BAB 5 : Diam

1 1 0
                                    


Setelah malam yang panjang, ia terbangun dari tidurnya. Matanya yang masih bercucuran air mata berusaha semaksimal mungkin disembunyikan. Notifikasi WA pun membangunkan Dinda. Pengumuman Penempatan Praktek Lapangan Kerja Angkatan 2019 telah dikeluarkan. Dinda ditempatkan di Perpustakaan induk dikampusnya. Di satu sisi dia senang karrna tidak terlalu jauh dari kosnya. Disisi lain, hatinya masih terluka dengan fakta semalam. Dia memaksakan diri untuk memulai PKL nya.

Hari H pun tiba. Semua anggota PKL yang ditempatkan dilokasi yang sama pun melakukan absensi jam 8. Farial, Ansar, Siti, Haifa, Fatimah sudah tiba disana sebagai anggota PKL. Sementara Dinda yang tidak akrab dengan siapapun hanya terduduk diam. Canggung. Kesunyian mencekam. Hingga Haifa berbicara.

"Hai guys, kita sekelompok kan. Nah, jadi supervisor kita Bu Nurhayati. Kita tunggu ibu dulu ya" ujarnya.

Tak lama kemudian Bu Nurhayati pun tiba. Beliau dikenal murah hati dan para mahasiswa sangat menyukai kehadirannya. Actless, beliau menjabat sebagai kepala prodi Ilmu Perpustakaan. Dengan tampilan sederhana dan wajah yang berwibawa, bu Nurhayati menyapa kami dengan sedikit kata pembukaan. Kami duduk di sofa pengunjung untuk berdiskusi.

"Assalamualaikum.." ucap Bu Nurhayati

"Ibu ucapkan selamat datang di UPT. Perpustakaan UIN Ar-Raniry untuk anak-anak ibu.. Ini semua satu Leting kan? Ada yang leting 18?" tanya beliau.
"Ga ada bu. Kami satu leting" jawab Fatimah.

Sementara itu, Farial dan Ansar terlebih dahulu menandatangani Surat Penempatan PKL. Dilanjutkan dengan Haifa, Siti, Fatimah, terakhir Dinda. Dinda hanya tersenyum ramah menanggapi senyuman beliau.

"Ini ibu belum pernah lihat. Siapa namanya?" Tanya bu Nurhayati.

"Dinda bu"

"Oh ya Dinda belum pernah kena mata kuliah dengan ibu ya?"

"Pernah bu, MK Pengembangan Koleksi.. Cuman kan daring di google meet, jadi kenal"

"Oh ya ya.. karna udah saling kenal kita ketemu Bu Yusra dulu sekarang"

Setibanya kami semua diruang pengolahan dan bertemu dengan Bu Yusrawati selaku pamong kami, kemudian Pak Afriandi selaku asisten pamong pun menyapa.

Setelah sapaan singkat. Kami diizinkan untuk pulang dan kembali besok di pagi
hari.

Dalam perjalanan pulang, ia menerima pesan dari telegram. Yup. Bram update di channel-nya. Dengan sigap Dinda langsung menyebar luaskan nyanyian sang idola keseluruh gc yang ia join. Tak disangka Bram memperhatikan Dinda dari tempat parkir.

Broom broom. Dinda terkejut melihat sebuah Ninja ada didepannya.

"Astagfirullah" ucapnya.

"Hai... Mau pulang?"

"Mau kabur" Canda Dinda membuat Bram terkekeh kecil.

Sial. Jantung Dinda berdetak cepat.

"Yuk, aku anterin. "

"Gamaoo, ntar pacarmu ngamok" jawabnya cetus.

"Naik aja, dia ga masuk hari ini"

"Ntar dikira kamu selingkuh lhooo"

"Banyak bacot! Mau ga? Klo ga gw tinggal"

Karna Dinda malas berbasa-basi, dia pun memutuskan untuk menerima tawaran itu. Perjalanan trasa sunyi hingga Bram bertanya.

"Gimana hari pertama nya?"

"Lumayan" jawab Dinda ketus. Tiba-tiba Bram meningkatkan laju RX nya.

"Astaghfirullah pelan-pelan atau turunin aku disini!" ancam Dinda.

Bram mengabaikan ocehan Dinda dan berhenti mendadak.

Dinda yang ketakutan tidak tahu bahwa sudah sampai. Matanya terpejam hingga Bram berbicara.

"Mau turun atau ke rumah gw?"

Dinda yang ketakutan langsung turun.

"Dih.. Ngapain ke rumah kamu?"

"Have fun laa." Jawabnya santai.

Seketika muka Dinda merona.

"Dih.. Mikir apaan ni anak haha"

"Nyesel saya nerima tawarannya tadi.

"Tapi suka kan.. Haha ya udah gw balik din, bye"

"Ya, thanks"

Bram pergi meninggalkan Dinda.
Perasaan aneh menghantui Dinda. Hingga dia bermimpi aneh. Mimpinya sangat panjang.

LullabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang