17 ~ PANDANGAN PERTAMA

788 101 1
                                    

malam hari saat semua tertidur di rumah Lintang (Tama) 

Lintang mendengar ada yang sedang memanggil nama Segara, Lintang segera duduk memanggil Segara yang tertidur lelap memeluk Boba dengan di jepit antara Amber dan Lintang (ke enakan tuh bocah)

"Gar, bangun Gar! Segar!"

Segara mengerjapkan mata nya berusaha mengumpulkan nyawanya yang masih melayang

"opo mbak?"

"jangan panggil mbak dong!!" Lintang mencubit pipi segara membuatnya langsung terjaga 

"aaaa atata" sambil mengusap pipinya yang di cubit

"ada yang mangggil kamu tuh,"

Segara segera berjalan menuju ke arah luar menyibak kulit beruang yang menutupi dan seketika wajahnya langsung di sambut terpaan angin malam yang dingin jadi dia memasukkan kembali ke dalam melihat Lintang dengan mata memelas, sedangkan Lintang hanya menghela nafas pasrah mengambil kulit beruang yang cukup besar dan berjalan keluar bersama Segara di dalam kulit beruang itu

saat di luar Lintang tak melihat siapapun hanya ada pepohonan dan sungai di samping rumahnya, tiba-tiba suara itu datang lagi dari arah hutan samping sungai sedang memanggil Segara lagi, suaranya seperti lelaki 

Segara yang mendengarnya menyembulkan wajahnya dari dalam kulit beruang yang hangat itu

"MAS TIMIN! AKU NEK KENE MAS!!"

"Gar kamu kenal?"

"iku suoara ne mas ku mbak!"

 "ooh"

semak-semak mulai bergoyang dan memunculkan seseorang yang gagah dan tinggi dengan kulit yang agak kecoklatan hampir mirip dengan Tama rambutnya juga panjang dan hitam tapi di kuncir bawah pupil matanya hitam legam seperti jelaga.

dan lagi dia hanya memakai kulit binatang di bawah saja memperlihatkan perut 6 bata miliknya sedangkan senjatanya hanyalah sebuah tombak kayu

 sebenarnya Lintang agak terpana dengan penampilan lelaki itu, mengingatkannya dengan Tama, sedangkan lelaki itu juga terpana melihat penampilan Lintang kulit putih yang seakan seperti mutiara kerang di terangi cahaya bulan, bibirnya merah merona karena dingin dan mata kecoklatan yang bersih dan terang 

pipi milik Timin agak memanas dan jantungnya berdebar kencang ini pertama kalinya dia melihat seorang bidadari 

(ini ilustrasinya Lintang ya, ini aku buat sendiri ada di instagram aku, jangan di colong!, nama nya kireina_ayuneko yang ada di gambar itu salah ketik)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(ini ilustrasinya Lintang ya, ini aku buat sendiri ada di instagram aku, jangan di colong!, nama nya kireina_ayuneko yang ada di gambar itu salah ketik)

Segara keluar dari kulit beruang dan berlari ka arah Timin, langsung memeluknya, membuat Timin kembali sadar, dan memandang kebawak kakinya di mana sang adik sedang memeluknya 

Timin pun berjomgkok dan mengelus surai milik Segara tentu saja Segara senang tapi tanpa di duga telinganya di tarik

"BOCAH NAKAL!! AYO MBALEK!!"

"AAAA ATAAATAA MBAK LINTANG TULONG MBAK!!" Segara sudah menjerit kesakitan dengan mata yang meneteskan air mata dengan deras jangan lupa ingus yang keluar sampai masuk ke mulutnya sendiri

Lintang yang tak tega menghampiri mereka dan Timin di buat terpana oleh pemandangan Lintang yang sedang berjalan sangat angggun dan bukannya mengendurkan jewerannya tanganya malah semakin mengerat

"WAAAAA!! MAS!! WAAAA!!" 

Lintang segera berlari dan mengenggam tangan Timin 

"eem mas lepas ya dik Segar kesakitan ini! dia kan cuma nginep semalam di sini besok dia balik kok"

Timin merasakan tangan Lintang yang menyentuh tangannya aah! lembut sekali bahkan tangan para gadis di desanya tidak selembut ini dan suaranya juga candu apalagi kaulit yang menutupi tubuh Lintang melorot dan menampilkan bahu mulus milik Lintang 

rasanya ada yang tegak tapi bukan keadilan!

sedangkan Segara yang melihat ada celah langsung berlari ke arah Lintang dan masuk ke dalam kulit beruang bersembunyi dari kakaknya yang menakutkan itu

Timin berniat mengejarnya tapi dia agak malu dengan Lintang

Lintang agak memalingkan wajahnya kearah lain dengan semburat tipis di pipinya

'apa-apan orang ini? apa dia punya fetis menyiksa orang?'

"k kau bisa datang menjemputnya besokkan? ini sudah terlalu larut untuk anak kecil seperti dia"

"d dan apa kau bisa bereskan urusanmu dulu?"

Timin mengeryit heran dan saat melihat kebawah dia sadar dan meninggalkan tempat itu dengan wajah memanas

"hiks hiks mbak Lin hiks"

Lintang memeluk Segara dengan lembut dan mengusap-usap rambutnya berusaha menenangkan bocah itu tanpa Lintang tau kalau Segara sedang menikmati pelukan lembut dari Lintang 'rasane empuk, wangi......'

Terjebak di zaman yang berbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang