Tentu Anna cukup terkejud dengan suara yang baru saja ia dengar. Anna membalikkan tubuhnya, "kau membuatku terkejut, bagaimana kau bisa masuk?"
"Kau lupa? Ini rumah saya, tidak mungkin saya tidak bisa memasuki ruangan ini," Alviro berdiri di ambang pintu sedari tadi, ia menyandarkan tubuhnya, sembari kedua tangan yang di lipat tepat di depan dada bidangnya. Dan kini pria itu menghampiri Anna.
Saat ini Anna hanya mengenakan bathrobe saja, dengan handuk yang melilit di rambutnya, memperlihatkan jenjang lehernya. Alviro membalikan tubuh Anna menghadap cermin yang saat ini berada di depan mereka, Alviro berada di belakang tubuh Anna.
"Lihatlah, bahkan dengan kamu hanya memakai ini saja, kau sangat cantik," dengan tangan Alviro yang masih memegang bahu Anna.
Mereka berdua melihat dirinya di pantulan cermin. Hingga Alviro memiliki pikiran kotor. Tetapi dengan cepat, pria itu langsung menuju ke salah satu arah, ia mengambil salah satu dress hitam, dengan panjang mencapai lutut.
"Pakai ini saja," Alviro memberikan dress yang baru saja ia ambil dengan asal, dan memberikannya kepada Anna. Hingga wajah nya terlihat memerah, seperti pria yang tengah salah tingkah, Alviro langsung keluar dari kamar Anna.
"Ada apa dengan wajahnya?," bingung Anna, dengan tangan yang masih memegang dress yang di berikan oleh Alviro.
Setelah melihat kepergian Alviro, Anna langsung kembali masuk kedalam kamar mandi, dan tak lupa untuk menguncinya, ia langsung mengenakan dress tersebut, dress yang sangat pas di tubuh nya.
"Bagaimana ia tahu ukuran bajuku? Bahkan dress ini sangat pas di tubuhku," dengan mata yang melihat badan nya memutar ke kiri dan kanan.
Tok
Tok
Tok
Anna pun langsung keluar dari kamar mandi, ingin melihat siapa yang mengetuk pintu kamarnya.
Anna membukakan pintu kamarnya, "Callen, ada apa?" Tanya Anna.
"Mau saya bantu Nona?" Tawarnya.
"Tidak, terimakasih," tersenyum.
Callen masuk kedalam kamar Anna, "tidak apa, saya akan membantu mengeringkan rambut Nona." Ia mengambil hairdryer di laci meja rias, lalu mendudukan Anna di bangku.
"Tidak apa Callen, aku bisa melakukannya," tolak Anna, lembut.
"Saya sudah berjanji kepada Tuan muda, bahwa saya akan melayani Nona, jadi.. Nona hanya perlu duduk manis saja." Callen melepaskan handuk yang melilit di rambut Anna, dengan sangat hati - hati. Dan wanita itu pun mulai mengeringkan rambut Anna menggunakan hairdryer.
Sempat ada keheningan sejenak karena Anna pun tidak tahu harus melakukan apa, padahal di meja rias banyak sekali alat make up.
"Callen?" Tanya Anna.
"Ya, Nona?"
"Bolehkah aku bertanya tentang Tuan Alviro?" Sungguh, Anna sangat penasaran dengan kehidupan Alviro. Terutama dengan sifat Alviro yang gampang sekali berubah - ubah.
"Silahkan, selagi saya bisa menjawab nya, saya akan menjawab nya dengan jujur," senyum Callen.
"Apakah Tuan Alviro sangat baik terhadapmu?" Tanya Anna.
"Tuan sangat baik terhadap saya, bahkan bukan hanya kepada saya saja, semua pelayan yang bekerja dengannya pun, mendapat perlakukan baik dari dirinya, tapi.. " ada jeda di perkataan Callen yang langsung membuat Anna penasaran.
"Tapi apa Callen?"
"Jika kami melakukan suatu kesalahan, ataupun membantah perintahnya, ia tidak akan segan - segan memarahi kami, dan satu lagi," Callen menjeda perkataannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond : The Dominant [THV]
AçãoKisah seorang gadis yang bernama Annastasia Alodia De Lauro, ia hidup sebatang kara yang hanya di temani oleh sang Nenek. Hidup nya berubah ketika ia bertemu dengan pria yang sangat dominan. Alviro Luciano Costello adalah anak angkat dari keluarga M...