.
Jaemin sendirian, jalan santai dengan memakai hoodie dan celana training malam ini
Entahlah, jaemin pikir udah lama banget dia nggak jalan-jalan malam hari kayak gini. Bahkan dia lupa kapan terakhir dia keluar rumah tanpa kendaraan
Di sepanjang jalan jaemin banyak berselisih sama orang-orang yang emang sekedar menikmati suasana malam bersama kekasih, sahabat, bahkan bersama anjing peliharaannya
Dan ada juga yang sendirian seperti jaemin
Sebenarnya dunia ini indah jika dilihat dari sudut pandang yang tepat
Tapi kadang manusia yang nggak tau tempat harus di bagian mana yang dia lihat agar bisa berubah jadi indah itu
Ada kalanya juga manusia memang dari sudut manapun tetap tak pernah bisa menemukan titik indahnya
Persis seperti jaemin
Jaemin tersenyum memaklumi dirinya sendiri setelah sekejap membayangkan setiap episode kehidupan yang sudah dia jalani
Bagian indahnya berapa persen ya?
Atau jaemin yang nggak tau caranya bersyukur dan selalu merasa nggak adil sama apa yang dikasih Tuhan dalam takdirnya
Mungkin benar itu alasannya
Tapi mau bagaimana lagi? Sejak awal memang itu yang jaemin rasain, memang itu yang dia alami hingga saat ini
Langkah jaemin berhenti, dia seolah membiarkan dirinya sebagai saksi dari keberlanjutan kehidupan di sekelilingnya
Sama
Orang-orang tetap sama, saling sibuk dengan dirinya masing-masing
Sekarang kepala jaemin mendongak menatap langit di atas sana
Hei kenapa bintang terasa berputar secepat itu?
Tes
Ah kenapa juga air mata jaemin bisa jatuh ke bumi tiba-tiba?
"Bunda.... Ayah"
Panggilan yang nggak akan pernah lagi mendapatkan jawaban mau sekeras apapun dia memanggil
"Kalian masih ingat aku kan? " Tanya jaemin
Bibir jaemin tersenyum miris
Di dunia ini dia sebatang kara, tak ada orang tua, saudara bahkan karib kerabat pun jaemin nggak punya karena kedua orangtuanya adalah anak tunggal
Kakek neneknya pun jaemin tak lagi bertemu sejak awal
Kepala yang tadinya mendongak dia bawa untuk menunduk, menatap kedua sepatunya yang tampak cantik dengan gambar kelinci di setiap bagian talinya
Jaemin tatap lagi jalan di depannya
"Sekarang tujuannya kemana? " Tanya jaemin
Siapa?
Apa?
Dimana?
Kebingungan yang jaemin rasakan, langkah jaemin tak lagi punya arah menuju tujuan
Air mata jaemin lancang lagi mengalir turun di pipinya
Tuhan, hidupnya kok begini?
Tuhan punya ekspetasi yang kayak apa pada diri jaemin?
Tuhan ingin jaemin melalui ujian yang seberat apalagi untuk kali ini?
Dada jaemin sesak, hatinya sakit banget, nafasnya terasa pendek. Tangan jaemin naik untuk meremat dadanya biar sakitnya reda
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweetest Embrace (END)
FanfictionJaemin hanya punya satu pegangan di dunia ini, dia hanya punya satu rumah yang mampu memberinya peluk paling tenang. Tapi kenapa yang satu-satunya itupun tetap berakhir pergi meninggalkannya? Mana mungkin cinta dibalas khianat sampai semenyesakkan...