Bab 4 (Sarang Penyamun II)

58 6 0
                                    


****

Sooji tidak keluar kelas sama sekali, memilih berdiam diri di dalam kelas berniat menahan lapar hanya dengan roti yang memang sengaja ia bawa, hanya ada sooji sedangkan murid-murid lainnya pergi menikmati waktu istirahat, mengadakan tour dadakan wajar saja ini  adalah hari pertama mereka namun, sooji tidak akan mengambil bagian karena tidak ingin terlibat sudah cukup baginya pagi ini, membuat keributan dan bergabung bersama teman-teman lainnya bukanlah ide bagus untuknya.  disinilah sooji sekarang mengunyah rotinya perlahan sambil menatap halaman sekolah dari jendela kelas.

tok-tok, ketukan di pintu membuat Sooji berbalik, raut wajahnya semakin lemah saat mendapati sosok pria berlesung pipi yang sangat ia kenal telah berdiri menatapnya ramah, myungsoo berjalan masuk kemudian menarik salah satu kursi yang berada di depan meja sooji. Sementara Sooji kembali mengalihkan pandangannya menatap halaman sekolah membiarkan Myungsoo menatapnya lamat-lamat.

"kau akan kelaparan jika hanya memakan itu" myungsoo berujar pelan sambil meletakkan kotak bekal yang ia dapatkan entah dari siapa, Myungsoo menemukannya di dalam loker miliknya. kotak bekal berisi kimbab gulung yang terlihat menggiurkan,   Sooji menghentikan kunyahannya beralih memperhatikan pria yang dengan fokusnya menata kotak bekal di meja kecilnya, kemudian meraih sumpit dan melapnya dengan tisu seolah hal tersebut sebuah kebiasaan. perhatian-perhatian kecil myungsoo yang memupuk perasaan asing di dadanya.

"sunbaenim, jika aku memakan ini maka aku akan kelaparan seumur hidup.." nada datar itu membuat myungsoo terkekeh kecil. namun tetap menyodorkan sumpit ke arah sooji.

"makanlah ini terlebih dahulu,sebelum seo joon membuat keributan..." seo joon sama sekali tidak tau jika ia mendatangi kelas sooji karena pria itu masih sibuk dengan beberapa urusan osis, pria itu sudah sibuk sejak dini.

"huh...." Sooji menjatuhkan kepalanya ke atas meja dengan tangan yang melingkupi kepalanya masih mengabaikan sumpit yang myungsoo sodorkan.

" aku ingin pindah " 

"apakah kau tidak senang? padahal aku sangat senang kau memasuki sekolah yang sama denganku " Sooji mendongak menatap myungsoo kembali yang kini meletakkan sumpit di atas kotak bekal.

"oppa tau betul maksudku..." myungsoo terkekeh kecil mendengar nada lelah dari gadis yang dulu menjadi teman bermainnya, Myungsoo masih merasa asing melihat sooji menggunakan seragam yang sama sepertinya bukan dalam artian yang buruk, myungsoo hanya tidak bisa mendeskripsikannya dengan pasti.

"kalau begitu makanlah ini " mau tak mau sooji akhirnya meraih sumpit yang myungsoo letakkan, menjepit kimbab gulung dan mengunyah dalam diam, namun melihat benda yang baru saja Myungsoo letakkan di atas mejanya membuat sooji memasang wajah terkejut dan senang.

"hadiah? " sooji meraihnya dengan semangat yang mau tak mau juga membuat Myungsoo merasa senang.

"aku tau kau pasti sudah menerima beberapa hadiah, tapi untuk yang satu ini aku punya permintaan, sketsa ini, jika sudah penuh maka aku akan memintanya kembali...."menaikkan alisnya Sooji menatap myungsoo dengan kekehan kecil.

"aku baru menerimanya dan oppa sudah memintanya kembali?" myungsoo tidak membalas pertanyaan gadis dihadapannya malah memperhatikan sooji yang sibuk memperhatikan hadiah pemberiannya

"eoh?.." mendapati ukiran nama berbeda di ujung sampul membuat sooji sedikit terkejut

"suzy?..."

" untukmu...aku membuatkan nama asing untukmu..." sooji terkekeh merasa senang dengan hadiah yang ia terima. seolah tersihir kedalam mantra yang tak terucap, wajah senang sooji membawa Myungsoo ke dunia asing yang diciptakan alam bawah sadarnya, ia menyukainya semua hal yang berkaitan dengan sooji, kebersamaan mereka telah menumbuhkan perasaan diam-diam.

LAVENDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang