VII

198 22 3
                                    

Di tinggal pergi kerja Dew, Nani dan Bright menghabiskan waktu di kafe milik Nani. Dengan percuma, Bright menyumbangkan lagu. Diatas panggung mini, alunan melodi dan vokal Bright menjadi latar lagu di kafe yang ramai pengunjung. Kebanyakan adalah gadis-gadis muda, fans Bright. Dia sudah biasa manggung di sana, tanpa bayaran. Nani, tidak ambil pusing. Malah, sangat bersyukur. Kafe nya semakin ramai karena promosi dari Bright tanpa dia minta.

Dengan kondisi yang belum sepenuhnya baik, Nani membantu Win di konter kasir yang kewalahan dengan antrian pelanggan.

"Hah, selalu seperti ini jika Kak Bright datang." Win mengeluh sembari tersenyum pada pelanggan yang selesai memesan.

Nani terkekeh lembut. "Apa aku harus merekrut karyawan lagi?" Tanya Nani.

Win mengerutkan kening. "Baru tahun lalu loh Kakak membuka lowongan. Mau di buka lagi?"

Nani mengangkat bahunya, "tidak ada pilihan lain jika kau mengeluh seperti ini terus."

Win mendengus lembut. "Kalau Kakak mampu membayar kami, tidak masalah."

"Wah, aku tidak semiskin itu sampai tidak membayar pekerja ku." Sambut Nani.

Win tersenyum tipis, pelanggan terakhir. "Omong-omong kak,,,"

Nani bersenandung ringan, berucap ramah pada pelanggan terakhir nya. "Apa?" Tanyanya.

"Bible tuh." Ucap Win sembari mengangkat sedikit dagunya, menunjuk pada Bible yang berdiri di depan pintu kafe. Tampak ragu untuk masuk.

Nani menatap mata itu, tidak. Dia belum sanggup untuk bertemu orang itu lagi.

"Kau bisa layani dia, jika dia masuk." Nani berbicara, melepas apron, melipatnya. Pergi ke ruangannya.

Win menatap punggung Nani dalam diam, menghilang dibalik pintu. Bible masuk.

"Hai."

Win tersenyum pada Bible. "Roti daging?" Tanyanya.

Bible tersenyum tipis. Mengangguk. Ada kecanggungan di hatinya setelah melihat Nani yang secara terang-terangan menghindari nya.

"Tunggulah sebentar ya." Ujar Win dengan ramah. Bible mengangguk, dia menatap ke sekeliling kafe.

"Anu,,, ada tempat yang masih kosong, tapi di teras samping kafe. Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Win tak enak pasalnya ruang di dalam kafe sudah penuh dengan pelanggan.

Bible mengangguk lembut. Tidak keberatan. Dia menatap sekilas ke arah pintu ruangan yang di masuki Nani. Berlalu ke tempat yang sudah di tunjuk.

Saat itu juga, Jeff datang dengan tas gitar yang tersampir di bahunya. Dia menatap kaget pada kafe yang penuh. Berjalan ke konter setelah sebelumnya sempat berpapasan dengan Bible. Sesuai ucapan adiknya, dia tidak akan ikut campur.

"Dimana adikku?" Tanya Jeff pada Win.

"Di ruangan nya, Kak."

"Sempat bertemu, Bible?"

"Iya."

Jeff mengangguk ringan. Menatap ke arah panggung mini. Bright turun. Bertegur sapa sejenak. Bergantian untuk manggung. Tidak biasanya Jeff akan berdiri di panggung kafe adiknya.

"Tumben, Kak Jeff," heran Bright masuk ke belakang konter.

Win bergidik acuh. "Di mana Nani?"

"Di ruangannya." Bright melirik ke pintu ruangan Nani. Bersenandung terimakasih dan pergi ke raungan sahabat nya.

Ruangan di ketuk, suara pemilik ruangan terdengar lembut. Bright masuk dan melihat Nani duduk di sofa dengan ponsel di tangannya.

Bright menghela nafas lembut, duduk disamping Nani.
"Bible ada didepan, masih belum mengakhiri hubungan itu?" Dia berbicara dengan tenang, diam-diam menatap Nani yang meletakkan ponselnya-fokus untuk berbicara padanya.

[BL] Antara Cinta dan Pengkhianatan [DewNani]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang