Prologue

1.7K 131 73
                                    

"ISH Papa mana si? Masa udah jam segini aku belum dijemput juga si?!!"

Seorang anak kecil berusia sekitar empat atau lima tahunan itu sudah mengeluh sejak bel sekolah berbunyi, dikarenakan sang Papa belum juga menjemputnya.

Kini jam menunjukkan pukul 13:04, dimana ia sudah keluar dari kelasnya hampir dua jam yang lalu.

"PAPA!" Si kecil yang kini duduk di kursi tunggu itu berteriak sambil merengek.

Sekolah sudah sepi, bahkan sejak setengah jam yang lalu.

Bahkan pak satpam yang biasanya duduk santai di dekat gerbang, sudah meninggalkan sekolah sejak satu jam yang lalu. Harusnya kan satpam nungguin sampe abis anak-anak buat kunci gerbang, emang lain satpam sekolahnya ini.

Anak laki-laki itu benar-benar sendiri di sekolah.

Merasa geram menunggu sang Papa yang bahkan batang hidungnya pun gak keliatan, ia beranjak dari tempat duduknya.

Langkah kecilnya berjalan sampai di depan gerbang sekolahnya.

Ia menengok ke kanan dan ke kiri-nya, menghela napas kasar, lalu berniat menyebrangi jalan menuju ke warung di seberang jalanan itu.

Langkah ragu ia ambil, anak kecil itu berjalan dengan pelan, dengan perasaan takut dihatinya.

Ia menyebrangi jalan tanpa melihat ke kanan dan kiri-nya lagi.

"AWAS!!"

"ADEK AWAS!!"

Mendengar teriakan tersebut, anak laki-laki itu menoleh ke arah belakangnya.

Bruk

"Aw!"

"Mbak gapapa, mbak?"

Gadis itu bangkit setelah terjatuh, karena menyelamatkan seorang anak yang hampir tertabrak itu, yang akhirnya malah ia yang tertabrak.

"Gapapa, mas." Ia berdiri, lalu membantu anak kecil yang ia selamatkan itu untuk ikut berdiri. "Adek gapapa?"

Walaupun matanya banjir tapi ia mengangguk dengan tenang.

"Lain kali hati-hati ya, dek, kalo nyebrang."

Gadis itu memeluk anak yang sedang nangis itu, lalu ia menengok ke arah mas-mas yang menabraknya. "Silahkan mas pergi aja, biar saya yang urus."

Setelah mendapat pernyataan dari gadis itu, mas-mas itu pun pergi.

Gadis itu membawa anak laki-laki tersebut ke pinggir jalan. "Kamu gapapa, kan? Rumah kamu dimana?"

Dengan mata yang berkaca-kaca, dan bibir yang getir, ia menjawab, "ga tau jalannya."

Gadis itu tersenyum, walaupun badannya baik di tangan maupun di kaki sudah luka-luka.

"Adek dijemput?"

Anak itu mengangguk.

"Ya udah, Kakak ikut nunggu deh disini, ayo kita duduk di warung aja." Gadis itu menuntunnya memasuki warung.

Mereka duduk bersebelahan. Anak kecil itu menatap ke arah gadis yang menyelamatkannya. "Kakak banyak luka."

Gadis itu tersenyum manis. "Gapapa kok, ga sakit, Kakak itu kuat," bangganya. Nyatanya lukanya cukup nyeri.

Sepuluh menit berlalu, mereka masih setia menunggu di warung.

Sampai akhirnya.

"Juan!"

Anak kecil bernama Juan itu menengok ke belakang, didapatinya sang Papa berdiri di sana. Dengan wajah kesal ia mendatangi Papanya.

"Papa dari mana aja si? Juan lama banget nunggunya!"

Lelaki itu berjongkok menyeimbangi tingginya dengan sang anak. "Maafin Papa ya, tadi Papa ada kerjaan yang ga bisa ditinggal."

Gadis itu tersenyum melihat anak kecil itu berdebat dengan Papanya, lalu ia ikut keluar dari warung tersebut.

"Kamu sama siapa?" tanya sang Papa saat melihat gadis tersebut.

"Kakak ini nolongin aku hampir ketabrak tadi," jawabnya dengan kesal.

Lelaki itu langsung bangkit. "Makasih banyak." Ia melihat banyak luka di tubuh gadis tersebut. "Ayo saya bawa ke rumah sakit."

Gadis itu langsung menggeleng. "Ga usah, pak," tolaknya.

"Ayo ke rumah aku aja, Kak, nanti aku yang obatin semua luka Kakak." Juan menggenggam tangan gadis itu.

Tersenyum canggung ia berusaha melepaskan genggaman anak itu. "Ga usah, gapapa kok, Kakak kan kuat, ini cuman luka kecil," jelasnya.

"Gapapa, ayo masuk." Papa Juan membukakan pintu mobilnya.

Juan tersenyum bahagia, lalu menarik gadis itu untuk memasuki mobilnya. Dengan pasrah gadis itu akhirnya menurut.

Satu hal yang membuat gadis itu kaget dan tak menyangka, bahwa Papa dari anak ini masih begitu muda.

Oh, bahkan guru di sekolahnya mungkin lebih tua dari lelaki ini, dan belum menikah, apalagi mempunyai anak.

























Oh, bahkan guru di sekolahnya mungkin lebih tua dari lelaki ini, dan belum menikah, apalagi mempunyai anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiro Pranadipa / 23 yo

Bianca Aurelia / 17 yo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bianca Aurelia / 17 yo

Bianca Aurelia / 17 yo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juan Pranadipa / 4 yo


•••

Halo, aku balik membawa cerita Haruto Bahiyyih lagi.

Semoga suka ya! Jangan lupa pencet bintang ⭐

Papa Muda | Haruto Bahiyyih ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang