11 | Lie

58 6 0
                                    

Pukul tujuh pagi hari, ruangan yang identik dengan warna putih pada seluruh detail bangunan nya. Gadis yang baru saja bangun dari tidur nya melihat sekeliling ruangan, ruangan yang sangat berbeda dari sebelum nya, ia merasakan sakit kepala yang sangat teramat sakit, tubuh yang sangat lelah, serta mual yang ia rasakan.

Gadis itu pun tidak mengerti, apa yang tengah terjadi dengan diri nya, ia melangkahkan kaki nya untuk keluar dari ruangan itu.

Satu tangan nya meraih gagang pintu itu, 'terkunci' guman nya.

Ia menarik - narik gagang pintu itu, tetapi benar - benar terkunci. Ia di kunci dari luar ruangan.

Anna melihat sekeliling ruangan, ia menarik setiap gagang pintu yang ada, tetapi semua nya terkunci. Lalu ia membuka pintu balkon, dan itu tidak terkunci.

Ada niat dari diri nya untuk pergi melewati jendela balkon, "apakah aku harus melewati ini? Atau aku lompat? Tidak mungkin, ini sangat lah tinggi, ahh sial!! Apa yang harus aku lakukan?" Gerutu nya kesal.

Anna melihat sekeliling balkon, "aku masih di mansion Alviro, tetapi kenapa ia mengunciku? Dan ruangan apa ini? Aku harus keluar dari mansion ini, bagaimanapun cara nya, tetapi penjaga di mansion ini sangat banyak, gerak - geriku akan sangat di ketahui, satu - satu nya cara adalah pada saat kami berada di luar, yaa.. dan saat itu juga, aku akan segera pergi," gerutu nya lagi, gadis itu berjalan kesana kemari, ia terus menerus memikirkan cara agar bisa terlepas dari Alviro.

Hingga suara pintu terbuka pun terdengar, Anna menoleh ke arah pintu, terlihat sosok pria yang mengenakan tuxedo, dengan rambut yang sudah tertata rapih ke belakang, sangat tampan, dan itu sangat mengganggu pikiran nya.

"Bagaimana tidur mu?" Pria itu berjalan ke arah Anna.

"Berhenti! Jangan mendekatiku!" Pekik nya.

Pria itu mengerutkan dahi nya, "kenapa? Bukankah tadi malam kau sangat menginginkan saya?" Goda nya.

Anna berjalan mundur, "tidak! Aku tidak pernah berkata seperti itu!" Bantah nya.

"Kau lupa? Benar - benar tidak mengingat kejadian panas tadi malam?"

Anna mencoba mengingat kejadian tadi malam, tetapi hanya rasa sakit di kepala nya yang ia rasakan.

"Kau memaksa saya untuk menyentuhmu, kau memaksa saya untuk menuntaskan hasratmu," pria itu suka sekali menggoda gadis nya, ia sangat senang melihat wajah Anna panik. "Dan karena kegiatan itu, saya jadi menginginkan nya lagi," Alviro berjalan ke arah Anna.

"Tidak! Berhenti! Jangan mendekatiku," Anna berjalan mundur, hingga ia terhenti oleh pagar balkon.

Alviro pun berhenti tepat di depan Anna, jarak antara mereka sangat dekat, hingga mereka bisa merasakan napas kedua nya.

Alviro mendekatkan wajah nya, hingga gadis itu memejamkan mata. "aku suka saat kau seperti ini,"

Anna membuka mata nya, jarak antara mereka sudah cukup jauh, Alviro sudah mundur beberapa langkah. Sedangkan Anna menatap Alviro dengan ketidaksukaan nya.

"Untuk saat ini, tetap lah berada di dalam ruangan ini, saya berjanji akan membawa Nenek mu," pria itu duduk di salah satu sofa disana, di susul oleh Anna yang juga ikut duduk di samping nya, gadis itu penasaran dengan ucapan yang baru saja ia dengar.

"Kau akan membawa Nenek ku kesini?" Anna memastikan ucapan Alviro.

"Ya.. saya akan membawa nya kesini, ia akan tinggal disini bersama denganmu," Alviro menyandarkan pundak nya di sofa, ia menatap langit - langit kamar nya yang berwarna putih.

"Kau serius? Kapan akan membawa Nenekku?" Tanya Anna.

"Secepat nya, saya akan membawa Nenekmu.." Alviro menjeda perkataannya, "kau harus selalu menuruti perkataan saya, kau pun tau akibat dari seorang yang pembangkang, saya tidak akan segan - segan untuk menyakiti Nenekmu," ancam nya.

Black Diamond : The Dominant [THV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang