Salah satu keuntungan menjadi bagian dari OSIS adalah, setiap anggota bahkan inti OSIS tidak diwajibkan untuk bergabung kedalam ekstrakurikuler manapun, sedangkan untuk Siswa/i Geranium lainnya harus bergabung minimal kedalam 1 ekstrakurikuler baik pasif maupun aktif. Berdasarkan status yang dimiliki Kiya dan Rai saat ini, mereka hanya penonton bebas kegiatan ekstrakurikuler saja, karena menurut keduanya kurang ada ekskul yang memikat hati dan ingin mereka tekuni.
Berbeda dengan duo sejoli ini, kelima inti Sangkar bergabung dalam dua ekskul yang berbeda, hampir masing-masing dari mereka memiliki 2 ekskul yang ditekuni. Contohnya saja, Bian yang mengambil pendalaman olimpiade dan futsal, lalu Wildan yang mengambil futsal dan pantonim, Angga mengambil renang dan futsal, sisanya Ganen dan Ardian yang hanya mengambil futsal saja, itupun karena paksaan dari teman mereka, Wildan. Katanya Sangkar harus punya love language quality time disekolah, padahal mah hampir setiap saat barengan walau beda kelas juga.
Setiap hari tepatnya sepulang sekolah, selalu ada ekskul yang beroperasi untuk latihan, hal ini dikarenakan 70% ekstrakurikuler yang ada di SMA Geranium memang menyandang status aktif, sering mengikuti lomba dan memiliki pelatih yang handal, makanya sukar sekali menemukan kondisi SMA Gera yang benar-benar sepi, karena dalam satu hari saja, bisa ada 2 sampai 3 ekskul yang beroperasi. Ekskul sendiri, selalu diperbolehkan untuk meminjam anak OSIS jika memang diperlukan anggota tambahan, tapi sejauh ini selama 2 bulan bersekolah di Geranium Kiya atau bahkan Rai belum pernah dipinjam untuk kegiatan ekskul.
Hari sudah menunjukkan pukul 2 lewat 45 menit yang artinya 15 menit bel pulang sekolah akan berbunyi. Untuk mata pelajaran terakhir, kelas X IPS 2 tidak disinggahi guru sama sekali. Sehingga Kiya, Rai, Wildan dan Ardian tengah menghabiskan sisa waktu mereka untuk bermain UNO!
"UNO!" Rai dan Ardian mengucap berbarengan.
"Dor!" Celetuk Kiya.
"Mana boleh barengan UNOnya, harusnya lo tunggu Rai selesai dulu, Ardi. Kan Rai jalan duluan!" Sambung gadis itu sambil menatap malas kearah Ardian. Yang ditatap hanya mengedikkan bahu dan mengiyakan perkataan teman sekelasnya ini. Sontak Ardian mengambil 1 kartu tambahan karena adanya pelanggaran dalam permainan kartu tersebut.
"Ye si oon, mau curangin gue kan lo kutil badak?" Wildan mengangkat sebelah alisnya sambil menoel-noel tangan Ardian. Ardian hanya mendengus geli dan mengarahkan tangannya untuk bergerak bebas melancarkan aksi tempelengan kearah teman bodohnya yang satu itu.
"Jangan ngaco deh lo, Sari Murni!" Ardian akhirnya mengangkat suara, pasalnya sedari tadi ia tidak berhasil menang. Ketika hendak UNO! ada saja pemain sirik yang membuatnya gagal, pemain tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah Kiya dan Wildan.
"Eh nanti pas bel bunyi, yang kartunya sisa paling banyak dapet hukuman ya?" Kiya menyarankan, menurut gadis itu pasti akan lebih menyenangkan dan menantang. Rai yang kartunya tersisa 1 langsung menganggukkan kepala tanda setuju dengan perkataan temannya.
"Ayo lah, gak takut gue!" Wildan mengibas-ngibaskan kartunya sambil tersenyum licik.
Urutan permainan UNO dimulai dari Rai - Ardian - Wildan - Kiya, begitu seterusnya berputar. Sehingga setelah Wildan jalan, Kiya baru bisa meletakkan kartunya. Entah memiliki dendam sebesar apa, ternyata beberapa kartu terakhir yang dipegang Wildan diisi dengan kartu plus (tambah 2 atau tambah 4) sedangkan nasib buruk yang didapati Kiya ialah gadis itu tidak memiliki kartu serupa, sehingga kartunya kian bertambah, begitupun dengan Ardian yang mendapat tambahan serupa karena Rai ternyata memiliki kartu plus juga.
Bel berbunyi dengan nyaringnya, Ardian melempar kartunya gusar dengan wajah suram. "Emang paling bener tidur aja gua, main cuman buat kalah." Dia segera merapikan isi tasnya dengan gestur jengkel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indomie.
Teen Fiction"Indomieeeee" "Seleraku!" "Loh gua pikir selera lu Kiya?" "Itu juga boleh" Namanya Angga, panjangnya Aditya Dewangga, jatuh cinta banget sama yang namanya Indomie, tapi lebih jatuh cinta lagi sama temen seangkatannya yang gemes parah, Kiya. Kirana W...