POV Dinda
Karena lapar, Dinda memutuskan untuk mengisi kekosongan nya.
"Rima!" panggilnya kepada sahabat yang ia kenal sejak semester 1.
"Mau kemana rim? Bareng dong"
"Kantin, yok.. Laper" Urusan lapar mereka slalu kompak. Haha..
Bagaimana tidak? Tidak ada kata "tunda" dalam kamus Dinda bila lapar melanda.
Setelah membeli jajanan, mereka pun duduk di meja kantin. Dinda menceritakan mahasiswa pindahan dari kelasnya tadi.
"Beuhh.. Giliran bening aja ni anak gercep"
"Rim.. Lu pasti bakal klepek² juga kalo ketemu langsung"
Seorang laki-laki memasuki kantin dan semua mata tertuju padanya. Yup! Bram datang. Tak butuh waktu lama untuk mencari teman, ia terkenal ramah ke semua orang. Beberapa primadona kampus pun mencoba berkenalan dengannya.. Namun ia hanya menjawab seadanya dan berlalu pergi.
Hari pun berlalu, hari-hari yang dilalui oleh Dinda sangat sibuk. Apalagi memasuki semester akhir, Dinda mempersiapkan diri untuk Praktek Lapangan Kerja dengan matang. Dinda bertekad untuk menyelesaikan kuliahnya dan bekerja sesuai bidangnya. Ia kesal, ditengah tekadnya kini, mengapa jantungnya berdebar melihat seorang laki-laki bermata hazel seperti Bram.
Tak hanya itu, semakin dia menghindar takdir aneh mulai menghiasi hari-hari nya.
Sepulang kuliahnya, Dinda meluangkan waktu untuk mendengarkan nyanyian di Zona Nyanyi. Ah, satu nyanyian dari channel Lullaby memikat hatinya lagi.
Lagu "Sang Dewi" milik Lyodra yang dinyanyikan laki-laki ini sangat indah, dia pun memaksimalkan volume lagu dan ikut bernyanyi.
"Ku akan.. Percaya kau mampu bawa terbang dirikuu.." nyanyiannya tanpa disadari menarik perhatian orang sekitar. Haha siapa yang menyangka sang pemilik coveran lagu alias Bram ada disana. Yup. Benar. Channel yang slama ini dia dengarkan adalah milik Bram.
Prok prok prok. Tepuk tangan dari Bram mengejutkannya. Sontak ia berhenti bernyanyi, dan hendak pergi.
"Lho kok berhenti nyanyi nya?" tanya laki-laki itu
"Bagus lho" Dinda terdiam dan menyangkal pujian itu.
"Engga ah, jelek.. Tapi makasih pujiannya"
"Sama-sama. Salam kenal ya, kita seunit kan?" Bram memastikan.
"Iya hehe"
"Kebetulan banget"
Mereka terdiam beberapa saat. Karena merasa canggung, Dinda pun memutuskan untuk pulang.
"Aku pulang duluan ya"
"Ok, hati-hati"
Sebenarnya Dinda canggung berkomunikasi dengan laki-laki yang baru dikenal. Apalagi mengingat bukan muhrim, Dinda sengaja mengakhiri obrolan itu.
Pov Bram
Perempuan itu terdiam dan tampak tidak nyaman. Dia pun pamit dan pergi meninggalkanku. Aku sadar, nyanyian yang ia dengarkan tadi adalah nyanyianku.
"Berharap suatu saat nanti..
Kau dan aku kan bertemu lagi.."Nyanyian ku menghentikan langkahnya.
POV Dinda
Masyaallah. Itu suara nyanyian idolanya. Seketika lututnya lemas dan hatinya bergetar hebat. Langkahnya terhenti, dan mata itu menatapnya. Dalam.
Sedalam samudra.
"Ternyata kamu benar-benar dia.."
"Nyanyian ini. Milikku" Seraya menunjukkan channel Lullaby di layar ponselnya.
Mereka pun sama-sama kaget. Dan tertawa.
"Masa sih?" tanya Dinda memastikan pernyataan Bram. Laki-laki itu mengangkat alisnya.
Terlalu sulit dipercaya, Dinda pun mengabaikannya.
Malam hari, jam menunjukkan pukul 8. Seperti biasa, Dinda membuka telegram dan mendengarkan Lagu Tidur. Channel tersebut terhubung dengan sebuah grup chat bernama Acoustic.
Tanpa ragu, Dinda bergabung dengan grup itu. Anggota grup yang tidak seberapa ada disana. Tanpa ba bi bu Dinda menshare coveran dari channel tersebut.
Dinda memutuskan untuk menyapa Bram dengan salam. Tak disangka idolanya membalas sapaan tersebut dengan ramah. Hari berlalu, sapaan tersebut menjadi rutinitasnya. Mereka brcanda, membuat lelucon, hahaha. Saling mengenal satu sama lain dan voila! Tak diragukan lagi perasaan Dinda kepada sang idola semakin dalam.
Berbeda suasananya dikampus mereka hanya sebatas teman biasa. Bram berniat untuk mengundang Dinda langsung ke Event spesialnya. Yup, Event setahun channel Lullaby. Tanpa direncenakan, seusai mata kuliah terakhir mereka pun bertemu.
Laki-laki itu mencari sesuatu disakunya dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Selembar brosur mini yang berisikan "Konser Mini Lullaby".
"Jangan lupa datang ya. Undangan khusus buat spesial fans. Sengaja aku sediain hehe"
Dan Dinda kaget bukan main dalam hati dan kepalanya. Bagaimana tidak? Ia diundang langsung oleh idolanya. Dinda pun tersenyum dan berkata
"Insyaallah"
Undangan itu menunjukkan mini konser di Cafe yang tak jauh dari kampus. Dinda tertarik menghadiri undangan itu. Malam minggu. Ah malamnya orang kasmaran. Namun dia tidak peduli, dia hanya ingin melihat idolanya tampil didepan matanya.
