Bab 2 ( adik baru )

57 9 2
                                    

"aku tau kau khawatir pada sooji, tapi jangan terlalu keras pada seo joon, bisa jadi putra pecicilanmu itu akan banyak membantu sooji untuk beradaptasi.." 

*****

Sooji masih berseru takjub dalam diam, memiliki kamar sendiri adalah hal yang tak pernah ia bayangkan, ranjang besar dengan selimut hangat, lemari pakaian yang sudah terisi banyak baju bahkan ada seseorang yang membantunya mandi, menyisir rambut, dan berpakaian, sooji tersenyum kecil.ia merasa sangat senang rasanya sangat tidak nyata seperti mimpi indah yang bisa saja berakhir kapan saja.

tok-tok-, Ketukan di pintu menyadarkan sooji kemudian dengan cepat menyahut, setelah menjawab kenop pintu terlihat di putar dan didorong pelan membuat celah kecil memperlihatkan sosok seo joon yang menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang ia buka tidak terlalu lebar. sooji masih bersikap pemalu ini adalah hari pertamanya di rumah besar ini wajar bila ia masih bersikap asing karena itu seo joon lebih memilih mendekati sooji lebih dulu, tidak masalah meski sooji masih menghindarinya karena ia sangat senang dan sangat tidak sabar membawa sooji bersamanya kemanapun.

"anyyoeng...." Seo joon perlahan mulai berdiri tegap kemudian berdehem pelan.

"kau ingin ice cream aku punya banyak, ayo makan ice cream bersama OPPA " seo joon mengatakannya dengan nada senang menakankan sebutan oppa, ia sudah sangat menantikan seseorang akan memanggilnya dengan sebutan oppa hal yang selalu membuat dia merasa cemburu pada myungsoo rival juga sahabatnya.

Sooji pada akhirnya mengikuti seo joon yang membawanya ke dapur memperhatikan dari samping meja pantry, seo joon menarik salah satu kursi meja makan kemudian menariknya ke depan kulkas menaikinya untuk memperhatikan isi kulkas rak paling atas, mencari ice cream yang ia beli bersama sang ayah untuk menyambut kedatangan sang adik barunya, meski sudah menggunakan kursi seojoon masih kesulitan untuk melihat eskrim yang ia maksud sesekali berjinjit masih mencari rasa yang ia cari, entah kemana semua penghuni rumah bahkan maid yang selalu berada di rumah tiba-tiba tidak terlihat... mau tidak mau ia harus melakukannya sendiri karena sudah sangat tidak sabar untuk memberikanya pada sooji.

"aku-aku mendapatkannya "karena terlalu senang seo joon berseru melupakan jika ia sedang berada di atas kursi yang cukup tinggi  akibatnya ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh cukup keras bahkan eskrim itu terlepas dari tangannya dan terlempar cukup jauh

"seo joon!!.." seruan khawatir itu bersamaan dengan rintihan seo joon yang meringis. Ny Bae segera mendekati sang putra meletakkan barang yang ia bawa sembarangan membantu sang putra berdiri dan memeriksa seo joon yang masih meringis pelan untunglah sang putra tidak terluka parah hanya ada sedikit lecet di sikunya.

"gwenchana?..." Ny bae bertanya masih memeriksa tubuh sang putra yang dibalas gelengan pertanda bahwa ia baik-baik saja. Ny Bae yang masih memeriksa tubuh sang putra berbalik mendengar ucapan putus-putus dari gadis kecil yang masih memperhatikan di ujung meja pantry.

"ma-ma-maafkan aku..." suaranya bergetar menahan tangis sooji sangat terkejut dan khawatir, ia baru saja hendak membantu seo joon yang terjatuh namun mengurungkan diri melihat Ny Bae yang tergesa-gesa. karenanya sooji semakin khawatir takut jika  dirinya akan dimarahi juga disalahkan karena insiden jatuhnya seo joon seperti hal yang selalu ia terima dulu. mendekati sooji yang masih menunduk ada bulir air mata mengalir di pipi kecil gembulnya gadis kecil itu tidak berhasil menahan air matanya.

"uljima....hmm?tidak apa-apa" Sooji semakin menunduk enggan menatap Ny bae yang kini telah menopang lutut sejajar dengan tubuhnya,

"maafkan aku " mengulangi permintaan maafnya

"tidak,kenapa meminta maaf?, itu bukan salahmu" nada lembut dan hangat itu membuat sooji semakin terisak, Ny Bae memandang sooji sayang lalu dengan pelan membawa tubuh kecil tersebut ke dalam pelukannya mencoba menenangkan sang putri yang kini terisak keras.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang