II

394 25 4
                                    

Bunyi tuts kunci apartemen berbunyi lembut saat Nani menekan beberapa digit sandi pintu apartemennya.
Saat masuk, lampu sensor didepan pintu nya hidup sedangkan lampu ruangan sudah terang benderang. Nani mengangkat alisnya sekilas sebelum menggeleng lembut dan menghela nafasnya.

"Pukul 10 'loh, kenapa tidak sekalian menginap di sana?"

Nani merotasikan matanya saat mendengar kalimat yang keluar dari pria yang duduk di ruang makannya dengan segelas teh China. Nani yakin itu, dia mengenal pria ini dengan sangat baik.

Nani menghampiri seorang pria dengan wajah lelah yang sangat kentara itu, menatapnya dengan mata sayu dan lelah.
"Masih ada yang harus ku kerjakan." Nani berbicara setelah dirinya berdiri disamping pria itu.

Pria itu memaku tatap pada penampilannya, alisnya berkerut halus dan mengangkat tangannya untuk menyentuh baju blus yang di pakainya. "Kau tidak pergi dengan baju ini tadi." Komentar nya.

Nani tersenyum tipis, berjalan kebelakang punggung pria itu dan memeluk lehernya. Mempertemukan pipi mereka. "Kekasih ku baru pulang. Dia merindukan ku." Gumam Nani.

Pria itu menyentuh pergelangan tangan Nani, mengusapnya dengan lembut. "Jadi, kalian melakukannya?"

Nani berdehem pelan, mencium singkat pipi pria itu sebelum duduk di pangkuannya. "Kenapa? Apa kau cemburu?"

Pria itu menutup matanya dengan lembut, menatap bulu mata Nani yang berkibar dengan lembut saat dia memberikan tatapan genit padanya. "Jika aku jujur, apakah akan merubah pikiran mu untuk meninggalkan dia demi diriku?"

Nani terkekeh lembut, memeluk leher pria didepannya dengan seduktif. "Aku akan memikirkannya nanti." Ujarnya. Pria itu hanya tersenyum tipis, dia tidak bisa berbuat apa-apa.

Dia hanya seorang pria simpanan Nani dari Satu setengah tahun terakhir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia hanya seorang pria simpanan Nani dari Satu setengah tahun terakhir. Cukup lama sampai dia diam-diam jatuh cinta pada Nani yang tidak seharusnya dia cintai.

Sedari awal, dia dan Nani setuju untuk menjadi teman ranjang saja. Nani yang saat itu di tinggal kekasihnya hanya ingin memenuhi hasrat seksualnya, dia secara tidak sengaja bertemu pria ini yang sebenarnya tidak berniat untuk having fun saat itu.

Pertemuan pertama, Nani meninggalkan image yang sangat jelek padanya. Dia tidak suka money boy yang menjual dirinya, pada saat itu dia hanya berpikir bahwa Nani adalah golongan ini karena tiba-tiba datang dan duduk di pangkuannya dengan wajah bersemu merah.

Kalimat yang dia ingat sampai saat ini adalah, "ayo tidur dengan ku." Itu adalah kalimat pertama yang di katakan Nani padanya saat itu. Pada saat itu di terpaku dengan suara renyah dan menyenangkan dari Nani. Bahkan dia tidak bisa bereaksi saat Nani mencium nya dengan berantakan. Dari situlah dia tahu bahwa Nani bukan salah satu orang yang di benci, pria ini hanya kesepian dan hilang akal saat itu. Hal ini di tandai dengan bau alkohol yang sangat menyengat dari tubuh Nani.

[BL] Antara Cinta dan Pengkhianatan [DewNani]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang