Dia Lagi

46 9 14
                                    

"Hah! Berisik sekali, kenapa kalian mengganggu acara bersantaiku?"

Cantika yang sedang bersandar di pohon terkejut saat terdengar suara entah dari mana asalnya

"kamu siapa? Keluar sekarang!" Pekik Cantika dengan nada yang bergetar takut

Puk!

"auwsh!"

Suara ringisan terdengar dari mulut Cantika saat sebuah ranting jatuh mengenai kepala Cantika yang otomatis ia mendongak keatas

Dan betapa terkejutnya ketika ia melihat Varo yang sedang bersantai sembari menatap dirinya

"A-alvaro, sejak kapan kamu ada di sini?" Tanya Cantika dengan nada bergetar takut kejadian yang sebelumnya diketahui oleh dia-padahal Varo sudah mengetahui semuanya

"Aku? Sejak saat pertama kali kau didorong kearah pohon ini dengan mereka," ujarnya santai, "Sungguh, aku hampir jatuh saat itu," lanjutnya dengan santai

Oh tidak! Varo sudah mendengar semuanya, Cantika sungguh malu dengan apa yang dialaminya sekarang

Cantika melihat Varo sedang berusaha untuk turun dengan perlahan dan hati hati

"Lu jangan liatin gue aja dong! Bantuin gue kek!" Kesalnya saat ia melihat Cantika yang asyik menonton dirinya sedang kesusahan

"Hehehe, kamu lucu, ya, kaya kucing, bisa naik tapi nggak bisa turun," ujar Cantika dengan senyum yang terukir di wajahnya

Varo yang melihat senyum itu tertegun, sangat cantik dan mempesona, kenapa biasa dia memiliki senyum yang semanis itu?

"Kak? Jadi turun tidak? Aku bantuin loh?"

Khayalan Varo buyar seketika saat mendengar suara lembut mengalun indah dipendengarannya

"A-ah ya," dengan hati hati Varo berpegangan di salah satu dahan yang kuat dan satu tangannya lagi meraih tangan mungil Cantika

Bruk!

"Ah! Akhirnya! Pohon brengsek! Nyusahin aja!" Dengan kesal Varo menendang batang pohon itu dengan sedikit keras

Saat sudah puas, Varo menengok ke arah Cantika, dan betapa terkejutnya ia melihat senyuman yang manis itu lagi

"Omaygat, you look so beautiful," gumam Varo

"Hah? Kenapa, kak?" Tanya Cantika yang tidak mendengar gumaman Varo

"Ah? Tidak ada! Makasih, ya, udah bantuin, gue pergi dulu, bye!"

Dengan langkah yang terburu buru Varo meninggalkan area tersebut meninggalkan Cantika yang setia melihat Varo sampai dia tidak melihat dirinya lagi di pandangannya

Dan seketika perasaan Cantika kembali sedih dan memutuskan untuk duduk di bawah pohon tersebut

"Sialan! Awas aja lu, Cantika! Lu bakal menderita di genggaman gue!"

...

Jam sudah menunjukkan waktu pulang sekolah, Varo seperti biasa menunggu jemputan di dekat gerbang sekolah

VARO & PERJUANGANNYA : DIROMBAK ULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang