7 | The France

49 7 0
                                    

Ruangan yang terbilang cukup ramai, dengan alunan musik dansa yang masih terdengar, dan tentu nya masih banyak orang yang melakukan dansa dengan pasangan nya masing - masing.

Lagi - lagi Vano tekejut dengan tindakan yang akan di ambil oleh Alviro. Pria itu selalu melakukan hal sesukanya, tanpa memikirkan kedepannya.

"Kau yakin akan membawanya? Aku tidak yakin kalau ia akan menurutinya." Vano sengaja meragukan dirinya.

"Ya saya yakin. Dia hanya untuk menghilangkan penat saya saja. Dia juga tidak akan tahu tentang dunia gelap saya, kalau pun pada akhir nya dia mengetahui nya, itu tidak akan menjadi masalah," Alviro menghampiri Anna yang sedari tadi hanya berdiri sendiri, sembari melihat sekelilingnya.

"Ikut saya!" Perintahnya, lalu Alviro menarik lengan Anna untuk keluar dari ruangan itu.

Jelas Anna bingung dengan perlakuannya kali ini. "Kita mau kemana?" Tanya Anna kepada Alviro, tidak ada jawaban dari Alviro. Ia terus menarik lengan Anna, hingga sampai di depan lobby gedung.

Alviro memasukkan Anna kedalam sebuah mobil yang berbeda, dengan yang di kendarai oleh Vano tadi.

dan Anna pun semakin bingung. Kini yang berada di dalam otaknya hanya pertanyaan - pertanyaan.

Kenapa? Ada apa? Mau kemana? Ada masalah apa? Apa yang terjadi?

Pertanyaan itu ingin sekali ia lontarkan kepada Alviro. Tetapi sepertinya percuma.

Mereka sudah melajukan mobilnya. "Diamlah! Jangan banyak bertanya." seolah mengerti dengan pikiran Anna, Alviro menyuruh Anna untuk tetap diam. Anna pun tetap diam di dalam mobil itu.

Hanya memakan waktu 25 menit, mereka sudah sampai di bandar udara Seokarno Hatta. Anna melihat sekeliling, ia tidak salah lihat, ia benar - benar berada di bandar udara.

Anna bingung untuk apa mereka datang ke bandar udara. Saat turun dari mobil, Anna melihat Nindia, sekertaris Alviro.

Nindia sedikit menundukan kepalanya, saat Alviro turun dari dalam mobil, disusul Anna yang ikut turun dari dalam mobil dengan keadaan yang masih bingung.

"Ini yang anda pinta Pak." Nindia memberikan satu Paspor dan Visa kepada Alviro, lalu ia membukanya. Setelah di lihat, ia langsung memberikannya kepada Anna.

Anna bingung, ia membuka Paspor dan tertulis namanya disana, Annastasia.

Dari mana Nindia mendapatkan itu semua? Dengan secepat itu dia mendapatkannya?

Kini pikiran Anna bertambah.

Apa yang sebenarnya sedang mereka lakukan?

"Cepatlah!!." Alviro menarik paksa lengan Anna.

"Tidak!! Aku tidak mau ikut dengan kalian!" Pekik Anna cukup keras.

"Diamlah Anna.. atau saya akan membuat Nenekmu dalam bahaya." ancam Alviro.

Anna terdiam, ia teringat kembali akan sang Nenek, kalau Anna pergi, siapa yang akan merawat Neneknya.

Alviro menyadari keterdiaman Anna "Selama kamu menuruti perkataan saya, nenekmu akan baik - baik saja, Nindia akan merawatnya." Alviro kembali menarik tangan Anna "tetapi kalau kamu tidak menuruti perkataan saya, saya tidak akan segan - segan membuat Nenekmu dalam bahaya!" Ancamnya lagi.

Anna menatap Alviro dengan tatapan geram, mata yang sudah memerah, dan butiran air mata yang sebentar lagi akan turun membasahi pipinya.

"Apa yang akan kamu lakukan kepadaku?" Anna merasa dirinya sedang di bawa dengan keadaan paksa.

Black Diamond : The Dominant [THV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang