.
Jaemin menatap hamparan luas yang sekarang tampak begitu tenang dan sepi di hadapannya
Bibirnya membentuk senyum
Perlahan jaemin melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam sana, mengunjungi mereka yang sudah menyatu dengan alamnya begitu tenang
Mata jaemin menyusuri sampai berlabuh pada dua gundukan yang saling berdampingan
Ah
Bahkan sampai di tempat terakhir pun mereka berdampingan ya
Jaemin lagi-lagi menarik kedua sudut bibirnya, bunga tulip putih yang dia bawa tadi di letakkan di masing-masing nama si pemilik rumah terakhir
"Hai bunda.... Hai ayah. Aku datang " Ucap jaemin
Kaki jaemin menekuk, tangannya dia letakkan di atas lekukan lutut itu tepat di tengah makam keduanya
"Kalian udah tenang kan disana? " Tanya jaemin
Jaemin menatap nisan sang ayah
"Ayah. Perginya ayah mungkin dengan cara yang ga baik, sedikit memaksa Tuhan untuk dibawa pulang. Tapi ayah udah ketemu kan sama bunda? " Tanya jaemin
Tangan jaemin menyentuh nama apik yang bertinta perak dan hiasan indah sekitar nama itu, ayahnya
"Ayah bener. Dunia ini kejam, orang baik nggak selamanya baik. Banyak topeng yang dipakai sebagai bentuk penipuan. Nana tertipu ayah"
Jaemin menunduk, dia tatap tangan yang sekarang nggak lagi memakai cincin pertanda hak milik seseorang
"Ayah. Nana gagal lagi, nana sendirian lagi, arah nana hilang lagi"
Mata yang tadinya berbinar mulai sendu
Bulir bening mulai meminta izin untuk mengalir pada wajah halus nan lembut jaemin
Ingatan jaemin memutar lagi
Dia yang pertamakali merasakan dunianya hancur kala sang bunda pergi di jemput Tuhan, rumahnya kehilangan tiang kokohnya
Jaemin ingat, awal bundanya pergi ayahnya pun tak kalah hancur. Hangatnya hilang, riang dan tawa dirumahnya lenyap, kosong, sepi, tak lagi utuh
Setelah itu hidup jaemin mulai dibentuk lagi, ayahnya yang masih berusaha bangkit bersama jaemin. Tapi caranya berbeda, ayah jaemin kehilangan jiwanya, cintanya, dan itu menjadikan dia sosok tak terkendali yang berfikir terlalu cepat
Jaemin dan ayahnya luntang lantung, dua laki-laki yang biasanya diberi kasih dan perhatian setulus itu oleh sang bunda, mana mungkin mereka tak gamang setelah ditinggal sebegitu jauhnya
Pegangan yang hilang menjadikan mereka tertatih, jaemin kecil mungkin belum begitu paham
Tapi jaemin tau, ayahnya masih ada, ayahnya masih bersamanya
Syukurlah, Tuhan tak terlalu kejam
Jaemin
Dia tau ayahnya mulai keluar dari arahan, dia tau ayahnya mulai keluar batas, dia tau ayahnya tak lagi ingat atau hanya ingin melupakan jalannya
Pertumbuhan jaemin mulai keras
Lari kesana-kemari, di penuhi degupan jantung yang begitu hebat karna ketakutan
Ayahnya diburu, tentu saja jaemin pun ikut dalam bahaya
Bertahun mereka hidup tanpa menetap
"Ayah..... Nana juga mau lari" Ucap jaemin lirih bahkan nyaris berbisik
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweetest Embrace (END)
FanfictionJaemin hanya punya satu pegangan di dunia ini, dia hanya punya satu rumah yang mampu memberinya peluk paling tenang. Tapi kenapa yang satu-satunya itupun tetap berakhir pergi meninggalkannya? Mana mungkin cinta dibalas khianat sampai semenyesakkan...