Bab 3 (Sarang Penyamun)

59 9 0
                                    

"biarkan saja, kau terlalu memberinya tekanan..." 

*******

Apa dunia menjadi lebih ramah?

atau apakah dunianya yang suram mulai berwarna?

 tidak ada lagi malam-malam kelam dengan mimpi buruk yang menelannya, jalannya seolah ditumbuhi bunga-bunga yang mengeluarkan aroma semerbak di tiap langkahnya. seperti lavender yang tumbuh di tanah gersangnya. Sooji suka kiasan itu, bahasa bunga nyatanya akan tetap indah entah sedih atau bahagia, kau bisa menyampaikannya lewat bunga seperti orang-orang yang muncul dihidupnya, menyembuhkan dirinya yang banyak terluka. Tn dan Ny bae yang memberinya kasih sayang penuh, seo joon yang menjaganya, Minhyun yang sering mengajaknya bermain, dan myungsoo yang selalu menyediakan sandaran tak kasat mata untuknya.

Hidupnya terlalu bahagia sampai terkadang sooji merasa khawatir karena semuanya terasa tidak nyata. seolah semua kebahagiannya akan menghilang dengan tiba-tiba.

"ambil ini..." seo joon mengulurkan buku sketsa sebagai hadiah untuk merayakan hari pertama sooji menjadi siswa SMA di sekolahnya, sooji cukup terkejut tidak banyak pembicaraan antar ia dan seo joon semenjak memasuki mobil. sebenarnya sooji sangat gugup, bersemangat juga khawatir  karena hari ini adalah hari pertamanya memasuki sekolah baru, melihat buku sketsa yang terulur sooji meraihnya dengan senyum cerah melupakan sejenak kegugupannya.

Awalnya suzy hanya iseng mencoret-coret bukunya namun ternyata dia lebih tertarik dari pada yang ia kira, sejak saat itu ia selalu melukis sudah banyak sketsa dengan berbagai jenis  bertumpuk dikamarnya dari yang ia beli sendiri atau hadiah dari ayah dan ibunya dan sekarang ia mendapatkannya dari sang kakak melihat raut wajah senang sooji seo joon tersenyum bangga sepertinya tidak salah baginya memilih hadiah karena tidak ingin kalah dari ayah dan sang ibu yang memberikan sooji hadiah lebih awal. seo joon tidak banyak berubah masih memperlakukan sooji sebagai adik kecilnya hanya saja sekarang seo joon tidak keberatan jika sooji dekat dengan orang lain meski terkadang ia akan merengut kesal jika sooji mengabaikannya karena orang lain meski bukan hal yang serius tapi hal tersebut terkadang membuat sooji jengah.

"kau harus melukisku di halaman pertama...." Menceletuk pelan sambil melihat jalanan dari balik kaca mobil sooji tidak mebalas sama sekali, masih membolak balik hadiahnya merasa sangat senang ditambah ada ukiran hangul namanya di sudut sampul sketsa sepertinya sang kakak membelinya secara khusus.

"gumawo oppa..." masih memperhatikan sketsa barunya sooji mengatakan rasa terimakasiihnya sementara seo joon semakin mengulas senyum senangnya.

****

Melihat sooji yang tampak gugup sambil memilin-milin ujuk roknya, memperhatikan siswa-siswi yang berlalu lalang dari dalam mobil membuat seo joon menatap sang adik dengan sebelah alis terangkat, semenjak pagi tadi ia menjadi lebih sedikit diam bahkan sarapannya tidak habis sepenuhnya meski sang adik tanpak senang dengan hadiahnya tadi, tapi sepertinya sooji masih sangat khawatir.

"kau gugup?..."

"ne?..."

"jangan terlalu gugup....kau bisa mengatakannya padaku jika kesulitan...lagi pula myungsoo dan minhyun juga ada kenapa harus gugup?..." sambil memasang ranselnya seo joon berujar santai. sooji hampir saja mencibir justru karena itu ia semakin khawatir karena ia mengenal seo joon dan kedua temannya itu.

"ayo turun, gumawo ahjussi " seo joon turun terlebih dahulu meninggalkan sooji yang memasang wajah lesunya.

"gumawo ahjusi " dengan lemah  mau tak mau sooji memasang tasnya mengikuti seo joon.

****

Myungsoo yang baru saja keluar dari mobilnya dapat melihat seo joon yang berjalan ke arahnya diikuti gadis yang terlihat berbeda dengan seragamnya. seragam biru tua itu terlihat berbeda kali ini,  seragam yang biasa ia lihat dua tahun belakangan ini menjadi objek yang begitu menarik, wajah yang tak berubah itu terlihat semakin cantik tiap harinya, dan ia suka saat pemilik wajah berada di sekitarannnya. 

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang