^13 Wedding day

565 53 24
                                    

"SELAMAT datang ke rumah!! Bagaimana rasanya setelah meninggalkan rumah ini satu setengah tahun?" Wina yang tadinya berbicara dengan mengepal tangannya seolah mic, kini tangan yang mengepal itu ia tujukan kepada Hiro.

Hiro menepis pelan tangan Wina. "Lebay lo."

"Pah, aku udah daftar sekolah tauu!!"

Fokus Hiro tertuju kepada Juan, sang anak tercinta. "Oh ya?! Ih, keren banget anak Papa udah mau sekolah SD?!"

Di rumah bersar milik keluarga Pranadipa, kini sedang diadakan pesta keluarga untuk menyambut kembalinya anak sulung mereka, Hiro Pranadipa, yang baru saja kembali dari perjalanan bisnis di Jepang.

"Ayo kita makan! Mama udah nyiapin semuanya di meja makan."

Dengan ucapa nyonya Pranadipa itu, semua orang yang berada di rumah langsung menuju ke tempat makan.

"Mah, Pah," ucap Hiro ditengah-tengah makannya.

"Hm?"

"Hiro punya niat baik pengen nikahin Liya."

Setelah mengucapkan kalimat itu, semua mata tertuju kepada Hiro, termasuk para pelayan yang sedang berbaris di pinggir.

Wina menatap Hiro dengan tatapan tidak suka. "Maksud lo?"

Hiro mengabaikan sang Adik, ia hanya perlu pendapat kedua orang tuanya.

Aya menatap polos ke arah kedua orang tuanya, menunggu jawaban apa yang akan keluar dari mulut mereka.

"Bagus," ucap tuan Pranadipa.

Tatapan tidak suka dilontarkan oleh Wina dan Aya.

"Apa-apaan!" Wina berteriak tidak suka.

"Diam!" bentak Hiro. "Gue ga butuh saran dari lo, yang penting dari orang tua gu–"

"Mama belum komen." Nyonya Pranadipa buka suara.

Hiro menatap sang Ibu. "Lalu, apa jawaban Mama?"

"Dari awal Mama ga setuju sama hubungan kamu. Kenapa tidak yang lain? Bia misalnya?"

Hiro menatap bingung Ibunya. "Bia?"

"Ya, jelas dia bisa menjaga Juan dengan baik. Cewek kamu itu bisa jaga Juan, ga? Kamu harus mikirin anakmu juga, carilah perempuan yang bisa menjadi Ibu yang baik untuk Juan."

Hiro menatap heran. "Aku udah lama pacaran sama Liya, Mah, bukan sebulan dua bulan. Dia tau jelas aku dan keluarga aku bagaimana."

"Pokonya Mama ga setuju."

"Ya udah, yang penting Papa setuju."

Wina menatap tidak percaya dengan jawaban yang baru saja Hiro lontarkan. Ia bangkit dan pergi dari meja makan.

"Na."

Wina menghentikan langkahnya saat ada suara yang memanggilnya. "Bi!" Ia berlari ke arah Bia yang sedang duduk di ruang tengah.

Wina mendudukkan diri di sofa samping Bia.

"Kenapa?" tanya Bia.

"Hiro, katanya mau nikah."

Bia tentu terkejut mendengarnya, sampai-sampai ia terdiam dan tidak menjawab Wina.

"Ternyata cewek itu di Jepang selama ini sama Hiro." Wina berbicara dengan nada kesal.

"Liya?"

Wina mengangguk.

"Tapi, kayaknya dia ga suka sama Juan?"

Wina mengangguk setuju. "Iya! Gue juga mikir gitu, Bi!" Ia menghela napas kasar. "Giaman nasib ponakan gue kalo punya Ibu tiri begitu!"

"Respon orang tua lo, gimana?" tanya Bia.

Papa Muda | Haruto Bahiyyih ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang