IV

223 22 0
                                    

Matahari tenggelam di ufuk barat. Di balik tirai hitam malam, langit bercahaya dengan gemerlap bintang yang menari-nari. Di sudut jalanan yang sunyi, terdapat sepasang kekasih yang tengah tergoda oleh pesona malam yang memikat. Mereka adalah Dew dan Nani, yang hati-hati merasakan alunan melodi cinta yang mengisi udara.

Keduanya menyempatkan diri untuk singgah di taman kota yang penuh sesak dengan pengunjung. Festival seni. Mereka memilih untuk duduk di kursi penonton, melihat pertunjukan musik yang tengah di lantunkan.

Bunyi senar gitar yang terpetik mengalun dengan indah. Menyapa telinga para penonton. Dew menggenggam tangan Nani yang menutup matanya-menikmati alunan musik. Setiap nada yang tercipta adalah sebuah sentuhan lembut di hati. Melodi itu mengalun dengan penuh kehangatan, mengisi setiap sudut keheningan malam, seolah menciptakan dunia mereka sendiri.

Dew meremas lembut tangan Nani hingga pria itu membuka matanya, menatap Dew. Di bawah cahaya rembulan yang lembut, melodi lagu latar cinta menyebar seperti kabut, menciptakan suasana yang romantis dan penuh keajaiban.

Keduanya saling memandang, terhubung melalui melodi yang mengalun. Seperti dua jiwa yang menyatu, mereka merasakan getaran cinta yang membara dalam melodi itu. Setiap catatan yang terdengar adalah ungkapan keindahan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Hati Nani terasa bergetar dan berdesir saat melihat mata tulus Dew yang menatapnya-mendambanya. Kebahagian dan kehangatan memeluk jiwanya. Nani bisa merasakan ketulusan cinta yang Dew berikan padanya. Namun, di balik getaran yang indah, ada jejak ketakutan dari mata Dew. Kehilangan dan penyesalan.

Hati Dew yang tulus berdebar dengan ketidakpastian, berharap agar cinta yang diberikan diterima dengan sepenuh hati. Namun, dalam ketulusan itu sendiri, ada kekuatan yang tak terbantahkan.

"Aku mencintaimu." Satu kalimat dari Dew membuat Nani terhenyak. Keegoisan dan penghianatan nya terasa di pukul dengan keras oleh palu godam raksasa. Menghancurkan tembok kepalsuan yang dia kubur dalam-dalam.

Bibirnya tersenyum kikuk. Untuk menutupi wajahnya yang ragu, dia memeluk Dew. Dahinya berkerut dengan wajah sedih. Pikirannya mengawang penuh penyesalan.

Jauh di lubuk hatinya, Nani ingin mengakhiri perselingkuhan dan penghianatan nya. Tapi dia terlalu takut untuk membuka mulutnya, menyampaikan isi hatinya pada Bible dan jujur pada Dew. Dia belum siap. Tapi dia juga sangat takut.

-+-

Pagi yang cerah menyambut Dew dan Nani dengan kehangatan dan keceriaan. Nani membuka jendela kamarnya, membiarkan udara segar dan aroma harum dari bunga-bunga masuk ke dalam ruangan. Hari ini adalah hari pertama Dew untuk pergi bekerja, mereka akan memiliki sarapan bersama.

Nani melangkah ke dapur dengan hati yang berdebar-debar. Aromanya semerbak di udara, membangkitkan selera makan dan kegembiraan. Di atas meja, terhidang makanan lezat yang dipersiapkan dengan cinta. Ada roti panggang yang renyah, telur dadar yang lembut, dan taburan buah-buahan segar yang berwarna-warni.

Kekasihnya, dengan senyum yang memikat, duduk di meja dengan tangan terbuka. Wajahnya berseri-seri, menantikan momen istimewa ini. Mereka saling pandang, dan dalam pandangan mata itu terpancar rasa cinta dan kebersamaan yang tak tergantikan.

Mereka duduk bersebelahan, meraih tangan satu sama lain dengan lembut. Suasana menjadi hangat dan akrab, seperti berada di dalam dunia mereka sendiri. Mereka bercerita, tertawa, dan saling menyapa dengan penuh kasih sayang. Momen ini adalah waktu berharga untuk mengisi hati dengan kebahagiaan dan cinta.

Aroma kopi yang harum memenuhi ruangan, menambah keintiman dan kedamaian.

Namun, kedamaian itu tak berlangsung lama disaat ponsel Nani berdering dengan nyaring. Menandakan seseorang menelfon nya.

[BL] Antara Cinta dan Pengkhianatan [DewNani]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang