Kami digotong menuju rumah Inumin, sebutan rumah panggung dimana mereka menempatkan para remaja untuk menerima donor cairan kejantanan ke dalam tubuh mereka.
Aku digendong depan oleh Teo. Katanya ini cara Pejantan Gunung mengantarkan anak remaja ke rumah inumin. Dada & perut kami saling bersentuhan. Tanganku melingkar di lehernya. Tangan Teo menahan kedua pantatku & kakiku dilingkarkan pada pinggangnya. Aku terangsang oleh otot perkasanya Teo & aroma tubuhnya yg sangat jantan.
Tanpa sadar burungku di dalam bahag mulai ereksi. Teo yg mmerasakan itu di perutnya melihat wajahku & mencium pipiku dengan hidungnya.
Sementara Reval yg memberontak kaki tangannya diikat dibambu & ditandu oleh dua orang lelaki. Posisi dia terlentang dengan tangan kaki terikat pada bambu terlihat seperti hewan buruan yang siap dijadikan santapan.
Rakyat Pejantan percaya untuk menjadi lelaki sejati seorang remaja harus menyerap sebanyak mungkin cairan kejantanan dari para lelaki perkasa di desa termasuk para Ksatria (tentara atau pasukan pelindung suku Pejantan). Menyerap bisa dengan cara menelannya ataupun disalurkan langsung ke usus lewat anus.
Setelah masuk ke dalam rumah, tangan & kaki kami diikat dengan tali dari pelepah pohon. Karena berpotensi kabur, Reval diikat lagi di tiang yang ada di tengah rumah. Sementara aku hanya digeletakkan saja di lantai oleh Teo. Di sana sudah ada 6 remaja lainnya yang sudah telanjang bulat. Rumah ini gelap tidak ada jendela. Hanya ada satu pintu & tiang di tengah.
Kami memohon kepada Teo & kepala suku agar tidak harus menjalani ritual ini. Reval yang berteriak terus menerus akhirnya ditampar oleh Teo. Ia berkata kalau tidak diam mereka akan menyunat burung Reval sekalian hari ini dengan pisau khas suku Pejantan yang terbuat dari batu & tulang hewan yang diruncingkan. Mendengar itu Reval langsung terdiam ketakutan.
Teo menghampiriku, dia mendekatkan wajahnya ke wajahku sampai hidung & dahi kami bersentuhan. Tangannya mengelus kedua pipiku. Ia menyuruhku untuk tidak khawatir & menurut saja pada setiap perintah yg diminta oleh siapapun para lelaki yang masuk ke rumah ini. Cara Teo berbicara & perlakuannya kepadaku membuatku merasa nyaman, aku tidak bisa jelaskan bagaimana perasaanku saat ini. Aku kedinginan karena tidak memakai baju, sedikit gemetar membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya namun juga senang bisa berkenalan dengan pemuda gagah perkasa & lembut seperti Teo.
Pintu dikunci & kami delapan laki-laki yang akan menjalani ritual pendewasaan ini ditinggalkan di dalam rumah panggung yang semuanya terbuat dari kayu. Tidak ada barang apapun di dalam. Hanya beberapa cahaya matahari yang menyelinap masuk lewat rekahan dinding kayu.
"Kita harus cepat kabur dari sini, gimana pun caranya" Ucap Reval yg berusaha melepaskan ikatan tangan & kakinya dari tiang.
"Lu ga liat itu di luar rame banget orang & prajurit mereka semua kekar-kekar, mustahil kita bisa lari dari sini. Udah lebih baik kita ikuti aja aturan main mereka, hormati budaya mereka supaya kita bisa cepat balik & dapat nilai A+ dari Pak Darto"
Suara derap langkah terdengar & pintu terbuka. Pintu ada di sebelah kanan depan rumah. Karena aku berada dekat depan pintu aku bisa lihat jelas satu pasukan prajurit suku pejantan mengantri untuk masuk ke dalam. Paling depan tinggi berbadan kekar dengan otot perut yg tercetak sempurna & otot biseps yang membuatku menelan ludah. Dari wajahnya sepertinya dia lebih muda dari Teo. Matanya tajam menatap kepadaku seolah ingin menerkam mangsa. Setelah ku berpikir kami lah disini sebagai mangsa untuk melampiaskan hasrat seksual para prajurit. Aku berusaha memalingkan pandangan darinya.
Prajurit itu menghampiriku. Teman-temannya di belakang mulai masuk mendekati satu persatu remaja di dalam rumah. Ada sekitar 15 prajurit yang masuk. Sementara jumlah kami yang akan memuaskan nafsu mereka hanya 8 orang. Berarti satu dari kami harus melayani dua prajurit. Membuatku mulai khawatir.
Aku terduduk bersimpuh di lantai kayu rumah ini masih memalingkan muka. Takut melihat matanya. Dia berjongkok di hadapan ku. Tangannya memalingkan wajahku supaya menatap balik matanya. Dia menyeringai. Jempolnya mengusap bibirku yang berwarna pink lembut. Dia berdiri kembali & mulai melepas bahagnya. Betapa terkejutnya, aku melihat batang kejantanannya yang sangat panjang menggantung setengah pahanya & itu masih dalam keadaan lemas. Aku sering melihat bokep para pria dengan penis sepanjang itu biasa keturunan Afrika. Tapi suku Pejantan ini lelakinya berkulit kuning & berparas Asia Oriental. Jarang aku lihat bokep Jepang, Korea, atau bahkan Asia Tenggara yang prianya punya penis sebesar itu.
Aku memalingkan pandanganku dari pemandangan indah sosok pria perkasa yang sudah telanjang bulat itu. Dia menjambak rambutku hingga aku mendongak manatapnya. Aku lihat lagi burungnya yang panjang itu kepalanya sedikit tertutup kulup & meneteskan air bening. Burungnya yang setengah tegang itu digesekkan ke bibirku. Aku menutup mata & mulutku rapat-rapat. Aku rasakan bau khas alat kelamin lelaki yang sedang birahi. Dia menampar pipi kiri & kananku dengan batang kejantanannya, sambil menyuruhku untuk membuka mata. Karena aku tidak kunjung membuka mata dia pun menampar pipiku dengan telapak tangannya yang besar. Dengan nada marah dia menyuruhku untuk membuka mulut.
Dengan satu tangan dia memegangi pipiku. Ibu jarinya menempel di pipi kiri ku & sisa empat jari lainnya di pipi kanan ku, berusaha membuka mulut ku hingga bibirku terlihat monyong seperti moncong bebek. Dia berbisik "Jangan kena gigi, atau mau kena tampar lagi?".
Tamparan lelaki itu tadi cukup sakit ku rasa perih di pipi. Wajahnya masih terlihat muda & imut tapi badannya perkasa & perlakuannya sangat mengintimidasi.
Kepala penisnya yang berwarna merah jambu itu mulai tersingkap dari kulupnya. Aku perhatikan pria suku Pejantan ini tidak ada yang disunat. Bentuk kulup itu semakin menambah seksi mereka. Kepala penisnya mulai ia masukkan ke dalam mulutku yang dipaksa terbuka. Lidahku mulai bertemu dengan kepala penisnya yang lembut. Tangannya menepuk pipiku berkali-kali isyarat untuk membuka mulut ku lebih lebar lagi agar burungnya bisa masuk lebih dalam lagi.
Aku terhentak ketika kepala penisnya menyentuh ujung kerongkongan ku. Sudah sejauh itu namun belum bisa melahap seluruh batang kejantanannya. Masih ada beberapa centimeter lagi tersisa. Dia terus memaksakan masuk hingga aku ingin muntah & keluar air mata. Mulut ku sudah penuh. Tapi pipiku ditampari lagi. Dia menyuruhku untuk menelan batang itu seutuhnya.
Dia memegangi kepala belakang ku menyodorkan mulutku agar terus menelan batang kejantanan nya yang panjang. Sambil berlinang air mata aku melihat ke atas wajahnya. Memelas & memohon untuk berhenti, namun dia tidak peduli. Wajahnya tersenyum penuh nafsu.
Dengan sekali hentakan, batang penisnya masuk ke dalam mulutku secara keseluruhan, tenggelam sampai menyentuh kerongkongan. Aku tak tahan ingin muntah, memberontak berusaha melepaskan kepalaku dari genggaman tangannya. Namun tidak bisa tanganku terikat & dia terlalu kuat. Aku lihat ekspresi dia keenakan hingga mendongak menatap langit-langit. Dia tetap menahan burungnya di dalam mulutku selama beberapa menit sebelum ia dikeluarkan.
Batang panjang itu akhirnya keluar, aku lihat batang itu lurus mengacung ke depan sudah diselimuti air liurku yang menetes. Dia masukkan lagi, kali ini dimaju-mundurkan. Aku kewalahan mengikuti ritme sodokan burungnya. Dia memcabut lagi batangnya & menampari pipiku dengan sangat kuat. Dia bilang jangan kena gigi. Aku kembali melaksanakan tugasku menghisap batang kejantanannya. Kali ini dia memompa burungnya dengan sangat cepat ke dalam mulutku. Tak lama dicabutnya & dia menampari ku. Dia membisikkan "Jangan kena gigi, ngilu anjing!". Aku hanya bisa mengangguk & mulai menghisap batangnya dengan berhati-hati supaya tidak berakhir ditampari lagi. Tanpa aku sadari Teo berdiri di samping ku berkacak pinggang.

KAMU SEDANG MEMBACA
KKN DI DESA PEJANTAN
Genç KurguMahasiswa ditantang oleh dosennya untuk KKN di salah satu suku terpencil yang masih melestarikan ritual kejantanan