Chapter 10 : Everybody feel the sadness but sometimes pretend to smile

365 56 12
                                    

—Moth To A Flame—
Kim Jiwoong x Seok Matthew
Everybody feel the sadness but sometimes pretend to smile

—Moth To A Flame—Kim Jiwoong x Seok Matthew Everybody feel the sadness but sometimes pretend to smile

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[Matthew POV]

Aku bangun jam 5 pagi dan mendapati Jiwoong hyung yang tidur sambil memelukku. Hal pertama yang aku lakukan adalah mengecek suhu tubuhnya yang sudah menurun, tapi dibanding dengan tubuhku ini masih sedikit panas. Semalam dia banyak berkeringat, aku terjaga untuk mengganti bajunya, memberinya minum lagi dan membantu mengeringkan rambutnya. Dia terus seperti itu sampai dua kali bangun, sedangkan aku baru bisa benar-benar tidur jam 2 pagi setelah Jiwoong hyung sudah tidur dengan tenang.

Semalam aku menaruh termometer di nakas, kini aku kembali mengeceknya dan dia tidak terbangun sama sekali ataupun terganggu. Sambil mengelap keningnya yang sedikit basah, aku menarik kembali termometernya dan melihat suhunya sudah lumayan turun menjadi 36,5 sedangkan sebelumnya 39,5.

Tidak tahu dia akan tetap masuk magang atau tidak, tapi aku harus menyiapkan sarapan dari sekarang. Aku sikat gigi dan cuci muka dengan cepat lalu turun ke bawah dan langsung ke dapur membuka kulkas disana, sesuai dugaanku kalau isinya akan selengkap seperti milikku di rumah, karena selama aku mengenalnya isi lemari es-ku menjadi lebih bervariasi dan hampir semuanya berasal dari rekomendasinya.

Hanya menghabiskan waktu kurang dari satu jam, aku sudah membuat sup sundubu putih dan menambah stock banchan miliki Jiwoong hyung dengan namul muchin yang aku hidangkan sejajar dengan kimchi, Hobak Bokkeum dan rumput laut.

Selesai mencuci alat masak, aku menoleh dan melihat jam sudah menunjukan pukul 6.15 segera aku kembali ke kamar Jiwoong hyung untuk membangunkannya. Tak kusangka bersamaan dengan aku yang membuka pintu, aku langsung melihat Jiwoong hyung turun dari kasur sambil memegangi kepalanya.

"Hyung." Suaraku lirih karena aku begitu khawatir padanya, tapi dia terlihat berjalan biasa saja dan berakhir memelukku.

"Aku pikir kau pulang." Keluh Jiwoong terdengar seperti biasanya, dia mencium kepalaku berkali-kali seperti lupa kemarin dia sangat lemas tak berdaya.

"Hyung." Aku melonggarkan pelukannya dan menatap wajahnya yang masih pucat, "Hyung tetap akan masuk kerja?" Sungguh aku sangat khawatir padanya yang akan pergi seharian untuk magang pertamanya ini.

Dia mengangguk pelan dan tersenyum, "Aku sudah baik-baik saja. Nah, aku mandi dulu."

Kemudian dia melepaskan pelukannya dan beralih ke kamar mandi sambil merenggangkan tubuhnya, dia benar-benar terlihat berbeda dari semalam tapi wajahnya tak bisa bohong.

Aku menunggunya sambil memainkan ponselku, menghubungi Gyuvin lagi tapi tidak diangkat, mungkin dia masih tidur. Semalam aku sudah menelepon Gyuvin, aku minta maaf karena tidak bisa pulang untuk merawat Jiwoong hyung. Dia tak masalah karena memang  pikirnya aku akan menginap di rumah teman-temanku, untungnya dia sudah besar jadi aku percaya dia bisa menjaga diri.

Moth To A Flame (Woongmatt/Ppusamz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang