8

505 41 8
                                    

hari sudah berganti, pukul delapan pagi dan rumah sakit mulai ramai.

jenar bersama haikal berada di sofa, mawar berada dikursi yang disediakan disamping ranjang rawat dovin, sedangkan jendra sedang pergi membeli sarapan untuk mereka.

saat ini, yosha masuk keruangan bersama seorang suster dibelakangnya dan mawar otomatis beranjak dari posisinya, mempersilahkan yosha untuk memeriksa keadaan dovin.

tidak butuh waktu lama hingga suster tersebut keluar dari ruangan, sedangkan yosha masih disana untuk mengobrol terlebih dahulu.

"aman?" tanya yosha pada dovin yang sejak tadi hanya diam memandanginya

"gini, do-" ucapannya terhenti, menghela nafasnya berat sebelum menarik kursi yang diduduki mawar tadinya, dia duduk disana dan dovin masih terus menatapnya

"tubuh kamu, kamu yang bisa rasain gimana. kakak udah bilang jangan nangis terus, kamu bisa sesak, dan akibat lebih fatal jantungnya bisa kambuh lagi. sakit dovin, kamu yang tau gimana sakitnya"

"tau" dovin menjawab, lagi-lagi membuat yosha menghela nafasnya

"kita gatau sakitnya gimana, gaktau capeknya gimana, gatau apa dan gimana perasaan kamu sekarang, apa yang ganggu pikiran kamu, semuanya kita gaktau dan gak akan pernah tau, tapi kita faham kalau kamu pasti capek, pasti sakit, dan gak ada yang mau kamu ngerasain itu terus do. ada bunda, ayah, abang, kakak yang terus jaga kamu, tapi mereka gak bisa buat ngehalang sakit itu datang kalau kamu sendiri lemah do. kemana deh dovin yang yang ceria banget dulu? yang semangat terus tiap harinya, semangat buat sembuh, kemana dovin?"

"jangan marahin aku-"

"kakak gak marahin kamu, do. khawatir, semua orang khawatir dovin. kamu boleh nangis, boleh capek, mau ngeluh silahkan, tapi tolong jangan sampe sakit. gak ada larangan kamu gak boleh nangis, tapi kalau kamu nangis terus sampe sesegukan, sampe capek, kamu bisa sesak dan jantungnya bisa kambuh dovin" sambung yosha lagi

dovin hanya diam menatap yosha yang juga menatapnya khawatir, berkali-kali dia bisa mendengar helaan nafas dari yosha juga mawar.

"aku gak pernah mau bikin semua orang khawatir, tapi aku sendiri capek sama pikiran aku, dari kemaren gak pernah berhenti mikir buruk. sama yang kayak kakak bilang, aku tau tubuh aku, makanya aku sadar kalau aku sekarang capek banget, badan aku kerasa lemahnya, tiba-tiba pusing, tiba-tiba badannya terasa aneh banget, aku tau, tau banget, karna aku tau makanya aku takut. emang aku gak bisa nebak takdir, satu detik, satu menit, satu jam atau bahkan berhari-hari kedepan, aku gak akan tau gimana, apa aku bakal baik-baik aja selama itu atau sebaliknya, tapi fakta kalau emang aku separah ini udah menuhin otak aku, mau gimanapun orang bilang, aku tetap gak bisa nenangin diri sendiri"

dovin dengan matanya yang mulai berkaca-kaca, berusaha sebiasanya menahan untuk tidak menangis, berusaha sebisanya menahan sesak karna pikirannya sendiri.

"aku akuin, kemaren aku nangis-nangis gak jelas karna capek, muak sama pikiran sendiri. kontrol, minum obat, tapi tetap sakit, beda sama orang lain yang kalau sakit minum obat sama istirahat bisa langsung sembuh. aku udah nahan bertahun-tahun dari kecil, tiap hari minum obat yang makin banyak, apalagi sekarang yang nyaris tiap bulan selalu kambuh. persis yang kakak bilang, gak ada yang tau gimana sakitnya tiap sakit itu datang lagi, gak ada yang tau gimana buruknya pikiran aku, gak ada yang tau gimana takutnya perasaan aku, gak ada yang tau dan gak ada yang bakal ngerti. semua orang cuma bisa bilang berhenti mikir jelek, jangan ngomong gini jangan ngomong gitu, jangan sedih, jangan nangis, selalu ngomong gitu. bayangin aja aku tiap hari minum obat pagi siang malam, kontrol terus, pusing, mimisan, mual, demam, kambuh, dan kalian berharap apa dengan tubuh aku yang udah selemah ini dengan minta aku jangan sedih, jangan nangis, jangan mikir jelek, harus semangat?"

For You - Doyoung TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang