⏱ 11 ~BAGAIMAN INI!?

972 130 4
                                    

di perjalan pulang Lintang melihat punggung Tama yang masih berdarah karena masih kaget dengan apa yang terjadi tadi Lintang menangis kencang di hutang membuat banyak rusa yang melihatnya dengan heran

tentusaja Tama kaget melihatnya dia bingung apa yang harus di lakukan

Boba merasa agak kesal melihat betapa tololnya tuannya yang satunya itu, melihat ke arah Lintang dan menggesek-gesekkan bulu-bulu halus miliknya ke dada Lintang karena masih digendong hingga tangis Lintang mereda tapi masih sesegukan dan memeluk Boba lebih kencang, tapi tidak terlalu kencang agar tak menyakiti Boba

sedangkan Tama menggaruk kepalanya yang mendadak gatal karena bingung dengan situasi

tiba-tiba Lintang berkata "jangan pernah lakukan itu lagi!!!"

"apa?" Tama bertanya dengan memasang wajah bodohnya ke arah Lintang, membuat Lintang menghela nafas pipinya memanas menahan marah dan tangis yang akan datang ke dua kalinya tapi dia tahan hingga banyak bulir bening tertahan di matanya 

"sungguh kau sangat bodoh!"

Lintang berjalan mendahului Tama dan meninggalkannya sendirian untunglah ingatan Lintang sangat kuat jadi hanya sekali alan saja dia tahu kemana harus menuju

sampai di rumah dengan sedikit ngos-ngosan dia langsung terduduk di tumpukan jerami yang di sebutnya sebagai kasur lalu lagsung tidur membelakangi Tama

Tama yang tadi nya bingung bertambah bingung apa yang salah dan kenapa? apa salahnya? dia baru saja menang dalam duel tapi kenapa Lintang bersikap seperti ini kepadanya?

melihat ke bawah dan ada Boba yang menggonggong ke arah tembikar berbentuk guci yang baru saja dia beli untuk menampung lebih banyak air laut demi Lintang, lalu dia ingat satu benda lagi yang dia beli 

Tama berjalan menuju Tembikar itu lalu mencari benda yang ada di dalamnya dan berjalan menuju Lintang yang tertidur tapi Tama tau dia sedang pura-pura tidur 

Tama menyentuh lengan Lintang berusaha membangunkannya namun tak berhasil jadi Tama memanggil namanya

"Lintang"

satu kali panggilan tak di gubris panggilan kedua sama saja hingga Boba menyentuh punggung Lintang dengan cakar kecil miliknya membuat Lintang menoleh dan langsung duduk memandang  Tama dengan sengit 

tapi Tama tidak akan gentar dia langsung memeluk Lintang dan mengucapkan maaf berkali-kali tanpa bosan membuat Lintang tersenyum dan membalas pelukan Tama 

"Ayo obati luka mu"

tama mengangguk mengikuti Lintang ke luar rumah mencari tanaman obat dan ketemulah cocor bebek Lintang memetik beberapa, seingatnya cocor bebek punya manfaat sebagai obat luka. tanaman ini punya kandungan anti inflamasi dan antibakteri alami yang cocok sebagai pengganti antiseptik untuk menyembuhkan luka.

cara menggunakannya juga mudah yakni  tumbuk daun cocor bebek hingga halus dan campur dengan air. Kemudian tempelkan daun yang sudah ditumbuk tersebut pada luka selama beberapa jam.

sudah selsesai

ya segampang itu


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(buat yang gak tau bentukan cocor bebek kek gimana)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(buat yang gak tau bentukan cocor bebek kek gimana)

setelah selesai mengobati Tama, Lintang ingin kembali tidur tapi tangannya di tangkap Tama dan langsung membuat Lintang berhenti menoleh ke arah Tama dengan bingung 

'"hidup dengan ku!! buat banyak anak!! makan banyak!!! bahagia!!!"

"huh?" Lintang agak bingung dengan apa yang di katakan tama hingga dia bisa mencerna setelah beberapa saat wajahnya bersemu kemerahan 

tak menunggu jawaban Tama langsung memberikan kalung dari kulit kerang ke leher putih mulus nan wangi milik Lintang lalu berkata

"maaf tidak besar, hanya ini yang bisa aku beli"

Lintang menatap Tama dengan tersenyum teduh mengelus pipinya 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lintang menatap Tama dengan tersenyum teduh mengelus pipinya 

cup 

satu kecupan mendarat di pipi Tama sebenarnya Lintang agak malu untuk mencium bibir Tama

"bodoh, apa ini seperti cinicin?? atau mas kawin? hahaha"

Tama tak mengerti apa yang di maksud oleh Lintang tapi selama ayang bahagia apapun itu sebisa mungkin akan dia wujudkan

Terjebak di zaman yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang