Berdiri di balkon sendirian, Dew menghirup udara segar yang dipenuhi aroma laut yang asin dan menyegarkan. Di depan mata terhampar pemandangan menakjubkan dari perairan biru jernih Maladewa, di mana langit yang cerah berbaur sempurna dengan cakrawala. Desiran ombak lembut yang memecah di pantai pasir putih menjadi irama alami yang menenangkan.
Di kejauhan, bungalow-bungalow yang terapung di atas air tampak seperti lukisan hidup yang melengkapi pemandangan tropis ini. Matahari yang tinggi memancarkan sinar hangat, menciptakan kilauan emas di permukaan laut. Burung-burung laut melayang dengan anggun, menambah kesan damai dan eksotis.
Dia merasakan angin sepoi-sepoi yang membelai wajah dan rambut, membawa rasa kebebasan yang menenangkan. Di momen ini, kesendirian bukanlah kesepian, melainkan sebuah ketenangan yang sempurna di tengah keindahan alam yang memikat. Maladewa menawarkan pelarian dari hiruk-pikuk dunia, memberikan ruang bagi jiwa untuk bernafas dan menikmati keindahan yang sederhana namun luar biasa.
Garis bibirnya membentuk senyum tipis, sudah setahun dia melarikan diri setelah kejadian putus cintanya. Menenangkan dirinya agar tidak gila. Walaupun dia merasa lebih baik, hatinya tetap tidak puas. Seperti... Rasa bersalah yang entah untuk siapa.
"Pulanglah," pelukan erat datang dari belakang punggungnya. Seorang wanita.
"Ibumu selalu meminta, kan?" Tatapan Dew melanglang buana.
"Akan ku pikirkan nanti." Pada akhirnya dia hanya ingin menghindar dan pergi menjauh dari negaranya sendiri.
Di tengah keramaian bandara yang sibuk, Nani berjalan cepat dengan langkah penuh kegelisahan. Suara pengumuman keberangkatan dan kedatangan bercampur dengan derap langkah para penumpang yang berlalu lalang. Di pikirannya hanya ada satu tujuan: segera sampai di rumah sakit tempat kakaknya dirawat. Rasa cemas dan khawatir memacu setiap langkahnya, membuatnya hampir berlari melewati terminal.
Kakaknya, Jeff masuk rumah sakit karena kecelakaan. Nani belum tahu pasti apa yang terjadi, yang pasti untuk saat ini Jeff akan melakukan operasi. Hanya ada pertanyaan, separah apa?
Saat mencapai pintu keluar, dia merasakan angin dingin yang menyambutnya. Tanpa sengaja, dia bertabrakan dengan seseorang, membuat tasnya hampir terjatuh. Dengan cepat dia meminta maaf, namun saat pandangan mereka bertemu, dia tertegun sejenak.
Waktu seakan berhenti sejenak ketika mereka saling mengenali. Kenangan-kenangan lama berkelebat di benaknya, membuat hatinya terasa campur aduk. Dia kaget, tak menyangka akan bertemu di situasi saat ini. Ada keheningan yang canggung di antara mereka, seolah-olah dunia di sekitar berhenti sejenak untuk memberi ruang pada pertemuan yang tak terduga ini.
"Maaf, aku buru-buru," katanya dengan suara terbata-bata, mencoba mengalihkan perasaan yang mulai muncul. Orang ini Dew. Nani menunduk sekilas, untuk saat ini dia harus pergi meskipun ada begitu banyak hal yang ingin diucapkan, situasi saat ini tidak memungkinkan untuk berbincang panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Antara Cinta dan Pengkhianatan [DewNani]✓
FanfictionKeegoisan adalah api yang membara di dalam dada, Menyala dengan nafsu dan keinginan yang tak terpuaskan. Seperti nyala api yang menghangatkan, namun juga membakar, Ia membawa kecemasan dan ketidakpuasan yang tak terpadamkan.