Chapter 5

352 42 16
                                    

Xiao Zhan membuka mata saat merasakan sebuah jarum menembus kulitnya.

"Kau sudah bangun, Zhan?" Dokter Ling mengusap bekas suntikan itu lalu membereskan peralatan prakteknya.

Pemuda yang baru saja siuman itu hanya mengangguk pelan.

"Lain kali jangan lupakan obat rutinmu, ya," tambah dokter itu.

Wu Lei yang baru saja datang dari kantor segera membuka kamar Xiao Zhan dengan wajah yang tampak panik.

"Apa yang terjadi?" ujarnya dengan napas yang memburu. Wu Lei bahkan berlari dari halaman rumah ke kamar putra bungsunya setelah mendapat telepon dari Yangyang.

"Tadi Yibo mengantar Xiao Zhan pulang sudah dalam keadaan pingsan. Bibi Han juga menemukan obat milik Zhan di atas kasur saat membereskan kamar," terang Yangyang yang baru saja masuk sambil membawa sup hangat untuk sang adik.

Pemuda itu lalu masuk dan meletakkan mangkuk yang masih panas di atas meja belajar Xiao Zhan sambil berkacak pinggang.

Xiao Zhan tahu ayah dan kakaknya pasti marah karena dia lupa membawa obatnya.

"Kau bilang bisa pulang sendiri, lalu apa ini? Sebaiknya kau tidak usah pergi berkuliah saja," ujar Wu Lei yang tampak menyesal mengizinkan Xiao Zhan berkuliah.

"Ayah, aku hanya lupa membawa obatku. Aku janji nanti tak akan melupakannya lagi. Aku bahkan belum mulai belajar." Xiao Zhan menggoyang-goyang tangan sang ayah mencoba membujuk agar Wu Lei tetap mengizinkannya pergi kuliah.

Yangyang yang tak tega melihat Xiao Zhan memelas pada akhirnya membantu sang adik. "Ayah, aku akan memasang alarm di ponsel Xiao Zhan untuk mengingatkannya minum obat. Lagi pula dia sudah memiliki supir pribadi," ujar Yangyang sedikit menggoda.

Wu Lei menurunkan alisnya sembari berpikir. "Siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan orang yang sedang berada di bawah," jawab Yangyang.

Xiao Zhan membulatkan matanya demi menebak siapa orang itu.

Sedangkan dokter Ling yang merasa sedikit kikuk di tengah situasi keluarga itu akhirnya pamit.

"Dokter Ling, bisa kita bicara di bawah?" pinta Wu Lei sebelum dokter itu pergi.

Dokter Ling mengangguk. Wu Lei memberikan isyarat pada Yangyang untuk menjawa Xiao Zhan sebentar hingga dirinya kembali.

Setelah kedua orang dewasa itu pergi, Xiao Zhan berbisik pada sang kakak.

"Yibo?" tanyanya yang langsung dianggukkan oleh Yangyang.

"Gege, Yibo tidak tahu penyakitku, 'kan?" tanya Xiao Zhan cemas.

Yangyang tersenyum. "Tenang saja. Dia tidak tahu. Sepertinya dia tertarik padamu, Zhan."

"Jika dia tahu aku sakit juga dia akan menjauh," timpal Xiao Zhan.

"Lain kali jangan lupakan obatmu. Gege tidak bisa lagi membantumu membujuk ayah, tapi gege rasa dia bukan tipe yang seperti itu. Buktinya sekarang dia masuk menunggumu siuman."

Xiao Zhan bahkan hampir lupa Yibo menunggunya. Pemuda itu segera melepas oksigennya dan beranjak dari ranjang.

"Jika kau menemuinya, kau mau mengatakan apa?" Yangyang bertanya seolah sedang menguji bagaimana perasaan sang adik.

Sejenak Xiao Zhan terdiam. "Mungkin berbohong," jawabnya lirih lalu meninggalkan kakaknya.

----

Yibo segera berdiri saat melihat Xiao Zhan turun perlahan dari tangga menuju ruang tamu. Dia bergegas menghampiri Xiao Zhan dan memegangi lengan pemuda itu.

My SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang