haikal memasangkan topi juga waistbag miliknya pada dovin, merapikan seragam sekolah miliknya yang melekat indah di tubuh yang lebih muda kemudian tersenyum senang. sepertinya dibanding dovin, haikal lah yang lebih bahagia melihat bagaimana adiknya saat ini mengenakkan seragam setelah sekian lama
"aneh rasanya" ucap dovin dibalas tawa pelan dari haikal juga jenar
saat ini mereka sedang berada didalam mobil yang sudah terparkir rapi di parkiran sekolah. jenar yang mengemudikannya, sedangkan haikal dan dovin duduk dikursi belakang. sejak tadi jenar menolak dan meminta agar dovin duduk dibagian depan, disampingnya, namun haikal bersikeras agar dia bisa duduk bersama dovin dibelakang
"ayo turun ganteng" ucap jenar keluar dari mobil dan diikuti oleh haikal juga dovin
"rame banget" gumam dovin saat melihat bagaimana ramainya siswa dan siswi yang berkeliaran
sekarang sudah menunjukkan pukul delapan pagi, biasanya jam segini sekolah sudah sepi karna jam pelajaran sudah dimulai, namun karna hari ini sangat bebas, semua siswa dan siswi masih berkeliaran bebas kesana kemari. ada yang baru datang, ada yang mempersiapkan pameran dilapangan, juga ada yang hanya duduk-duduk atau bermain disana
ditambah sebuah pentas berukuran besar berada disudut lapangan, kemudian ditepi jalan hingga tepi lapangan juga penuh dengan pameran dan hiasan
"nanti kalau abang sama kakak pergi, kamu bareng kak lora aja, oke?" dovin yang mendengar itu dari jenar langsung menggeleng cepat
"sama bang janu aja"
"janu kan osis dek, dia band juga bareng kakak nanti" sambung jenar lagi
"kenapa deh kamu gak suka sama lora? anaknya baik tuh, bahkan sering nanyain kamu" tanya haikal menatap dovin yang berjalan pelan sambil menatap sekelilingnya
"gatau? males aja" jawab dovin pelan
jenar dan haikal sendiri sampai saat ini tidak mengerti alasan dovin tidak menyukai lora, dia hanya bertemu lora beberapa kali dan ntah apa yang terjadi sampai dovin tidak menyukainya
"sama kak lora, ya?" bujuk jenar lagi
"aku sendiri aja, aku udah gede" jawab dovin yang tentunya tidak mendapat persetujuan dari haikal maupun jenar
"sama lora"
"apadeh? dia pacar kakak kah?" tanya dovin kesal
"nggak dek astaga, yaudah trus mau sama siapa? sebut coba"
dovin diam beberapa saat memikirkan siapa saja yang dia kenal disekolah ini. jenar, haikal, janu, juga lora. benar, hanya mereka
"gak ada kan? makanya sama kak lora aja, ntar kamu mau ngapain aja kasih tau dia, lagian abang sama kakak bukan yang pergi lama, paling cuma ada urusan di osis, atau persiapan buat tampil" bujuk jenar lagi dan lagi hingga akhirnya dovin mengangguk pasrah
"yaudah, lagian nanti kan? nggak sekarang?"
"iya adek, nanti. sekarang mau kemana?" tanya haikal merangkul dovin yang tidak jauh tinggi darinya, hanya berbeda beberapa senti dibawahnya
"mau keliling boleh? mau liat-liat semua, pamerannya" jawab dovin menatap haikal yang langsung dibalas anggukan pelan dari yang lebih tua
"boleh adek, mau jajan apa aja bilang, abang yang jajanin"
"wah gak adil, aku juga mau"
"kamu dikasih jajan banyak ya bulan ini"
"curang, abang gak sayang aku" drama jenar membuang muka agar haikal tau dia sedang kesal