Klab bar yang cukup besar, tentu dengan keamanan yang ketat, tidak bisa sembarang orang masuk kedalam klab bar malam itu, hanya orang - orang kalangan atas saja yang bisa.
Alviro pun langsung menuju ruang VVIP di sebelah ruangan yang baru saja ia masuki.
Seolah sudah mengerti, pemilik dari bar itu memberikan beberapa wanita penghibur kelas atas, untuk Alviro sebagai bonus tambahan, karena Alviro adalah pelanggan terroyal di bar itu. Pemilik bar itu pun selalu memberikan wanita yang berbeda kepada Alviro, karena ia tau, kalau Alviro tidak suka dengan wanita yang pernah bermain dengannya.
Di dalam sana sudah terdapat dua wanita penghibur yang sedang melakukan pol dance, dengan seksinya kedua wanita itu meliak-meliukkan tubuhnya yang hanya berpegangan dengan tiang pol dance. Tentu dengan mata yang di tutupi oleh kain penutup mata.
Alviro pun duduk di salah satu sofa panjang yang ada di sisi ruangan.
Pikirannya tengah berfantasi, akibat ulah kedua penari pol dance di hadapannya, serta salah satu wanita penghibur yang tengah berada di sisinya, wanita tersebut sembari menyentuh lembut setiap inci tubuh Alviro. Kedua mata wanita itu pun di tutupi oleh kain penutup mata, walaupun wanita itu sedikit kesusahan menyentuh setiap inci tubuh Alviro, tetapi Alviro masih tetap bisa menikmati sentuhannya.
Alviro bukan lah tipikal pria yang bermain dengan sembarang wanita, meskipun ada wanita penghibur, itu hanyalah sebagai hiasan fantasinya.
Dia hanya sedikit bermain-main dengan wanita-wanita tersebut, tanpa menyentuhnya jauh lebih dalam.
Seperti pepatah mengatakan, sebrengsek apapun laki-laki, ia tetap ingin bersama dengan wanita yang ia cintai.
Wanita tersebut menyentuh setiap inci badan Alviro, mulai dari paha, merambat kebagian paha dalam, dan berhenti di area sensitif Alviro.
Alviro mengerang, merasakan miliknya mulai mengeras, ada rasa sesak disana.
Wanita itu bangun dari duduknya, berdiri di depan Alviro. Ia merendahkan badannya, dan membuka resleting celana Alviro, memainkan area sensitif Alviro.
~~~
Malam pun berganti pagi, setelah bermain dengan para wanita disana, Alviro langsung menuju Bandar Udara Juanda, untuk kembali ke Jakarta.
Begitu pun dengan Anna, dipagi hari adalah kegiatan yang paling malas ia lakukan. Ia akan kembali berkerja, walaupun pekerjaanya cukup berkurang.
Sebelum ia berangkat ke perusahaan Alviro, Anna selalu mengecek keadaan sang Nenek, tetapi dokter berkata hanya ada sedikit kemajuan dari Neneknya. Tidak ada yang bisa Anna lakukan lagi, ia hanya bisa berdoa pada sang pencipta, agar sang Nenek di berikan kesembuhan dan kekuatan.
Anna berangkat ke perusahaan Alviro, perusahaan yang menurutnya begitu besar. Kemarin Anna sudah di ajarkan mengurus beberapa dokumen yang harus di tangani oleh Alviro. Tidak butuh waktu lama untuk Anna mengerti nya, karena memang itu adalah pekerjaan yang sangat ia inginkan, bekerja di salah satu perusahaan besar.
"Selamat pagi." sapa Anna ramah kepada karyawan disana, Anna selalu menampilkan senyuman manisnya, senyuman yang begitu cantik.
Tak lama setelah kedatangan Anna, Alviro dan Vano pun tiba di kantor.
Saat ini Anna di tempatkan di depan ruangan Alviro, bersama dengan sekertaris Alviro.
Pria dengan perawakan yang cukup tinggi, wajah yang begitu tampan memasuki ruangan dengan bertulis CEO, Alviro memasuki ruangannya tanpa melirik Anna sedikit pun. Sedangkan Vano hanya menggelengkan kepalanya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond : The Dominant [THV]
AksiKisah seorang gadis yang bernama Annastasia Alodia De Lauro, ia hidup sebatang kara yang hanya di temani oleh sang Nenek. Hidup nya berubah ketika ia bertemu dengan pria yang sangat dominan. Alviro Luciano Costello adalah anak angkat dari keluarga M...