Penguntit

45 8 8
                                    

Sudah seminggu yang lalu Balqis terus menerus mengganggu Varo, entah mengikutinya kemana saja, memberikan makanan, dan bahkan  selalu muncul dimana saja, sudah seperti penguntit bagi Varo

"Lu bisa nggak sih ga usah ngikutin gue terus?!" Varo sudah lelah harus diikuti oleh dia terus

Varo saat ini butuh waktu sendiri sekarang, tapi si iblis kecil ini malah muncul secara mengejutkan di depan Varo sembari memasang senyum yang diimut imutkan

"Varo, kamu mau ke mana?" Tanya Balqis dengan nada centil

"Mau apa?"

"Aku mau nanya, kenapa kamu terus terusan deketin si Miskin itu?" Tanyanya kesal sembari memasang muka cemberut

"Miskin? Yang lu maksud siapa sih?" Sebenernya Varo tau si 'miskin' itu untuk siapa, tapi Varo hanya pura pura tidak tau dan menurutnya sangat amat tidak sopan jika memanggil orang ssperti itu

"Kamu nggak tau atau pura pura nggak tau sih?!" Ujar Balqis, "Itu loh si Cantika!" Lanjutnya dengan tidak ikhlas menyebut nama itu

"Oh, dia, kenapa? gue nggak boleh deketin dia gitu?" Tanya Varo dengan santai

"Tentu saja, nggak boleh! Kamu milikku, hanya milikku!" Ujar Balqis dengan kesal

"Tapi gue nggak mau sama lu," ujar Varo, "Minggir! Menghalangi jalan!" lanjutnya dan dengan sengaja menabrak bahu Balqis sampai sampai Balqis terjatuh karna hilangan keseimbangan

Balqis menatap kepergian Varo dengan mata memerah menahan emosi, tangannya sedari tadi mengepal kuat

"Lu hanya milik gue, Mahardika Alvaro Ghaaizy, dan selamanya milik gue!"

...

"Eyyo bro!"

"Eyyo, Varo kita akhirnya disini juga,"sapa Valda

"Tumben nggak diikuti sama tuh makhluk," Ujar Queen sembari melahap baksonya yang baru saja datang tadi

"Udah gue usir, tenang aja"

Varo mendudukkan dirinya disebelah Valda, lalu mengambil makanan Valda dan memakannya sampai tuntas

Valda yang melihat itu hanya terdiam tidak bisa berkata kata, sampai akhirnya dia sadar dan terjadilah aksi kejar kejar

Queen hanya menikmati makannya, tak peduli apa yaang mereka buat, sudah lelah dia meladeni mereka berdua

Tapi, sepertinya kenikmatan yang rasakan oleh Queen langsung pudar saat dua orang itu tak sengaja menumpahkan baksonya

Dan tanpa berlama lama Varo dan Valda berlari keluar kantin, ngeri mereka sama Queen kalo lagi tenang abis itu diganggu

"VALDA! VARO!"

"MAAF GK SENGAJA, QUEEN!"

...

Hari sudah sore, kini Varo sedang duduk di salah satu kursi yang tersedia di Cafe, dia sedang menunggu seseorang yang dia ajak kesini

Varo yang bosan hanya memainkn handphone nya, menunggu orang itu datang

"Ka Varo, udah nunggu lama?"

Akhirnya dia datang juga

Varo menatap lekat Cantika, lalu menggeleng, "Tidak, baru saja nyampe"

"Maaf, ya, kak, tadi di jalan macet banget, mobilnya nggak bisa gerak sama sekali, dan akhirnya aku jalan,"jelas Cantika. Sebenernya dia tidak punya uang untuk membayar gr*bc*r itu, tapi Varo memaksanya dan membiarkan dirinya membayarnya

"Makasih, ya, kak, udah mau bayarin ongkosnya, nanti aku ganti," ujar Cantika sembari mendudukkan dirinya di bangku seberang Varo

"Nggak usah diganti, gue ikhlas kok, lagian duit segitu nggak bikin gue bangkrut," ujarnya menyombongkan diri

"Hehehe, iya juga sih," ujar Cantika sembari mengukir senyum di wajahnya, aku tau kamu kaya, tapi gak usah sombong juga dong, batinnya

"Oh ya! Silahkan pesan apapun yang lu mau, tenang yang bayarin gue kok!"

"Ah! Iya, kak, makasih!"

Setelah beberapa menit, pesanan mereka berdua telah tersaji di meja dengan apik, karna tak sabar ingin merasakan, Cantika langsung melahapnya sedikit rakus, liat saja kini bibirnya sangat belepotan

Cantika terdiam ketika tangan Varo mengusap krim dessert yang ada di bibirnya

Varo dengan telaten membersihkan bekas krim itu, dan setelah selesai Varo mengemut jarinya yang bekas krim tadi

Cantika terkesima dengan apa yang Varo lakukan, Cantika tak bisa berkata kata lagi

Uhuk..uhuk..

"Makanya kalo makan itu pelan pelan," ujar Varo, "Nih minum!" Varo menyodorkan minuman yang ia pesan tadi, dan diterima baik oleh Cantika

"M-makasih"

"Oh ya! Gue ngajak lu kesini cuman mau tau sesuatu," ujar Varo saat dia ingat tujuan awal untuk mengajak Cantika

"Mau tau apa, kak?"

"Lu masih dibully sama mereka?" Tanya Varo dengan nada serius

"Uhm, i-iya, kak," Jawabnya dengan gugup

"Seharusnya kalo mereka masih bully lu, lu harus lapor ke kepala sekolah, atau gak ketos, jangan malah diam aja," jelas Varo dengan nada kesal

"Sebenarnya gue risih banget sama Balqis, dia selalu ngikutin kemana pun gue pergi, bahkan dia suka muncul secara tiba tiba seperti dedemit," lanjutnya, "Kau tau kenapa dia mengikuti ku terus? Mungkin saja itu berhubungan denganmu"

"A-aku juga nggak tau, kak," ujar Cantika, "Uhm, sepertinya karna kaka yang suka deketin aku? Pasti dia salahpaham atas kedekatan kita berdua, padahal aku hanya ingin bertanya tentang klub vokal yang kebetulan kaka juga salah satu member di sana," jelasnya

Mendengar penjelasan Cantika, ada benarnya juga bahwa Balqis seperti itu karna dia terus menerus mendekati Cantika

Varo yang bingung hanya memijit pelipisnya, "Mari kita pulang!"

"B-baik"

...

"Terimakasih, kak, telah mengantarkan aku, nanti aku akan ganti semuanya!" Seru Cantika

"Hahaha, sudahku bilang, tidak perlu menggantinya," gemas Varo saat melihat tingkah Cantika

"Baiklah, sampai jumpa besok!"

Motor Varo melaju meninggalkan Cantika yang masih berdiri di depan gerbangnya, setelah motor Varo tak terlihat lagi barulah Cantika masuk ke rumahnya

Sepertinya, tanpa disadari oleh mereka berdua, ada seseorang yang sedari tadi terus terusan mengambil gambar mereka berdua sejak mereka singgah di cafe, entah apa maksud dan tujuan orang tersebut

"Awas kau Cantika! Aku akan pastikan kau menderita setelah ini!"

...

tbc.

VARO & PERJUANGANNYA : DIROMBAK ULANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang