30•

3.9K 287 19
                                    


.

Sekuat tenaga mark berlari menyusuri lorong rumah sakit menuju UGD, dimana jaemin yang masih ditangani di sana

Setelah menerima telfon dari rumah sakit tadi, mark langsung bergegas datang ke sini. Untung, beberapa waktu lalu mark minta jaemin buat jadiin nomor dia sebagai kontak daruratnya jadi mark adalah orang pertama yang dihubungi jika terjadi apa-apa sama jaemin

Jantung mark berdetak kacau, pikirannya bahkan nggak bisa berfikir jernih

Tolong, jangan bawa dia dulu

Dengan kepala yang tertunduk dan badan yang dia dudukan di depan pintu UGD itu mark berdoa. Dia ketakutan, mark terlalu panik dan semua yang ada di pikirannya kali ini tolong jangan sampai terjadi

Mark nggak pernah ngerasain perasaan sekacau sekarang, takut akan kehilangan seseorang yang dia cintai. Mark nggak pernah sama sekali, karna perasaaan ini memang pertama kalinya dia rasain dan orangnya adalah jaemin

Tanpa sadar air mata laki-laki itu menetes lancang

Tangan mark saling bertautan erat menahan rasa, kenapa?

"Na..... Jangan pergi dulu ya? Kamu belum boleh pergi, aku mohon"

Lirihan itu, permohonan itu yang selalu dibisikkan

"Mark hyung! "

Kepala mark mendongak waktu denger teriakan itu, haechan dan renjun datang menghampirinya

"Gimana nana? " Tanya renjun

Mark menggeleng lemah, nafas pasangan yang baru datang itu masih tersengal dengan wajah yang menyiratkan khawatir teramat dalam

Renjun mendekat ke arah pintu, berdiri tepat di samping mark yang masih betah duduk

Mata laki-laki huang itu nyoba buat mengintip ke dalam sana, padahal itu sia-sia. Mana mungkin bisa keliatan dari luar

"Hei..... Nana pasti bertahan. Ini nana.... Dia nggak mungkin selemah itu buat nyerah" Bisik haechan yang memeluk renjun dari belakang

Haechan tau se takut apa kekasihnya itu sekarang

Renjun menggeleng "hikss..... Haechan-a. Nana....nggak mungkin kan? Nana..... " Renjun berbalik dan langsung nangis di pelukan haechan

"Iya. Nggak mungkin, kita tau nana sekuat apa. Nana-nya kita pasti tengah berjuang kuat di dalam sana. Kamu jangan khawatir" Ucap haechan

Tangis renjun mungkin terdengar sedih, tapi tangis teredam milik mark lebih menyesakkan

Begitu juga haechan

Dia juga ngerasain apa yang renjun rasain sekarang, takut dan belum siap sama sekali

Mata haechan menatap lamat pintu yang paling ditakuti semua orang yang juga sekarang tengah menyembunyikan keadaan jaemin di dalamnya

Haechan bahkan lebih ketakutan lagi tentang apa yang dia pikirin sekarang

Siapa?

Jika orang lain memiliki alasan untuk bertahan di dunia ini, maka siapa?

Jaemin ini, sahabatnya ini

Siapa yang dia jadiin alasan buat memilih bertahan di dunia sekejam ini?

Gimana kalau jaemin memilih buat nggak bangun lagi, gimana kalau jaemin lebih memilih pulang ke tempat yang paling jauh di keabadian sana?

Haechan tau sehancur apa laki-laki di dalam sana itu, kalau dia memilih menyerah gimana?

"Na. Lo pasti bisa kan? Jangan pergi dulu boleh? Gue mohon" Haechan pun meminta sekali lagi buat jaemin berjuang

Our Sweetest Embrace (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang