu berada. Ramai.. itu yang pertama terfikirkan oleh dia saat melihat kereta tua nan elok ada di depannya.

Ramai sekali anak anak hingga remaja yang diantarkan oleh orang tua mereka juga diberi kecupan di pipi atau pelipisnya sebagai ucapan selamat tinggal tetapi lain dengan nya,

"Bukankah aku juga mendapatkannya? Disini.." menunjuk jidatnya yang memar oleh kejadian semalam. Ibu nya sangat hobi melemparkan vas kaca ke arahnya, rasa sakit yang dia alami mulai membiasakan tubuhnya.

Sarah mulai berjalan dan memasuki kereta sambil mencari kompartmen mana yang masih kosong untuknya. Dirinya berhenti di salah satu kompartmen dan tebak siapa disana? Ya, Mattheo riddle.

Anak tak tahu diuntung juga tukang onar itu tumben tidak bersama teman teman sialnya yang sangat sialan itu. Mau tak mau dirinya masuk kesana, beruntung tahun ini dia tak berdiri selama perjalanan.

"Aku tidak mau kau duduk disini" See? bagimana lelaki menyebalkan ini berbicara, belum saja dirinya masuk kesana.

"jika Aku bisa memilih, duduk denganmu juga bukan hal yang menyenangkan selama perjalanan"

"shhhh" Mattheo mendesis seakan dia akan meledakkan amarahnya tepat di wajah gadis ini, namun dirinya tau tidak ada pilihan guna nya sekarang.

Mattheo terpaksa menggeser kakinya dan mempersilahkan Sarah untuk masuk, perjalanan mereka hanya dipenuhi suara laju kereta dan kesibukan fikiran mereka masing-masing. Sarah dengan fikiran bagaimana cara bertahan hidup atau setidaknya terhindar dari masalah tahun ini dilain sisi Mattheo yang sibuk membaca buku terbalik. Hal itu terlihat oleh Sarah, sehingga dirinya merasa aneh pada pemuda yang baru ditemui nya ini.

'entah apa bedanya dirinya dengan Luna' ucap batinnya, kegiatan Sarah rupanya tertangkap atensi Mattheo.

"berhenti memandangku atau kucongkel matamu"

Sarah terperangah "kasar sekali"

"bukankah dirimu terbiasa diperlakukan seperti itu?" Damn it Mattheo!

"pertanyaan menyebalkan" Sarah memalingkan muka sementara Mattheo memandangnya dengan muka menahan gelakan.

Tak terasa perjalanan mereka telah selesai, seperti tahun tahun sebelumnya, para anak tahun pertama akan dipandu oleh Hagrid sementara anak tahun atasnya akan masuk ke Greathall terlebih dahulu.

Sesampainya disana, dirinya disambut pelukan Luna, padahal Sarah tak suka dipeluk tapi entah kenapa ini terasa nyaman dan hangat.

Itulah yang dirasakannya sekarang, ketika orang lain memandang ejek kepadanya, Luna dengan tanpa diminta siap berada di sampingnya. Adik tingkatnya itu benar-benar baik hati. Sarah seketika merasa tak pantas berteman dengannya.

"pergilah Lun.. kau tak takut dibuli jika dekat-dekat denganku?"

Luna menanggapi dengan senyuman khas nya yang ceria itu, "bukankah setiap hari aku juga merasakan hal yang sama denganmu disini? tak apa aku bersedia disini, bahkan Golden Trio juga ingin kau berteman dengan mereka"

Seketika Sarah menoleh ke arah meja Gryffindor, dan ya... mereka menatap Sarah terang-terangan terkhususnya artis dunia sihir saat ini, Harry Potter.

'ahh..lelaki itu'

Sarah sudah lama menginginkan lelaki itu, namun karena perbedaan keadaan antara dirinya dan Harry membuat dia  jadi tahu diri. Lagipula jika dipikir-pikir mana mungkin seorang Potter suka dengan perempuan yang lemah dan aneh sepertinya?

"jangan berlebihan Luna, lebih baik makanlah"

Disisi lain, Mattheo hanya bisa menekan pegangan sendok dengan jarinya menyaksikan Harry Potter yang terang terangan memperhatikan mangsa nya tahun ini, sendok yang dia pegang itu jadi bengkok.

"hey dude...hold on, mengapa kau membengkok kan nya? kau bisa makan dengan sumpit?" Blaise berusaha membuat lolucon tapi jatuhnya malah membuat dirinya terlihat akan jadi sasaran timpukan Mattheo.

'arghhh tindakan ceroboh Matt, kau bisa dikira suka dengan Halfblood itu jika begini!' batinnya denial.

"berhenti mengurus urusanku blaise! atau ku lempar piring ini ke wajahmu"

"oh ayo lah... Blaise hanya bercanda Mattheo, kejam sekali kau ini" yang diangguki pula oleh Blaise dan tatapan mengejek Mattheo.

"i think he just fall for her" Draco yang baru datang duduk di depan Mattheo dengan seringaian khasnya, Mattheo siap untuk makan menggunakan sumpit kali ini jika memiliki teman seperti mereka di kehidupan selanjutnya.

"WHAT? WHO'S SHEE?!!" Pansy yang excited seperti biasa menumbuhkan jiwa kepo Blaise juga.

"really? Mattheo punya rasa cinta untuk perempuan? Mana mungkin" sontak hal itu langsung dihadiahi sendok ke kepala Blaise oleh Mattheo disertai tawa menggelegar Draco di meja Slytherin mereka.

"hahahha, yeah....he's have a crush on her in 2rd year!! soal nama kalian jangan berusaha tau atau ya kau taulah Mattheo"

"menyesal ku bercerita denganmu anak manja"

"DAMN SUREE" Draco melanjutkan acara makan makannya sambil mendengarkan sorting hat dan pidato Dumbledor didepan sana.



jujurly ngantuk, mana nglembur tugas ygy tapi harus tetap semangattt demi ayang mattheo<333

Happy Reading and ciao!
(done revisi)

HEART PRISON - MATTHEO RIDDLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang