06

369 43 2
                                    

Pukul 17:57

Sakura keluar dari ruangan nya, ia menghela nafas beberapa kali untuk mengurangi sesak didadanya. Kejadian tadi pagi, membuat nya mengurungkan diri untuk melakukan check up pada Obito hingga ia menugaskan suster untuk menggantikan nya

Sakura tentu saja merasa tak enak juga takut Obito akan memarahinya, mengingat semua perkataan nya pada Rin dan Rin yang keluar dari ruangan nya dengan air mata berlinang. Tentunya ia cukup sadar akan posisi nya yang tak bisa menggantikan Rin di hati Obito. Ia takut Obito akan marah padanya, meski setatus nya lebih pasti dari pada Rin. Namun setatus di hati Obito? Siapa yang tahu. Mungkin dengan kejadian ini Obito akan membatalkan pertunangan mereka. Bukan tidak mungkin Obito melakukan hal demikian, meskipun ia adalah uchiha clan yang patuh, siapa yang tau apa yang akan dilakukannya jika ini menyangkut wanita paling berharga dalam hidup nya

'Shittt!!!

Sakura mengumpat kesal dalam hatinya. Rasa sesak didadanya kembali menggerayapi hati lemah nya. Ia benci dirinya yang lemah dan mudah menangis. Ia benci dirinya yang selalu salah menempatkan hati pada orang yang salah

Dulu Sasuke... Ia masih ingat betapa bodohnya ia dulu mengemis cinta pada orang yang bahkan tidak pernah meliriknya, hanya sesekali Sasuke meliriknya dan itupun karena ada hal yang mengharuskannya berinteraksi langsung dengan Sakura

Ia masih ingat semua cara yang ia lakukan, untuk memikat hati pria es itu. Dimulai dari membuatkan sarapan untuk Sasuke meski akhirnya ia berikan pada Naruto, Sakura masih bersyukur karena hasil jerih payah nya tidak dibuang ketempat sampah...

Merajutkan syal untuk Sasuke dan pada akhirnya malah ia berikan syal itu kepada Naruto juga

Bahkan Sakura sangat mengingat dirinya membuat syal itu dengan banyak luka di tangan nya, namun siapa sangka hasilnya tetap tak diterima oleh Sasuke. Kadang ia berfikir, apakah Sasuke ini menyimpang. Mengingat semua yang dia buat dan berikan pada Sasuke selalu berakhir di tangan Naruto

Sakura sedikit bergidik mengri memikirkan nya...

Langkah Sakura mulai gontai saat ia menjejaki lorong yang menuju kebarisan ruang VVIP, dan tentunya ruangan Obito pun akan ia lewati jika terus menjalur dilorong ini

Sakura kembali merasakan denyut nyeri didadanya, ia kembali mengingat Obito dan Rin. Mungkin Rin tidak sekekanakan itu sampai mengadu pada Obito, tapi disitu Rin pasti mengadu pada sang mantan guru nya. Kakashi pasti akan mengatakan nya pada Obito, mengingat dalam pertemanan antara guru dan calon suami nya itu tidak pernah ada yang namanya rahasia

Sakura menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Ia tak bisa terus-terusan menghindar bukan? Suatu saat pasti ia harus menghadapinya. Meskipun Obito tidak membatalkan pertunangan mereka, dia juga pasti akan bertindak dingin padanya

Sakura tahu betul sifat Obito, jika ada sesuatu yang tidak sesuai dengan keinginannya. Maka bukan masalah baginya untuk membuang pembuat masalah itu

Sakura meremas ujung jas dokter nya, ia kembali melangkahkan kaki nya menuju ruangan orang yang ingin ia hindari namun tidak bisa

Sakura merasakan kakinya semakin berat saat pintu ruangan VVIP Obito tinggal beberapa langkah didepannya

"Hufftt! Kau bisa Sakura! Jangan jadi lemah!-" monolognya pada dirinya sendiri

Sakura terus memupuk pikirannya dengan hal-hal yang akan ia lakukan saat didalam ruangan itu nanti, saat ia harus menghadapi kenyataan pahit yang berulang bahwa cinta nya terus bertepuk sebelah tangan. Sakura bahkan sudah menghela nafas berkali-kali untuk menguatkan hatinya jika sesuatu yang ia pikirkan akan terjadi, hatinya harus siap menerima. Hatinya harus kuat, harus tegar

Love Is Fragile {Obito Uchiha X Sakura Haruno} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang