.
Manusia memang begitu
Baru paham sakitnya ketika sudah merasakannya sendiri, baru paham salahnya ketika dia sudah dibalikkan oleh fakta
Kematian itu bukan hanya memberi arti kehilangan tapi juga meninggalkan rasa sepi dan ketakutan
Jeno
Sekarang tak ada lagi satupun rumah yang bisa dia datangi meminta peluk. Tak ada lagi rumah yang bisa dia datangi sekedar mengadu lelah, tak ada lagi rumah yang bisa dia datangi ketika jenuh dengan hiruk-pikuknya manusia diluar sana
Jeno itu baik, sangat baik
Dia bukan termasuk manusia yang menyombongkan diri karna kekayaan, dia bukan manusia yang angkuh karna kuasa
Jeno itu hangat, penuh senyum, penuh perhatian, dia manusia sempurna yang tak pandang bulu sama sekali
Iya
Jika ditanya salahnya, maka banyak manusia yang akan menyangkal. Jeno itu tidak akan bisa ditelaah dimana letak salahnya
Hanya satu
Dari sekian yang bisa dipilah, hanya satu yang menjadi kesalahan Jeno dan satu-satunya yang fatal hingga menimbulkan sesak tak tertahan
Namanya manusia, dia punya mata, manusia punya nafsu, manusia punya hati dan manusia punya sifat yang sebaik-baiknya pasti tetap didesak satu kesalahan
Dan kesalahan Jeno bukan lagi menjadi sebuah kesalahan yang mampu diberi maaf semudah mungkin
Bukan hanya manusia, Jeno juga mengingkari tuhannya yang sudah dia janjikan menjaga satu jiwa dan raga milik Pasangannya dikala ikrar pernikahan yang dia ucap
Dan memang, mana mungkin bisa setia dibalas selingkuh lalu meminta maaf dan ingin meraih
Hal yang bukan tanpa sengaja dia lakukan, tapi Jeno lakukan dalam keadaan sadar, dia nikmati, dia senangi dan dia lanjutkan terus menerus
Kesempatan sudah diberi tapi Jeno tak sadar, sabar dari jaemin sudah dia dapat dalam penantian jaemin akan pulangnya, tapi Jeno masih memilih jalan zinanya sambil memakai topeng
Dan sekarang
Jaemin yang sudah bersumpah tak akan pernah pergi meninggalkan Jeno pun pada akhirnya menyerah. Maka mungkin kuat hatinya disaat melihat satu-satunya manusia yang dia cintai dan dia punya di dunia ini tengah bersetubuh nikmat dengan orang lain
Bukan hanya sekali tapi berkali-kali
Bukannya jaemin egois, tapi lebih baik sakitnya dia bawa pergi menjauh dari sumbernya daripada bertahan dari orang yang memberi sakit dan paling sialnya tak punya rasa bersalah akan itu
Haha
Tertawa kadang juga perlu dalam sakit yang tak lagi berpenghuni nama dihati
Jeno
Lihat sekarang keadaan laki-laki itu
Dia hanya terduduk lemah di teras rumahnya, menatap kosong ke depan dengan tubuh yang pucat tampak seperti mayat
Ditengah lamunan kosong itu kepala Jeno diusap seseorang dari sampingnya, seseorang yang duduk di kursi roda dengan tiang infus menegak di sampingnya
Na Jaemin namanya
Dia yang sudah Jeno hancurkan hingga babak belur hatinya
"Na. Sekarang aku juga yatim piatu, haha" Jeno tertawa hambar
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Sweetest Embrace (END)
FanfictionJaemin hanya punya satu pegangan di dunia ini, dia hanya punya satu rumah yang mampu memberinya peluk paling tenang. Tapi kenapa yang satu-satunya itupun tetap berakhir pergi meninggalkannya? Mana mungkin cinta dibalas khianat sampai semenyesakkan...