Bab 10 (Malam yang Sibuk II)

45 9 3
                                    

****

Myungsoo baru saja tiba dan sekolah sudah tanpak sepi kepalanya celingak celinguk mencari seseorang  

"eoh jinyoung-ah " menyapa pria yang berlari-lari kecil ke arahnya "bagaimana?,kau tidak melihatnya? " langsung bertanya pada junior yang ia tau satu kelas dengan sooji.

jinyoung menggeleng pelan" sooji tidak hadir saat kelas malam...aku juga sudah memeriksa kelas dia tidak ada bahkan tasnya juga tidak " myungsoo mengusap rambutnya kasar, ia mulai merasa kalut namun berusaha tetap tenang, menyadari kegusaran pria di hadapannya ia yakin ada yang tidak beres, ia cukup terkejut saat mendapati panggilan myungsoo yang terkenal berwibawa itu meminta bantuannya, meski bukan hal yang tabu pembicaraan tentang kedekatan sooji dengan kedua sahabat kakaknya namun menyaksikannya di depan matanya membuat ia merasa cukup terkejut "aku juga sudah meminta park ahjussi ikut mencari " menganggukkan kepalanya pelan merasa bersyukur jinyoung cukup bisa diandalkan.

"kalau begitu kita juga harus mencarinya " jinyoung menyetujui saran Myungsoo namun kedatangan mobil lainnya membuat mereka berhenti.

"ahjussi?!..." sopir choi sangat tidak menyangka bahwa ia akan bertemu sahabat Tn mudanya di sini.

"Tn muda?"

"apa ahjussi mau menjemput sooji?..."

"yah nona bilang akan menghubungiku namun sudah sangat larut nona juga tidak ada kabar" 

****

malam sudah sangat larut, Masih dalam keadaan terikat sooji menggigil pelan seragamnya sudah melayang entah kemana meski berada dalam ruangan tertutup namun udara dingin malam hari di luar sana terasa menyiksa untuknya yang hanya mengenakan seragam tipis sementara jas luarannya sudah entah kemana, selain hawa dingin yang menyiksanya sooji bisa merasakan bagaimana tubuhnya bergetar hebat karena rasa takut yang baru saja ia alami ketika melihat kamera di depannya yang merekam terlihat dari cahaya merah yang berkedip-kedip.bahkan rasa pening yang menyerangnya hilang begitu saja karena merasa terkejut dengan keadaannya yang terikat,ingatan terakhir yang sooji ingat adalah saat ia jatuh pingsan setelah menemui jackson dan sekarang ia terkurung sendirian dengan keadaan mengenaskan. berusaha melepaskan ikatan di tangannya namun sia- sia sooji merasa sangat tidak berdaya, mulutnya yang tersumpal meredam tangisannya memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi padanya.

****

"lepaskan...." Jackson menyentak tangan dohwan keras, laki-laki itu membawanya keluar padahal puncak acara yang ia mulai belum selesai.

"kau gila?..." dohwan berteriak keras namun tersadar dan kembali berusaha mengontrol dirinya

"apa kau lupa sooji siapa?" Jackson berdecih remeh

"wea?, kau takut?, aku sudah bilang jika kau benar-benar takut kau boleh pergi " Jackson kembali hendak memasuki gudang sekolah di belakang mereka.

"yak seo Jackson!!, apa kau kira mereka akan melepaskan kita begitu saja? Bae Nam il dan BAe seo joon tidak akan membiarkan semuanya begitu saja jika tau yang sebenarnya dan kau akan mati sia-sia nantinya di tangan ayahmu, aku tau perusahaan ayahmu sedang tidak baik-baik saja mereka butuh donator secepatnya, sepertinya kau akan menjadi gelandangan lagi" Jackson berbalik cepat mencengkram kerah dohwan.

"hentikan sialan...sudah aku bilang kau yang akan membereskannya, kau lupa aku yang memegang rahasiamu? " dohwan yang membalas tatapan Jackson dingin sedikit membuat Jackson terkejut, namun berusaha terlihat tidak terganggu

"wah apa ini?apa gadis itu melakukan sesuatu padamu?" bertanya sinis jackson mendenguskan tawa remehnya " kau mulai berani?"keduanya terlibat perang mental berusaha saling menjatuhkan,jackson cukup terkejut saat dohwan menyatakan keberatannya atas tindakannya kali ini, jika itu dohwan yang biasanya pria itu akan diam saja.

"biar aku ingatkan kau" dohwan berujar pelan dan penuh tekanan ia tidak suka dengan jackson yang mengancamnya, sebenarnya ia juga sudah ingin kembali dan mengabaikan jackson dan sooji,namun melihat gadis yang tidak berdaya itu dipermainkan jackson membuatnya merasa terganggu dan tidak bisa mengabaikannya,"sepertinya kau terlalu menikmati tempatmu sekarang sampai lupa darimana kau berasal?"

"cih..." Jackson berbalik lalu berteriak keras seperti kesetanan menendang-nendang udara merasa kalah telak dengan omongan dohwan, pria itu berani melawannya dan itu tidak baik,melirik sebentar ke arah dohwan jackson berujar pelan.

"kau harus membereskan sisanya, aku pergi" jackson melengos pergi menjauhi gudang tempat sooji terikat meninggalkan dohwan yang masih mempertahankan wajah dinginnya.

***

 Ting...bunyi pesan masuk membuat seo joon berhenti, ia dan myungsoo sedang berada di belakang sekolah, sedangkan jinyoung dan choi ahjussi mencari di tempat yang berbeda.

"gudang sekolah"

"adikmu ada disana..." 

pesan singkat dari nomor baru itu langsung membuat seo joon bergegas tidak terlalu peduli dengan sang pengirim yang dipikirannya sekarang hanyalah sang adik.

"wea?.." sedangkan myungsoo yang tidak menemukan jawaban dari seo joon segera mengikuti sahabatnya yang berlari ke arah gudang lebih dulu.

Sooji tidak bisa menahannya lagi ia terisak kecil pundaknya bahkan bergetar hebat masih mencoba membuka ikatan di tangannya, kulit di pergelangannya terasa pedih sepertinya lecet karena ia terus menggerakkannya begitu keras, siapa sebenarnya yang tega membiarkannya seperti ini apa mungkin jackson? dan siapa  pria yang sempat ia lihat sebelum pingsan, apakah mungkin sosok itu juga terlibat? sooji sama sekali tidak tau pelaku yang membuatnya seperti ini tapi besar kemungkinan  pelakunya adalah jackson. yah sooji benar-benar yakin namun keadaan gudang yang sunyi membuat sooji semakin tidak yakin apakah ia akan benar-benar menghabiskan malam dingin ini sendirian.

"sooji!!.." suara bising dari luar gudang membuat sooji tersentak dan mulai terisak hapal benar suara keras tersebut, ia ingin menyahut tapi tangisan dan mulutnya yang ditutupi kain membuat ia sulit bersuara.

Tak ....bunyi pintu dibuka dengan keras

"sooji?!" tatapan keduanya bertemu sooji sangat lega saat ia melihat sang kakak di depan sana, seo joon segera bergegas mendekati posisi sang adik yang terlihat sangat miris,meraih jas sekolah sooji yang terletak di lantai sementara  myungsoo mengikuti dengan cepat beralih kebelakang kursi mencoba membuka ikatan di tangan gadis tersebut.

"gwenchana..?" seo joon menyentuh wajah sang adik yang terlihat sangat buruk sambil membantu sang adik mengenakan jas luarannya, mata sembab dan rambutnya yang acak-acakan bahkan tubuh sooji terasa lebih dingin, perlahan sooji menundukkan kepalanya menghindari tatapan seo joon rasanya ia ingin menangis keras, sooji merasa sangat  lega mendapati keberadaan sang kakak karena itu rasnaya ia ingin menangis keras namun tetap berusaha menahan diri sementara myungsoo menatap gadis yang bahunya kini bergetar dari belakang.

"sooji-ah" meraih tangan sang adik mencoba menenangkan namun tidak ada balasan gadis itu masih mencoba menahan isakannya, tidak berhenti begitu saja seo joon kembali meraih wajah sang adik berusaha membuat sooji agar membalas tatapannya, namun saat mata sembab sooji tertangkap indranya membuat seo joon   sangat marah hingga ia bisa melakukan apa saja..begitu banyak pertanyaan terlintas dipikirannya namun keadaan sooji yang lebih utama, ia tidak akan membiarkan semua ini berlalu begitu saja.

"sooji-ah" tidak tahan akhirnya seo joon membawa sang adik kepelukanya mencoba menenangkannya sementara myungsoo masih saja terdiam lalu tersadar dan mendekati camera yg masih merekam dan mematikannya, pria itu sangat marah terlihat dari rahanganya yang mengeras.

****

bersambung.....

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang