15 | Longing

26 5 2
                                    

Ruangan yang terlihat begitu nyaman, dan tentram, menjadi saksi kegelisahan seorang perempuan, Anna sangat gelisah, karena Alviro belum juga kembali.

Sedangkan Anna, ia cukup heran, kenapa Alviro belum kembali. "Callen apakah Tuan Alviro belum kembali?"

"Belum Nona, mungkin beberapa hari lagi, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Callen.

"Tidak, tidak ada, hanya saja ini sudah hampir 4 hari, dan aku belum mendengar kabar tentang Tuan Alviro."

"Nona mengkhawatir kan nya?" Tanya Callen, mereka saat ini sedang berada di taman belakang, tempat yang sering sekali Anna kunjungi, mungkin itu sudah menjadi tempat kesukaan nya.

"Tidak," jawab Anna cepat.

Callen hanya tersenyum.

"Tapi.. bisakah kau menghubungi nya? Ada suatu hal yang ingin aku tanyakan kepada nya," tutur Anna antusias.

"Maaf Nona, tetapi ketika Tuan muda sedang melaksanakan misi nya, ia tidak ingin di ganggu oleh siapapun,"

"Bahkan denganku?" Tanya Anna.

Callen menganggukan kepala nya kecil. "Mungkin nanti, Tuan muda akan segera menghungi Nona."

"Benarkah?"

~~~

Mansion yang begitu mewah, dan ramai akan para pekerja terasa begitu sepi di hadapan Anna yang saat ini tengah melakukan makan malam nya.

Pada awal nya ia merasa sangat senang karena Alviro akan meninggalkan mansion dalam waktu beberapa hari kedepan, tetapi ketika tidak bersama dengan Alviro beberapa hari, ia merasakan ada nya hal yang berbeda.

Setelah makan malam selesai, Anna berniat untuk masuk kembali ke dalam kamar nya, niat nya untuk tidur lebih cepat, tetapi hujan turun cukup deras dengan suara guntur yang kencang, ia berada di balik selimut yang cukup hangat, menyelimuti setengah tubuh nya.

Seperti nya langit pun berada di pihak nya, gadis itu merindukan sosok pria yang belakangan ini selalu mengganggu pikiran nya, bayangan pria itu tidak pernah lepas dari pikiran nya, hingga ia sedikit demam.

Entah kenapa bayangan seseorang itu selalu berada di pikiran nya, Alviro. Anna merindukan sosok Alviro.

"Bagaimana kabar nya? Kenapa dia tidak menghubungiku? Tidak mungkin kan meninggalkanku di negara ini seorang diri? Memang nya sesulit itu memberikan kabar kepadaku?" Gerutu nya terus menerus, dengan posisi tubuh yang masih terlentang, tubuh nya merasakan sedikit demam, tapi ia mencoba untuk tidak memperdulikan nya.

Malam pun semakin larut, Anna tetap tidak bisa memejam kan mata nya, tubuh nya pun semakin demam. Anna bangun dari tidur nya, ia berjalan mendekati balkon kamar nya, membuka tirai transparan pada jendela yang awal nya sudah tertutup rapat, hingga menunjukan halaman labirin yang begitu luas.

Tubuh Anna terduduk di lantai balkon, ia menekuk kedua kaki nya, dengan tangan yang memeluk lutut nya, padahal tersedia meja dan kursi di balkon itu. Hujan pun masih belum reda, tetapi suara guntur sudah tidak terdengar lagi. Entah apa yang di pikirkan nya, seharus nya ia memikirkan cara, bagaimana agar ia bisa keluar dari mansion ini, bagaimana cara nya agar bisa lepas dari pria itu.

Cukup lama Anna berada di balkon kamar nya, hingga suara ketukan pada pintu kamar nya terdengar, Anna enggan sekali membuka nya, ia membiarkan suara ketukan dari pintu itu, hingga akhirnya mendengar suara langkah kaki semakin mendekat.

"Nona!?" Panggil nya. Ia mencari saklar listrik, karena kini kamar yang ia masuki sangat lah gelap, tidak ada cahaya lampu yang menyala, hanya balkon satu-satu nya penerang. Ketika lampu di kamar Anna menyala. "Astaga, Nona!? Apa yang anda lakukan di bawah sana!?" Ia menghampiri Anna yang masih setia duduk di lantai balkon nya.

Black Diamond : The Dominant [THV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang