Yibo terlihat syok mendengar penjelasan dari Wu Lei mengenai kondisi Xiao Zhan. Lelaki paruh baya itu bahkan terlihat kacau saat tadi datang ke rumah sakit setelah Yibo meneleponnya.
"Separah itukah? Apa tidak ada cara untuk sembuh?" tanya Yibo penuh harap.
"Istriku memiliki penyakit yang sama dengan Zhan. Pada akhirnya dia menyerah pada penyakit itu."
"Itukah alasan Xiao Zhan menolakku?" gumam Yibo pelan yang masih bisa didengar Wu Lei dengan jelas.
"Kau menyukai putraku?"
Yibo mengangguk pelan sembari menunduk.
"Apa rasa sukamu hanya sekedar suka? Jika hanya itu maka lupakanlah dia."
"Jika aku benar-benar bisa menunjukkan bahwa perasaanku tulus pada Xiao Zhan bagaimana?" Dengan mengumpulkan keberanian, Yibo berkata dengan lantang pada Wu Lei. Ini seperti sebuah ujian untuk melihat benarkah perasaannya itu adalah cinta?
Wu Lei menatap pemuda yang cukup berani itu dari atas hingga ke bawah. "Mencintai seseorang yang tengah sakit keras itu tak mudah. Bermodal cinta saja tak cukup," ujar Wu Lei yang segera meninggalkan Yibo karena melihat dokter Ling yang baru saja keluar dari ruang UGD.
"Bagaimana kondisinya?" tanya Wu Lei khawatir.
"Sekarang dia sudah lebih baik. Masuklah." Dokter Ling menoleh sejenak ke arah Yibo yang berdiri tak jauh dari Wu Lei lalu pergi meninggalkan mereka untuk kembali bertugas.
Wu Lei membuka pintu dengan sangat hati-hati. Dia melihat sang putra sudah bangun dengan mata yang menerawang. Entah apa yang dipikirkannya saat ini.
"Ayah memberitahu Yibo soal penyakitku?" tanya Xiao Zhan saat Wu Lei duduk di samping ranjangnya.
"Hm."
Mendengar ucapan sang ayah, Xiao Zhan hanya bisa menitikan air mata dalam diam. Tubuhnya berbalik demi menghindar dari tatapan sang ayah.
"Kau hanya perlu ayah dan kakakmu yang benar-benar tulus menyayangimu."
"Aku tahu selamanya aku hanya akan dicintai oleh kalian. Jangan khawatir," jawab Xiao Zhan cepat. Ada perasaan marah dalam hatinya, kenapa ketika perasaannya berbalas, tapi waktu tak merestui?
"Gege-mu sedang dalam perjalanan kemari. Dia tadi sedang mengunjungi proyek baru perusahaan."
"Hm. Terima kasih. Ayah ... bisa tinggalkan aku sendiri? Aku ingin istirahat."
Sebenarnya Wu Lei merasa bersalah karena tak membiarkan Xiao Zhan merasakan apa itu cinta, tapi membiarkan putranya jatuh cinta, sama saja membiarkan kisah cintanya terulang. Tidak lagi ....
Biarkan hanya ada satu kisah di dunia ini yang cukup menderita karena cinta.
"Hm, tidurlah." Wu Lei akhirnya pergi dari ruangan itu. Namun, lelaki paruh baya itu tak benar-benar meninggalkan putranya. Dia mengintip dari jendela bening di luar sana. Melihat bagaimana tubuh Xiao Zhan bergetar. Lelaki itu tahu bahwa Xiao Zhan kini tengah menangis.
"Apa yang terjadi dengan Xiao Zhan?" Yangyang yang baru saja datang menghampiri sang ayah. Dia sedikit terkejut melihat ayahnya menyeka air mata.
"Apa keadaan Xiao Zhan memburuk?" tanya Yangyang sekali lagi.
"Tidak. Bukan karena itu. Adikmu sedang patah hati."
"Maksud ayah dia ditolak Yibo?" Tebak Yangyang.
"Tidak. Justru Yibo sepertinya menyatakan cinta pada Xiao Zhan."
"Lalu kenapa Xiao Zhan menangis?"
"Mungkin perasaan mereka hanya perasaan selintas yang akan hilang oleh waktu."

KAMU SEDANG MEMBACA
My Summer
FanfictionXiao Zhan senang mengabadikan setiap momen yang dilaluinya setiap waktu bersama dengan Handycam kesayangannya karena penyakit langka yang dideritanya. Suatu hari saat musim panas tiba, kameranya menangkap seseorang yang pada akhirnya memerangkapnya...