"Langsung saja... Apa yang mau kau bicarakan?-" ujar Sakura to the poin, ekspresi hangat yang ia tampilkan tadi pada Mikoto kini berganti cepat dengan ekspresi datar nan dingin
Obito menyadari ketidak nyamanan Sakura, ia hanya menghela nafas panjang
"Bisakah kau membantuku kekamar? Kita bisa bicara di kamarku... Disini terlalu err lengang" ucap Obito yang berusaha berdiri dari duduknya untuk duduk di kursi rodanya lagi. Tadi ia dibantu oleh Itachi namun sekarang ia tak berniat meminta bantuan pada Sakura mengingat gadisnya masih merajuk
Namun siapa sangka Sakura dengan sigap membantunya berdiri dan memapahnya menuju kursi roda. Ada sekelebat senyum tipis dibibir ranum Sakura, ya Sakura. Ia sudah merindukan pria ini sejak beberapa hari lalu dan ia juga merindukan kedekatan serta yang paling ia rindukan adalah kehangatan juga aroma maskulin woody dan mint yang menguar dari tubuh jangkung pria ini. Sakura benar-benar merindukan Obito. Namun ia kembali tersadar akan keadaanya, ia mungkin merindukan pria ini. Namun bukan berarti pria disampingnya ini juga merindukannya
Kini Sakura dan Obito tengah berada di lift, ya lift. Manor uchiha memiliki 10 lantai, dan kuasa Obito ada di lantai ke7 itulah mengapa mereka harus naik lift
Obito diam-diam mencuri pandang pada Sakura, ia kembali menghela nafas karena kecanggungan ini kembali terjadi pada hubungan mereka
Tiba di kamar Obito, kini mereka menuju ranjang. Tepatnya Obito menggiring Sakura menuju ranjang nya
Sakura duduk ditepi ranjang yang berukuran king size itu, sakura mengusap-usap kasur yang ia duduki dengan telapak tangannya. Entah mengapa namun perasaan akan malam itu kembali memenuhi pikirannya sesaat. Malam dimana Obito mencumbunya, malam dimana awal kisah cinta mereka bermula di negara Swiss
Obito membawa nampan yang berisi teh ocha hangat dan beberapa camilan favorit Sakura. Obito sengaja menyiapkan nya untuk berjaga-jaga jika Sakura datang kekamarnya, ia tak perlu repot naik turun kedapur untuk mengambil camilan ringan
Obito meletakan nampan itu diatas meja lipat minimalis didepan Sakura. Tentunya Obito juga yang menyiapkan meja dadakan itu. Ia sengaja tidak membawa Sakura duduk di sofa karena ia ingin tempat tidurnya diduduki oleh sang gadisnya. Bukan karena di kamarnya tak ada sofa yah guys
Obito mempersilahkan Sakura untuk minum teh nya terlebih dahulu sebelum memulai obrolan mereka yang mungkin tak akan selesai dengan cepat
Sakura menyecap ocha hangat itu pelan nan anggun. Sungguh pemandangan bagi Obito
"Sekarang... Bisa kau katakan apa tujuanmu-" kini Sakura kembali memulai percakapan
Obito menghela nafas lalu ia meraih kedua tangan Sakura dan menciumnya bergilir
Tentunya perilaku Obito membuat Sakura sedikit blushing, buru-buru Sakura menarik tangannya. Ia tak mau terlena akan perasaan nya lagi, ia sudah mantap dengan keputusannya kemarin
Obito menatap kecewa pada Sakura yang terang-terangan menghindarinya. Ia menghela nafas kasar
"Aku meminta pada Madara-sama untuk memajukan tanggal pernikahan kita-"
Dheggg!!!
Bagai disambar petir disiang bolong emerald Sakura membola dengan mulut yang sedikit menganga. Sungguh ia terkejut bukan main disini
"Ap-apa kau... Apa yang kau katakan? Memajukan ha-hari per-pernikahan-" beo Sakura dengan gagap
Obito hanya mengangguk kecil sambil terus matanya memperhatikan emerald yang seolah membiusnya untuk masuk lebih dalam
Sakura bergetar, ia mencengkram udara. Tangannya mengepal kuat. Omong kosong macam apa ini? Sakura tak habis fikir, mengapa Obito mau memajukan hari pernikahan mereka jika yang ingin ia nikahi saja bukan dirinya melainkan orang lain
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Fragile {Obito Uchiha X Sakura Haruno}
Fanfiction(Tahap Revisi) Mengisahkan perjalanan cinta sepihak dari dua insan *Laki-laki yang dia cintai tidak mencintainya malah terbilang membencinya* *Wanita yang dia cintai dan kagumi hanya memberinya harapan palsu* Akankah takdir cinta mereka dipertemu...