Side Story 1 : I'm in the past (Hanbin x Matthew)

360 41 6
                                    

I wrote your name in the sky, but clouds remove
.
.
.

[Matthew POV]

Aku berdecak kesal saat Hanbin hyung tidak mengangkat telepon dariku. Kenapa sih dia? Dari semalam susah sekali di hubungi, bilangnya mengerjakan project tapi masa iya sampai pagi? Apa dia lupa hari ini kita ada janji?

Ah lebih baik aku ke rumahnya saja. Sambil mematikan rokok ke asbak, aku bangkit berdiri lalu berganti baju. Tidak tahu kenapa akhir-akhir ini aku sering merokok apa lagi karena Hanbin hyung yang sangat sibuk membuatku mencarinya terus karena sulit meminta waktunya untuk berdua saja denganku. Yah, menyebalkan terakhir kali kita makan malam bersama dia malah mengajak Heeseung hyung dan Chaewon noona sambil membahas tugas mereka.

Selesai memakai sepatu aku langsung pergi keluar dengan mood berantakan, awas saja kalau Hanbin hyung tidak ada di rumah.

"Hyung!" Bahkan aku belum melangkah tapi aku sudah kekasihku keluar dari lift dan menoleh kaget.

"Hyung!! Kenapa susah sekali dihubungi sih??" Aku akhirnya melangkah kesal dan menghampirinya.

Menyebalkan sekali dia malah tertawa dan mengusak kepalaku, aku menyingkirkan tangannya dengan cepat dan mengenggamnya.

"Dasar cerewet, kalau mengangkat teleponmu pasti aku akan dimarahi satu jam. Lebih baik langsung kesini saja." Sebelah tangannya yang bebas mencubit pipiku, aiss tapi ini tidak lucu.

"Yak, aku mengkhawatirkanmu sepanjang malam. Tunggu dulu, hyung tidak bawa teman-temanmu itu kan?" Aku menoleh ke kanan-kiri.

"Tidak kok, aku tahu kau tidak suka."

"Jadi hyung tahu? Kenapa masih melakukannya?" Yah aku mudah luluh, padahal tadi aku marah sampai ingin meneriakinya sepanjang hari.

"Aku kan sudah bilang, semester ini aku ada lomba kegiatan, lomba antar kampus, tugas-tugas dan project jurusan juga. Aku harus melakukannya untuk mempertahankan beasiswaku Matthew-ya." Ah benar juga... Tapi tetap saja aku kesal, saat aku baru masuk kuliah dan dia sudah satu tahun lebih dulu dia bisa ikut lomba-lomba sedangkan aku tidak.

"Kau mau kemana?" Dia bertanya padaku sambil merangkulku ke arah apartementku

"Ehh untuk apa kesini? Aku baru saja mau ke rumah hyung dan kita kan janji ke perpustakaan dekat Sungai Han. Jangan bilang hyung lupa." Aku menunjuknya kesal dan benar kan dia hanya terdiam, aku juga baru sadar dia tidak bawa tas selempangnya yang biasanya berisi buku-buku.

"Hyungg..." Keluhku, tidak biasanya dia lupa seperti ini.

"Ah baiklah, temani aku beli buku dulu ya." Yey aku suka ini!

"Baiklah." Aku bergerak kesenangan dan Hanbin hyung tekekeh melihatku sambil mengelus kepalaku lagi.

"Kenapa rambutmu bau rokok? Kau merokok?" Kami sedang berdiri menunggu lift dan seketika aku mencoba menahan panikku.

Ting!

Lift pun terbuka dan kami masuk bersama, tidak ada siapapun disana jadi Hanbin hyung kembali menatapku seperti menunggu jawaban.

"Aku belum keramas hyung, semalam Woongki merokok." Aku harap di tidak banyak bertanya lagi.

"Hyung sudah bilang padamu untuk berhenti merokok. Kau pernah sakit karena itu m, ingat tidak? Rokok juga tidak baik untuk jangka panjang." Tuhkan mulai lagi.

"Aku tidak merokok hyunggg, itu Woongki."

"Ya sudah bilang padanya, jangan merokok di dekatmu. Menjadi perokok pasif juga berbahaya. Dan apa kau semalam tidur larut? Pergi main sampai jam berapa?" Walaupun ocehannya menyebalkan tapi aku suka dia memperhatikanku seperti ini.

Moth To A Flame (Woongmatt/Ppusamz)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang